Dosakah aku..
Selesai sudah tugasku melaporkan papa ke POLISI , walau dengan derai airmata yang terus mengalir dipipiku . Tetapi air mata ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata kesenangan ...
Yaa.... aku senang melihat papa menderita , dan ini adalah awal penderitaan papa yang telah aku rencanakan , selama mama masih menderita selama itu pula papa pun harus menanggung penderitaannya.
Kulihat wajah Antoni diam diam , dibawah temaram lampu jalan, wajah Antoni menampakan kelelahan , tetapi dia tetap berusaha selalu ada buat ku , selalu ada disampingku , entah apa yang kurasakan dalam hatiku sesungguhnya terhadap Antoni , aku merasa sebenarnya tidak mencintainya , aku hanya menyenanginya , aku menghormatinya dan sedikit ada rasa sayang kepadanya. tapi , jika untuk mencintainya aku merasakan ketakutanku kepadanya.
Aku tidak mau seperti mama , yang terjatuh karena cinta. aku masih ingin melihat dan mencari apa arti dari mencintai .... aku harus belajar untuk mencintai diriku sendiri .
" Anjani kita mampir keresto depan itu yaa.. lo harus makan , nanti kalau lo sakit siapa yang akan jaga mama nanti ?" Antoni mengingatkan ku kembali untuk segera makan , karena niatan ku ke kantor POLISI sudah selesai sekarang.
Tatapan Antoni begitu teduh melihatku , dan rangkulan tangannya yang selalu ada di pundakku, membuat diriku nyaman bersamanya .
" Ok , habis itu lo antar gue kerumah sakit lagi ya.. gue mo jaga mama di RS , Lo nanti sama Oman balik aja, besok kan kalian musti sekolah "
Aku berkata seperti itu kepada Antoni karena aku ingin sendirian , aku hanya ingin berdua sama mama saat ini . dan kulihat wajah Antoni sudah benar benar lelah.
" Anjani , jangan berkata seperti itu lagi , gue sudah bilang sama lo , kalo gue musti jagain lo , dan gue sudah minta ijin sama bokap gue , dan lo tau kan...
bokap gue pun telah menyutujuinya , jadi dimana ada lo disitu gue akan menjaga lo ... ok sayang !"
Jawaban yang keluar dari mulut Antoni sesaat membuat ku merasakan aku adalah seorang perempuan yang paling special , mungkin membuat ku merasakan besarnya kepalaku , atau ngepink nya pipiku . kutatap mata Antoni yang sedari tadi menatap ku tanpa kedip .
" Antoni , terima kasih " hanya kata kata itu yang mampu keluar dari mulut ku .
karena aku tidak mengerti apa yang harus ku buktikan kepada Antoni , diriku tak mempunyai kelebihan seperti dirinya . Aku merasa bagaikan parasit untuknya.
" Oh iya , gue mo tanya Oman , dia sudah makan belom biar sekalian gue beliin dia "
Antoni tanpa ragu mengambil ponselnya dan segera menelpon Oman yang sedang menjaga mama di RS .
" yaa ...ok.. gue beliin lo nasi goreng special pake pete yaa buat lo , tunggu gue..jangan molor lo, entar gue balik kesono, lo dah molor lagi..... !"
Nasi Goreng pete itu jawaban Oman kepada Antoni , sebenarnya aku sudah tau , tanpa Antoni menelpon pun aku paham kalo itu adalah makanan favoritnya Oman dan dia selalu makan itu jika pergi kemanapun.
Oman ga akan hidup tanpa pete disisinya.
Malam ini kurasakan kepalaku rasanya berat sekali , pikiran ku penuh dan bercabang , aku memikirkan mama yang sedang dirawat , aku memikirkan papa , apakah yang kulakukan ini berdosa , aku memikirkan Antoni , apa yang harus kukatakan kepadanya , jika aku sudah berhutang budi terlalu banyak kepadanya.
dan aku memikirkan diriku , apa yang harus kulakukan selanjutnya untuk masa depanku.
Aku masih belum bisa mempercayai Antoni , karena aku tau , kita berdua masih menikmati jalan cerita kehidupan kita masing masing .
