Chereads / Puteri Incaran / Chapter 9 - Ciptaan yang Sangat Mengagumkan

Chapter 9 - Ciptaan yang Sangat Mengagumkan

Pangeran Merah melangkah mendekati Ze Ai Zima dengan aura diskriminasi alami yang ia miliki. Meskipun ia tampan, ketampanannya tak sebanding dengan aura jahat yang ia pancarkan, yang membuat siapapun akan menunduk takut kepadanya, bahkan untuk mengaguminya saja terasa menakutkan.

Ia sama sekali tidak peduli dengan perasaan orang asing dihadapannya, ia bahkan tidak terpengaruh apakah Ze Ai Zima berbusana atau tidak, apakah ia menggoda atau tidak. Baginya, saat ini adalah saat genting untuk menyelamatkan diri dari ruang hampa, bukannya saat untuk bersenang-senang dengan gadis kecil yang beratus-ratus tahun lebih muda darinya.

Ia mengangkat dagu Ze Ai Zima dengan jari-jarinya yang lentik. Namun, Ze Ai Zima dengan sengaja menahan kepalanya agar tidak terangkat. Ia terlalu malu!

"Lihat aku!" tegas Pangeran Merah yang terdengar seperti perintah yang tak bisa dibantah.

Hanya dengan dua kata saja, ia sudah berhasil membuat Ze Ai Zima semakin merasa tersudut.

Mau tak mau, Ze Ai Zima akhirnya mau mengangkat kepalanya dan menatap wajah jahat Pangeran Merah. Mencoba menekan rasa malu yang merayap dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seperti tersiram air dingin kutub utara yang membekukan. Malaikat Gozel sungguh menghancurkan harga dirinya.

Pangeran Merah tertegun menatap wajah Ze Ai Zima. Ia memiliki mata yang panjang dan besar diatas normal, seperti mata kartun, dan dihiasi dengan bulu mata putih yang lentik dan lebat. Alis matanya yang juga putih, terukir rapi ditempatnya. Kedua mata besarnya di batasi hidung mancung yang ramping, yang terpahat indah pada tempatnya.

Dan tepat dibawah relung kecil dibawah hidung itu, mencuat merekah bibir ranum yang sedikit terbuka alami. Bibir putih dan basah yang tampak memanggil jiwa-jiwa yang melihatnya.

Ketika ia duduk dan mendongak kepada Pangeran Merah seperti ini, keberadaan rambut keritingnya itu justru memberikan kesan lucu layaknya peri kecil yang menggemaskan.

Sama sekali tidak terlintas raut jahat diwajah Ze Ai Zima, tatapannya benar-benar sayu dan lugu seperti bayi baru lahir.

Ciptaan yang sangat mengagumkan!

Ze Ai Zima merasa tidak nyaman ditatap sedemikian intens oleh Pangeran Merah. Tatapan itu menjalar diseluruh wajahnya, sama sekali tidak menyenangkan.

Ini adalah perlakuan yang sangat lancang yang pernah diterima Ze Ai Zima dari pria asing. Sebagai Puteri Sulung Kaisar, Puteri satu-satunya yang menjadi anak kesayangan Kaisar, ia selalu diperlakukan dengan sangat terhormat oleh semua orang yang pernah menemuinya.

Pangeran Merah harus dihukum mati!

Andai saja ia berada di istana...

Namun ia disini sendirian, tanpa kekuatan. Hal terbaik yang bisa ia lakukan adalah menyesuaikan diri, sampai menemukan saat yang tepat untuk mulai menyerang.

Dalam hati, ia bersyukur karena memiliki rambut yang panjang, sehingga ketika ia duduk begini, rambutnya lah yang banyak berperan menutupi bagian penting tubuhnya. Sehingga tidak perlu repot-repot menahan malu yang bertambah banyak jika itu juga dipandang oleh Pangeran Merah.

"Siapa namamu!" tanya Pangeran Merah.

Ze Ai Zima tidak menjawab, ia hanya menatap Pangeran Merah dengan penuh kebencian, namun Pangeran Merah tidak melihat raut itu di mata Ze Ai Zima. Karena sekuat apapun Ze Ai Zima membuat wajahnya tampak jahat, semua itu tak akan berhasil, ia telah ditakdirkan untuk memiliki wajah yang tetap baik. Ia diciptakan secara khusus agar memiliki keindahan fisik yang unik dan luar biasa.

Tatapan itu membuat Pangeran Jingga menjadi iba, ia melihatnya sebagai tatapan 'lemah lembut yang butuh pertolongan'.

Ia salah menilai!

Pangeran Jingga segera membuka jubahnya, lalu memakainya pada Ze Ai Zima.

"Apa yang kamu lakukan?" bentak Pangeran Merah