Chereads / Biarkan Mata Berbicara / Chapter 20 - Keputusanku...

Chapter 20 - Keputusanku...

Senyum Terakhir...

Waktu Telah menunjukan pukul 5 pagi , rasanya diri ini tidak tega jika harus membangunkan Antoni sepagi ini, karena aku tau , kurasa dia baru bisa tidur 3 jam yang lalu . Aku mencoba mendekatinya perlahan lahan ,

Kupandangi wajahnya yang tertidur pulas di bangku ruang tunggu , ku belai belai rambut nya perlahan , dan akupun tersenyum tidak bisa rasanya aku menipu diriku ini , jujur didalam hatiku , aku bangga mendapatkannya, siapa sih yang tidak mengenal Antoni , dia adalah cowok yang selalu jadi incaran setiap anak cewek disekolah , penerus tunggal satu satunya di keluarga nya , ternyata dia malah memilih ku dan dia menyayangiku dengan sungguh sungguh , sudah banyak perlakuan yang dia buktikan kepadaku , terkadang akupun jadi malu kepadanya karena dari awal dia bersama ku , hidupnya pun jadi berantakan , jam tidurnya menjadi kacau , sekolahnya pun jadi berantakan , semua ini karena dia selalu bersama diriku, dan ini semua terjadi karena begitu banyak permasalahan yang harus aku hadapi , dan dia selalu berusaha ada untukku .

Kulihat Antoni masih tertidur pulas , Aku mencoba untuk memberani kan diriku , kudekatkan wajah ku kepadanya , dan ku cium kening Antoni dan kubisikan kata ditelinganya .

" Antoni... terima kasih ... untuk semua ini "

Tiba tiba Antoni membuka matanya dan berkata kepadaku ,

" Anjani , jangan pernah untuk mencoba menjauh dari gue ya, berjanjilah ..." Suara Antoni mengejutkan ku , ternyata dia mengetahui perbuatanku.

Memerah rasanya muka ku ini karena malu kepadanya . Antoni memegang tanganku , tatapan matanya terus menatap ku , menunggu jawaban yang keluar dari mulutku ..

" Tuhan .... apa yang harus aku katakan kepadanya "

Aku bertanya dalam hatiku , dan berdoa agar aku tidak menyakitinya .

" Antoni , kamu tidak pergi kesekolah ? aku takut nanti papamu malah jadi marah kepada kita , aku takut Antoni ?" aku berusaha mengalihkan pembicaraannya .

" Anjani , tolong jawab gue dulu....."

Antoni terus menatapku meminta kepastian dariku.

Aku tidak bisa mengalihkan pembicaraannya . Agak susah jika Antoni sudah punya kemauan ,

Tekadnya keras bagaikan batu apa yang dia ingin kan harus dia dapatkan .

" Huuuuffff ....." ku hela nafasku , mencoba setenang mungkin mengahadapi Antoni. Aku tidak mau kata kata ada yang salah sehingga menyakiti hatinya.

" Antoni , Selama waktu mengijinkan kita selalu bersama , selama itulah aku akan selalu berada disisimu , menjalani kehidupan yang penuh dengan cerita baik suka maupun duka bersama mu "

Akhirnya Ku jawab pertanyaan Antoni , berusaha sebijak mungkin ku rangkai kata kataku karena aku tidak mau menyakitinya.

Antoni pun berdiri ,dia gandeng tanganku berjalan menuju kaca pembatas antara ruangan mama dan kami.

" Anjani , gue bersumpah , selama gue masih bernapas

gue akan menjaga lo dan nyokap lo "

Antoni merangkul dan mengucap kan kata kata yang sangat membuatku menjadi takut kepadanya.

Takut bila semua yang akan terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Karena keinginannya yang begitu besar bisa membuatnya menjadi senjata untuk menjadi jatuh dan rapuh.

" Antoni , kamu sekolah ya hari ini , jangan kuatir aku akan menunggu kamu disini ..." dengan senyum aku meminta Antoni agar pergi kesekolah.

aku tidak mau nanti dikeluarga Antoni menilaiku gadis perusak baginya .

" Ok , gue sekolah dulu , nanti pulang sekolah gue akan kesini lagi " jawaban Antoni sedikit membuatku tenang karena dia mau menjalankan apa yang terbaik baginya.

Antoni mencium keningku lalu dia pergi meninggalkan aku dan mama .

aku berharap hari ini aku diijinkan masuk melihat mama dari dekat , aku ingin mencium tangan dan kaki mama , aku tidak akan pernah meninggalkan mama lagi .

Saat ini penyesalan ku yang tiada akhir adalah pergi dari rumah meninggalkan mama , karena kupikir jalan yang kuambil adalah untuk menyatukan mereka berdua , dan hasilnya.....

adalah kebodohanku semata .

Kupandangi ponsel ku berkali kali , karena aku berharap ada kabar bagus dari pihak KePOLISIAN .

yaaa .... kabar penangkapan papa adalah hadiah dariku buat mama , karena tekad ku adalah membuat papa menderita seumur hidupnya.