Saat ini Antoni bisa berkata kata manis dan mencintaiku , karena kita masih dalam lingkungan sekolah , tapi , jika nanti sudah kuliah atau bekerja , Antoni dan aku akan bertemu dengan beribu ribu wanita yang lain atau pun laki laki yang lain .
Apalagi Antoni akan mewarisi perusahaan papanya.
dia pun akan menjadi idola begitu banyak wanita ,
apakah mungkin rasa kesetiaan itu masih ada , rasa sayang dan cinta itu masih ada, aku tidak mau bersaing sama mereka hanya untuk memperebutkan Antoni .
" hiiiih ..... ogah amat " tanpa sadar kata kata itu keluar dari mulutku menyadarkan lamunan ku yang membayangkan Antoni.
" Anjani , lo pasti lagi mikirin gue yee " canda Antoni kepadaku . Wajah tampan Antoni benar benar menggodaku , serasa beruntung sekali aku memilikinya .
" Yeee.... Ge'eR loo , hahahahahaha.... " tawaku lepas menjawab Antoni .
Sesaat dia benar benar telah berhasil membuat ku melupakan sejenak rasa penat di kepalaku ini.
Ada tawa dan rasa bahagia yang Antoni buat untuk ku.
tapi.. jika aku mengingat akan papa...
Aku kembali dalam rasa ketidak percayaanku terhadap Antoni.
Aku tidak bisa mempercayainya dan aku takut terjatuh akan kepalsuan cinta yang dia berikan untuk ku.
Antoni adalah anak yang masih sekolah kelas 3 SMK , tetapi dia mempunyai pemikiran dan sikap yang sangat sangat dewasa . terkadang aku ingin bertanya kepadanya apakah kehidupan yang mengajarkan nya sehingga dia bisa menjadi seperti ini.
Sehingga papanya sendiri pun sudah percaya kepadanya dan paham sekali apa yang akan dilakukannya .
Awalnya aku berpikir dia itu adalah anak laki laki yang konyol dan tukang mengumbar cinta layaknya anak laki laki seusianya .
ternyata aku telah tertipu oleh tampangnya .
Dia yang kulihat dulu tidak sama dengan apa yang aku rasakan sejak aku mengenalnya dan bersama dengan nya.
Dia bisa konyol , tapi dia juga bisa serius , dia bisa baik tapi dia pun bisa menjadi penjahat .
apakah aku benar benar beruntung atau aku malah jadi buntung sejak mengenalnya.
" huuuuuufff " ku hela napas ku kembali jika aku berfikir tentang Antoni yang tiada habisnya.
" Hei nona tukang ngelamun ! sudah belom makannya.... ? ayok kita balik , kasian si Oman jangan jangan sudah almarhum dia karena kelaparan... hahahahahaah " Antoni mengagetkan lamunanku.
" Oh iya ....! ayok aku sudah selesai " buru buru ku gandeng tangan Antoni dan segera berlari menuju ke mobil yang ada di parkiran depan resto tempat kami makan tadi.
Beruntung resto yang kami singgahi tadi tidak begitu jauh tempatnya dari RS . kamipun sampai dengan waktu yang tidak begitu lama dan segera menuju keruangan ICU tempat dimana mama dirawat .
" Oman .. gimana mama ? apakah sudah sadar ? " tanyaku langsung kepada Oman "
dan hanya gelengan kepala dari Oman yang kudapat dari jawabannya.
" Ya , sudah ini , lo makan dulu , nanti malah sakit lo !"
Antonipun menyuruh Oman agar segera memakan nasi goreng petenya.
" Yaa.. thaks nih.. lo tau aja kalo gue dah laper hahahaha " Oman pun tanpa ragu langsung memakan dengan lahapnya .
Aku tidak tau dengan apa aku harus membayar budi baik mereka , karena mereka benar benar membantuku pada saat aku kesusahan .
" Man , lo mau gue antar pulang...? besok kan lo musti sekolah ?" tanya Antoni kepada Oman
" Udah ga usah bro ..! gue pake motor , lo jaga Anjani aja disini kasian dia..ga ada siapa siapa lagi yang jagain dia selain kita " jawaban Oman benar dan membuatku merasa sedih mendengarnya.
