Chereads / Puteri Incaran / Chapter 8 - Pertemuan Dengan Pangeran Pelangi

Chapter 8 - Pertemuan Dengan Pangeran Pelangi

Kepala Ze Ai Zima masih sakit. Namun ia berhasil tersadar dari pingsannya. Ia membuka matanya pelan-pelan, mengerjapkan mata besarnya berkali-kali, mencoba mengenali tempat dimana ia berada saat ini.

Pangeran Pelangi tertegun melihat iris hitam Ze Ai Zima yang sangat menggemaskan namun,

Aneh...

Iris itu terlalu besar untuk sebuah mata. Seluruhnya berwarna hitam kental termasuk pupil. Ia bulat sempurna sebesar lensa 7 inchi dan memenuhi matanya tanpa ada bagian yang ditutupi kelopak mata yang memiliki dua garis eyelid itu.

Penglihatan Ze Ai Zima masih blur sehingga ia harus mengerjap berkali-kali agar penglihatannya kembali jelas, dan betapa terkejut ia menyadari dirinya tiba-tiba berada di ruang abu-abu yang tak berujung ini. Ruang yang kosong melompong tanpa ada apapun di didalamnya, termasuk matahari yang paling dia takuti.

Ia merasa ia tidak terbaring dilantai permadani yang lembut, melainkan di lantai yang tembus seperti awan-awan. Entah bagaimana caranya ia bisa baring di awan tanpa jatuh dibawah.

Ze Ai Zima mengerjapkan matanya lagi, berusaha menetralisir penglihatan dan ingatannya. Kepalanya benar-benar masih sakit.

"Kamu berada di ruang hampa!"

Suara dingin Pangeran Merah benar-benar mengejutkan Ze Ai Zima.

Ze Ai Zima terkejut dan segera melihat kesekelilingnya, ternyata ruangan itu tidaklah kosong melompong seperti langit-langit yang ia lihat tadi, ternyata ia dikelilingi oleh 7 pemuda yang berusia sekitar 20 tahun.

Mata besar Ze Ai Zima semakin membesar ketika ia membelalakkan matanya. Ia segera duduk, namun gerakan tiba-tibanya itu membuat kepalanya sakit lagi.

Oh, Ze Ai Zima teringat, ia baru saja di buang oleh Malaikat Gozel di ruang hampa bersama 7 orang nenek moyang yang disebutkan Malaikat Gozel sebelumnya.

Tentu saja mereka tidak seperti nenek moyang, sama sekali tidak. Mereka tetaplah seperti pemuda yang sama seperti pertama kali mereka di buang diruang hampa, yakni pemuda berusia 20 tahun.

Ketujuh pemuda itu memiliki postur tubuh yang nyaris sama satu sama lain, yakni tubuh yang tingginya mencapai 185 cm, dan wajah tampan yang tidak biasa.

Menurut Ze Ai Zima, ketampanan mereka sangatlah aneh dikarenakan wajah tirus mereka itu mirip seperti patung poselen jepang, yang pucat dan tidak pernah berubah ekspresi. Ze Ai Zima tidak bisa menebak mereka orang jahat atau orang baik jika hanya melihat dari wajah mereka yang tampak jahat semua.

Namun yang pasti, mereka dulunya melakukan kejahatan juga seperti dirinya, sehingga mereka dibuang di ruang hampa yang sama.

Ze Ai Zima segera berdiri, namun ia semakin terkejut menyadari dirinya yang tidak berbusana. Ia bahkan baru menyadari kalau kabut yang menjadi gaun indah tadi sudah diambil kembali oleh Malaikat Gozel. Sungguh malang!

Mendadak Ze Ai Zima jadi takut dengan tatapan tajam dari Pangeran Pelangi. Ia kembali duduk dan memeluk dirinya sendiri.

Ia sangat malu, ini adalah pertama kalinya ia tidak memakaikan sesuatu untuk menutupi tubuhnya. Selama ini, tubuhnya selalu ditutupi berlapis-lapis kain mewah bahkan ketika mandi, hal itu dikarenakan Ze Ai Zima alergi cahaya, terutama cahaya matahari. Apabila kulitnya terkena cahaya matahari langsung, kulitnya akan melepuh.

Ruang hampa memiliki cahaya yang juga hampa, sehingga cahaya itu tidak berefek pada kulit Ze Ai Zima. Tapi meskipun begitu, tidak seharusnya Malaikat Gozel membiarkannya tidak memakai penutup tubuh dihadapan 7 pemuda dewasa!

Ia sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Malaikat Gozel, sekilas ia tampak menghangatkan dan baik hati, tapi ternyata ia licik picik dan tidak berperikemanusiaan.

Dalam hati, Ze Ai Zima merutuki dirinya yang patut dikasihani.