Chereads / Puteri Incaran / Chapter 13 - Apakah Harus Berbohong?

Chapter 13 - Apakah Harus Berbohong?

"Kini, giliran aku yang bertanya padamu"

Pangeran Hitam memandang Ze Ai Zima dari ujung kaki sampai ujung rambut tanpa berpaling sedetikpun, membuat Ze Ai Zima semakin ciut dalam hati.

Ia mengawasi setiap detail ekspresi Ze Ai Zima dengan sangat teliti, seolah tak ingin kelewatan apapun dari gerakan wajah Ze Ai Zima tanpa memperlihatkan itu padanya. Ketika Ze Ai Zima refleks menelan ludahnya, mata Pangeran Hitam memperhatikanya, ketika Ze Ai Zima menggigit bibir bawahnya menahan gentar, Pangeran Hitam pun memperhatikannya. Membuat Ze Ai Zima merasakan getaran tidak nyaman dihatinya. Bernafaspun jadi susah, berkedip pun jadi menakutkan.

Pangeran Hitam jauh lebih menakutkan daripada Pangeran Merah.

Tapi tetap saja, kedua Pangeran itu, telah bersikap lancang kepada Ze Ai Zima.

"Katamu, King Lordest mengutuk dewa dewi yang menikah dengan manusia agar tidak memiliki keturunan, tepat setelah peristiwa kami terjadi, bukan?"

Ze Ai Zima semakin merasa tidak nyaman, sepertinya ia sudah tau kemana arah pembicaraan Pangeran Hitam. Ia menyesali dirinya yang terlanjur mengungkapkan fakta sejarah kepada Pangeran Hitam tadi. Seharusnya ia biarkan saja mereka berbohong padanya tentang asal usul mereka di ruang hampa.

Sungguh, ia benar-benar tidak boleh melakukan kecerobohan apapun jika tidak ingin berurusan dengan Pangeran Hitam.

"Kenapa kamu diam, bukankah itu kebenaran yang kamu katakan tadi?" tanya Pangeran Hitam dengan penuh penekanan.

Ze Ai Zima mengalihkan pandangannya, mencoba menetralisir jantungnya yang berdegub kencang akibat Pangeran Hitam. Ia melihat Pangeran lainnya yang menatap dirinya dengan penuh ketegangan, tampaknya tidak ada yang berniat menolongnya dari Pangeran Hitam.

Pangeran Hitam sangat membenci orang yang tidak menatap matanya ketika berbicara, ia dengan tegas memutar kepala Ze Ai Zima agar menatap wajah dinginnya kembali.

Jantung Ze Ai Zima berdegub semakin kencang akibat tindakan tiba-tiba dari Pangeran Hitam, tadinya ia merasa lebih baik ketika Pangeran Hitam membiarkannya menunduk dan melihat arah lain, meski hanya sebentar.

Namun, kali ini Pangeran Hitam memaksanya harus menatap matanya, hanya matanya.

Hal itu membuat Ze Ai Zima semakin ciut, dan terpaksa mengangguk untuk mempercepat proses diskriminasi ini.

Pangeran Hitam tersenyum puas, ini adalah senyuman pertamanya setelah 499 tahun berlalu. Pangeran Merah bahkan terkejut karena senyuman itu, seolah melihat kejadian gaib.

Hanya Ze Ai Zima yang tahu artinya, ia tersenyum karena berhasil membungkam Ze Ai Zima dengan perkataan Ze Ai Zima sendiri.

"Kalau begitu anak siapa kamu sebenarnya?"

Duar...

Benar tebakan Ze Ai Zima.

Keenam pangeran lain pun baru tersadar.

Jika Dewi Pisflnes menikah dengan Kaisar Ze-11, bukankah seharusnya mereka terikat kutukan King Lordest, sehingga tidak akan memiliki anak. Namun, Ze Ai Zima mengaku anak Dewi Pisflnes dan Kaisar Ze-11, artinya hanya ada dua kemungkinan yang mungkin terjadi.

Pertama, Dewi Pisflnes telah berhasil menarik kutukan King Lordest. Itu adalah kabar baik sehingga mereka harus menghormati Ze Ai Zima.

Yang kedua, Ze Ai Zima anak dari Dewi Pisflnes dan Iblis. Ini adalah kabar paling buruk, karena mereka diharamkan untuk bersekutu dengan Iblis.

Pangeran Pelangi menjadi sangat tegang, siapakah sebenarnya cicit mereka yang serba putih ini?

Ze Ai Zima semakin panik, ini adalah pertanyaan yang menyulitkan dirinya. Dan sialnya, pertanyaan itu dimulai oleh dirinya sendiri, ia sendiri lah yang telah memasukkan dirinya didalam lubang singa.

Apabila Ze Ai Zima mengaku kalau dirinya adalah anak yang diberikan oleh Lucifer, dengan imbalan Dewi Pisflnes menjadi wanitanya Lucifer dineraka. Maka ia akan dibenci oleh Pangeran Pelangi. Mereka bisa semakin menindas dan menyudutkannya, bahkan memusuhinya ketika ia nanti tiba didunia lagi.

Padahal, Ze Ai Zima berharap ia bisa terus diperlakukan dengan baik oleh Pangeran Pelangi. Selama ini, Ze Ai Zima tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh orang asing, apalagi dianggap 'normal'.

Tapi, kenapa ia harus begitu gegabah untuk menyerang Pangeran Pelangi yang tadinya bermaksud baik kepadanya. Sungguh, sebenarnya ia tidak bermaksud begitu.

Ia hanya ingin tau kebenaran tanpa ada yang di tutup-tutupi. Hanya saja ia tidak tahu cara yang benar untuk mengungkapkannya karena selama ia didunia, ia tidak pernah bergaul dengan orang asing, tidak pernah menyelesaikan masalah sendiri dan tidak pernah diizinkan keluar dari istana.

Apabila ada keluhan sedikit saja darinya, Kaisar akan menyelesaikan permasalahan itu dengan menghalalkan berbagai cara. Itulah sebabnya Ze Ai Zima tidak terlatih mengatasi masalah sendiri dan tidak terlatih mengungkapkan maksud pribadi dengan cara yang baik dan benar.

Lihatlah sekarang, apa yang harus ia lakukan akibat perbuatannya sendiri?

Apakah ia harus berbohong untuk mengamankan posisinya?