Ini semua gara gara papa !
Papa yang membuat semua ini jadi kacau berantakan.
Papa tidak pernah melihat pengorbanan mama sedikitpun . Papa terlalu sibuk dengan keegoisannya .
Janji janji manis papa kepada mama semua sirna setelah papa menikahi mama !
Itulah mengapa aku tidak mempercayai janji janji , karena Janji itu bagiku hanyalah sebuah kata kata yang keluar dari mulut berbisa .
" Sudahlah kalian berdua pulang aja , istirahat dulu , kalian juga harus sekolah besok , biar aku aja yang jagain mama disini , aku juga butuh waktu ingin sendiri an saat ini " Aku berkata kepada Antoni dan Oman
" Anjani , lo lupa apa yang gue bilang tadi ?" Antoni berkata dan menghampiri diriku yang sedari tadi berdiri memegangi kaca pembatas , melihat mama yang sedang tidur disana .
" Iya Anjani , lo jangan gitu , gue tau lo cewe yang kuat tapi saat ini lo ga bisa di tinggal sendirian " Jawab Oman kepadaku.
Akupun hanya bisa berkata dengan nada pelan
" Terserah kalian ..."
" Ya udeh , gue balik dulu ya.. besok gue balik lagi , besok gue suruh nyokap gue , ambilin baju buat lo ganti ye.." ujar Oman kepadaku
" Ga usah Man.... , besok biar gue pulang dulu gue juga mau liat liat keadaan rumah " jawab ku kepada Oman.
" Yaa ,...sudah , ok dech " Oman pun pergi meninggalkan kami berdua .
Mataku terus tertuju kepada mama yang sedang berbaring dia atas ranjang RS , ingin rasanya aku melihat mama dari dekat , ingin aku memegang tangan mama dan berkata
" Maa... aku sayang sama mama "
Air mataku mulai menetes kembali aku menangis dan merasakan kepedihan yang sangat dalam.
Antonipun menghampiri ku dia mengusap air mata yang jatuh dipipiku.. dia memeluk ku , tatapannya pun sama kepadaku , kami berdua melihat mama berbaring disana .
Tiba tiba Antoni pun berkata kepada mama ,
" Tante , saya Antoni , saya akan menjaga Anjani dan mencintai Anjani sampai saya menutup mata , saya mohon tante mengijinkannya "
Akupun langsung menatap wajah Antoni , karena tidak kusangka Antoni akan berkata kata seperti itu kepada mama . dan Aku yakin mama pun pasti mendengar nya . Tuhan..... kenapa dia melakukan ini ,ku bertanya dalam hatiku . saat bertemu papa diapun lantang berkata kepada papa tentang niatnya menjagaku , dan kini dihadapan mama diapun berkata kembali seperti itu.
" Anjani .... gue ga pernah main main dan tidak akan main main , gue memilih lo , bukan untuk sesaat tapi untuk masa depan gue " Antoni memegang wajah ku dan berkata dengan wajah yang begitu dekat dengan wajah ku... dekat dan semakin dekat dan dia mencium bibirku .
Aku tidak mampu untuk menolaknya karena rasa haru dan bangga akan kata katanya , atau karena aku membayar hutang budi ku kepadanya .
Ciuman itu terasa lembut dan hangat dibibirku .
aku tau ini ciuman pertama bagiku , tapi aku tidak bisa menolaknya .....
karena ciuman ini diberikan oleh laki laki yang selalu mengisi hari hariku , yang membuat aku merasakan bahagia dan nyaman untuk selalu bersamanya.
" Anjani , jangan marah yaa ...gue melakukan ini karena , gue sayang banget sama lo " kata kata Antoni dan pelukan Antoni kepadaku semakin kencang seakan akan dia benar benar tidak mau melepaskan diriku .
Dan akupun membalas pelukannya, sesungguhnya aku menginginkan pelukan ini, pelukan yang membuatku merasakan nyaman dan merasakan bahwa aku tidak sendirian.
========== °°° ==========