Wajah Pangeran Hitam kembali tidak ekspresif ketika mengatakan, "Kamu telah mengaburkan masalah sebenarnya dengan menciptakan sebuah situasi komplit, dengan mengaduk rata antara kebohongan dan kejujuran dalam satu wadah. Kamu pikir aku tidak tau?"
Ze Ai Zima menelan air liurnya dengan susah payah, rasanya seperti menelan gandum. Ze Ai Zima memiliki wajah yang baik, saking baiknya ia dengan mudah menyembunyikan kejahatannya hanya dengan menunjukkan wajahnya. Tapi apa yang salah sehingga Pangeran Hitam bisa membaca raut wajahnya. Darimana ia tau kalau ia mencampur antara kebohongan dan kejujuran? Padahal Pangeran lainya saja tidak menyadari itu.
Pangeran Hitam benar-benar penuh ancaman.
Kepada siapa lagi Ze Ai Zima berlindung?
Yang paling berkuasa adalah Pangeran Hitam dan Pangeran Merah. Namun, kedua Pangeran ini lah yang mengancam keberadaannya saat ini.
Tentulah setelah ini, seluruh pangeran lain akan mendukung kedua saudara mereka yang paling berkuasa ini. Terlebih karena sebelum ini ia telah melakukan kesalahan yang memprovokasi mereka.
Tidak ada lagi alasan untuk melindungi Ze Ai Zima. Sungguh rasanya tidak nyaman. Ia seperti kembali ke Kerajaan Crocus.
Ze Ai Zima mundur beberapa langkah, menjaga jarak aman, tidak ingin terlalu dekat dengan Pangeran Hitam dan Pangeran Merah yang tampak mengerikan itu.
Merasa mendapat dukungan dari Pangeran Hitam, Pangeran Merah pun tidak ingin kehilangan kesempatan. Dengan secepat kilat dia menarik jubah Jingga yang dipakai Ze Ai Zima membuat tubuhnya refleks berputar dan terjatuh tepat dalam dekapan Pangeran Hitam.
Ze Ai Zima kembali tidak berbusana dalam sekejap. Pangeran Hitam memeluknya, menutup bagian depan Ze Ai Zima dengan dirinya.
Itu adalah penghinaan dan pelecehan.
Ia telah menyentuh Ze Ai Zima dalam keadaan paling genting.
Dalam tradisi kerajaan, seorang gadis yang sudah dilihat terlebih di sentuh oleh laki-laki dalam keadaan tanpa busana, sama halnya dengan memperkosa.
Dan untuk mengatasinya, mereka harus dinikahkan. Namun, apakah mungkin Ze Ai Zima menuntut pertanggung jawaban dari 7 pria sekaligus?
Tadinya ia berusaha melupakan kejadian gaun kabut yang diambil Malaikat Gozel. Namun kali ini, baik Ze Ai Zima ataupun Pangeran Pelangi, semuanya terkejut dan tidak senang dengan tindakan frontal Pangeran Merah.
Wajah Ze Ai Zima memerah, membuatnya semakin tampak merona. Ia merasa sangat malu dan terhina berkali-kali lebih rendah dari pada sebelumnya. Pangeran Hitam bahkan bisa mendengar degupan jantung Ze Ai Zima dan deru nafasnya yang mulai memburu.
Pangeran Ungu yang juga tak menyangka dengan kejadian ini segera menyerahkan kain warna warni kepada Pangeran Hitam.
Pangeran lainnya menatap Pangeran Merah dengan sangat tajam, mereka sama sekali tidak suka dengan cara yang Pangeran Merah gunakan. Meskipun mereka juga menginginkan jubah itu, mereka tidak pernah berpikir harus menggunakan cara yang merendahkan gadis kecil dihadapannya ini. Pangeran Merah balas menatap mereka dengan tajam, tak ada yang berani menegurnya kecuali Pangeran Hitam. Namun Pangeran Hitam hanya diam saja.
Entahlah, sebelumnya mustahil bagi Pangeran Pelangi untuk bersikap hormat kepada gadis kecil. Namun kepada Ze Ai Zima, tiba-tiba saja mereka kompak merasa iba dan tidak ingin menyakitinya.
Terkecuali Pangeran Merah.
Tanpa banyak izin, Pangeran Hitam melilitkan kain warna warni itu dari bawah ketiak hingga lutut Ze Ai Zima, dengan melingkarkannya secara vertikal.
Hasilnya tampak seperti gaun malam modern tanpa lengan yang ketat dan pas ditubuh.
Sampai Pangeran Hitam selesai melakukan aksinya, Ze Ai Zima masih tertegun malu. Bagaimana mungkin barusan ia membiarkan Pangeran Hitam memasangkan kain itu padanya.
Ze Ai Zima menggelengkan kepalanya tidak percaya, hal ini berlipat kali lebih biadab daripada sebelumnya.
Kejadian-kejadian yang baru namun ekstrim dalam kehidupan monoton Ze Ai Zima yang datang diluar dugaan ini membuatnya jadi sulit menguasai dirinya sendiri.