Chereads / Puteri Incaran / Chapter 14 - Jujur atau tidak?

Chapter 14 - Jujur atau tidak?

Ze Ai Zima menatap wajah Pangeran Pelangi satu per satu. Mereka tampak begitu tidak sabaran mengetahui siapa Ze Ai Zima sebenarnya.

Ya, apapun yang terjadi Ze Ai Zima harus berkata jujur sesuai apa yang diceritakan Malaikat Gozel padanya. Pangeran Pelangi mungkin bisa menerimanya apa adanya.

Ze Ai Zima menarik nafas seraya mengaku, "Aku memanglah manusia setengah dewa yang lahir dari rahim Dewi Pisflnes"

Pangeran Hitam memutar kepala Ze Ai Zima agar mendongak kepadanya lagi, "Ceritakan dengan lengkap!" tegasnya.

Wajah lugu nan polos Ze Ai Zima menatap Pangeran Merah dengan khawatir, "Tapi aku tidak percaya pada kalian. Aku takut kalian akan menindasku setelah tau siapa diriku, jadi, aku butuh jaminan"

Kelima Pangeran Pelangi saling pandang.

Pangeran Jingga kembali merasa iba akan tatapan mata Ze Ai Zima yang 'lemah lembut dan butuh pertolongan' itu. Rasanya ia ingin mengabulkan apa saja yang dibutuhkan Ze Ai Zima. Hanya saja, ia tidak bisa bertindak jika Pangeran Hitam sedang bertindak, lagian ia sudah mengatakan pada dirinya untuk tidak lagi bersikap baik pada cicitnya ini.

Pangeran Merah menertawakan Ze Ai Zima dengan nada mengejek, "Kamu butuh jaminan? Huh... Lebih baik kembalikan saja jubah Pangeran Jingga sehingga kami bisa membuat pelangi yang indah lalu meninggalkan mu disini bersama misi mu yang tak akan selesai itu"

Ze Ai Zima masih menatap Pangeran Hitam, "Kalian tidak akan tau caranya menyatukan warna kalian agar menjadi pelangi yang indah tanpa kuberi tahu. Percayalah padaku, aku benar-benar tau caranya. Aku hanya butuh jaminan"

"Jubah Jingga itu akan menjadi milikmu, dan kami tidak akan menindasmu. Aku yang bertanggung jawab" kata Pangeran Hitam dengan tegas, yang mampu membungkam Pangeran Merah yang paling kontra itu.

Ze Ai Zima tersenyum "Tapi, aku membutuhkan jaminan yang lain, bersediakah kalian menepatinya setelah keluar dari ruang hampa?" Ze Ai Zima berkata dengan sangat lembut, sangat cocok dengan penampilannya.

Pangeran Pelangi bahkan tertegun dengan kelembutan suara serak-serak basah Ze Ai Zima. Apabila ia berbicara selembut ini, suaranya terdengar semakin menggoda.

Pangeran Hitam tampak tidak terpengaruh dengan kelembutan suara Ze Ai Zima.

"Kamu mencoba mengelabuiku! Aku sudah memberi mu dua jaminan yang menguntungkan. Jika kamu keberatan maka aku akan mengambil kembali jubah Nila itu dan menindasmu disini? Apa kamu keberatan?"

Ze Ai Zima menggigit ujung bibirnya, merasa kembali tersudut. Sebaiknya ia mengikuti saja jalan main yang diberikan oleh siapa yang paling berkuasa.

"Baiklah. Aku akan mulai dengan menceritakan siapa diriku"

Pangeran Pelangi mendesah lega.

Ze Ai Zima kembali mengingat apa yang diceritakan oleh Malaikat Gozel kepadanya.

"Ibuku menikah sebagai istri pertama Kaisar Ze-11. Mereka kemudian terikat dengan kutukan King Lordest dimana Dewi Pisflnes tidak bisa hamil. Hanya ada 2 cara bagi Kaisar untuk memiliki keturunan, yakni bersetubuh dengan wanita lain atau membiarkan Dewi Pisflnes pulang dan Kaisar bisa menikah lagi. Namun mereka tidak memilih satupun dari pilihan itu dan justru sepakat memilih pilihan ketiga"

Pangeran Pelangi mengerutkan kening dengan heran, memangnya ada pilihan ketiga? Ze Ai Zima menatap Pangeran Pelangi seraya menarik nafasnya lebih dalam, ia sedang memikirkan sesuatu. Jujur atau tidak?

"Lalu, apa pilihan ketiga nya?" Pangeran Kuning tampak menjadi yang paling tidak sabar.

Ze Ai Zima menatap Pangeran Kuning "Orangtuaku meminta bantuan Lucifer untuk melepaskan kutukan King Lordest, karena hanya Lucifer lah satu-satunya yang bisa melepaskan kutukan itu"

Pangeran Pelangi terbelalak tak percaya, bagaimana mungkin Dewi kesayangan King Lordest bisa memberontak sejauh itu. Pangeran Merah tampaknya menahan emosi mendengarnya. Hal itu membuat Ze Ai Zima semakin takut untuk berkata jujur, meskipun Pangeran Hitam tetap terlihat tenang.