Mataku , sudah tidak bisa melihat lagi , akupun merasakan kantuk yang amat sangat ,

" Hooooaaamm...., lebih baik tidur dulu sebelum mereka datang menjemputku " kantuk ku sudah tidak tertahan lagi.

Aku merasakan kepalaku tidur ditempat yang sangat empuk dan nyaman , tidak sekeras awal aku mulai menyandarkan kepalaku di bangku tunggu ,

Ku pindah posisi badanku , dan kubuka mataku ...

" Astaga..!! Antoni , kapan kamu datang " teriak ku kepada Antoni , mataku melotot kaget karena ternyata aku tidur di pangkuannya .

pantas kepalaku merasakan nyaman , ternyata dia menaruh kepalaku di pahanya , dan aku tidak merasakanya .

"benar benar seperti kebo aku tidurnya " gumam ku dalam hati.

" Hahahahahah... jangan kaget begitu , mata lo dah kayak liat hantu ! " ujar Antoni sambil mengernyitkan dahinya .

" Tadi gue liat lo terlalu lelah dan lelap , wajarlah karena lo tidak tidur semalaman , Ayo makan dulu , dari pagi lo belum makan tadi kan " Antoni benar benar memperhatikan ku , aku merasa tersanjung jika dia selalu seperti ini.

" Antoni antar gue pulang kerumah ya.., gue mau ganti baju dan ada yang mau gue cari disana "

kali ini aku meminta Antoni agar dapat membantuku , yaa... Keputusan ku kali ini sudah tidak main main lagi .

Aku merasakan dapat wangsit dalam tidur ku tadi ,

tetapi aku membutuhkan bantuan dari Antoni dan mungkin papanya Antoni juga.

tapi setelah aku melihat target ku yang pertama.

" Ada apa ? muka lo kok kayaknya serius amat "

tanya Antoni kepadaku .

" Nanti kalo sudah dirumah baru gue kasih tau "

ujar ku kepada Antoni.

Aku tau pasti Antoni penasaran , akan apa yang ingin aku kerjakan . tapi semua ini memang harus aku lakukan . karena jika tidak secepatnya , semua ini akan diambil papa .

Setelah selesai makan aku pun berkata kepada Antoni

" Antoni , ayuk kita pulang dulu .... karena aku takut keduluan papa nanti "

ku raih tangan Antoni agar segara mengantar ku pulang .

" Antoni , maaf kalo aku telat menanyakan ini kepadamu , tadi disekolah bagaimana ? UAS nanti bagaimana ? "

walaupun banyak masalah yang harus aku hadapi aku pun tidak lupa harus memikirkan UAS , karena itu adalah salah satu jalan menuju masa depanku .

" Anjani , rencana apa yang akan kamu mainkan saat ini ?"

pertanyaan yang keluar dari mulut Antoni ini sontak mengejutkan ku , kata kata Antoni sangat lugas dan tegas , ini semua karena dia sudah benar benar mengenal diriku , dia tau jika aku punya rencana yang baru .

" Pertama aku ingin lihat surat rumah ku , jika keyakinanku benar , maka rumah itu akan aku jual !"

ku jawab pertanyaan Antoni.

" Apa ....! "

Antoni pun terkejut mendengar keputusanku .

" Kenapa lo mau ambil tindakan ini , ada apa sebenarnya Anjani ? " Antoni meminta penjelasan dariku .

" Nanti setelah sampai dirumah , gue akan meminta bantuan lo " dengan tersenyum aku menjawab Antoni.

Perjalan pulang kerumah kali ini , sedikit agak was was bagiku , karena aku merasa Antoni membawa mobil dengan kecepatan tinggi . Entah apa dan kenapa sebab dia mengendarai mobil hingga seperti ini.

apakah dia ingin segera sampai dirumahku , atau karena dia berfikir keputusan ku ini sudah semakin gila karena terbawa oleh dendam , atau ada sebab yang lain yang ada dipikirannya kali ini....

Aku pun hanya bisa diam dan sesekali melihat ke arah Antoni , tidak ada sepatah katapun yang mampu ku ucapkan kepada Antoni selain menunggu hingga sampai tujuan , yaitu rumahku .

Sesampainya dirumah tanpa ragu aku berlari untuk membuka pintu dan berkata kepada Antoni .

" Antoni lo kalo mau minum ambil sendiri yaa..

gue mau mandi dulu habis itu bantu gue mengacak acak isi rumah ini ok ! "

" Anjani , lo tadi mimpi apa sih ? kenapa jadi seperti ini ?" aku melihat muka Antoni yang penuh tanda tanya terhadapku , membuat ku semakin senang bermain tanda tanya kepadanya.

Aku biarkan Antoni menunggu dalam kebingunan dan tanya dihatinya , mungkin dia berfikir , Anjani yang sekarang sudah semakin gila dan penuh dengan dendam . Akupun menjadi tertawa jika itu benar benar ada dalam pemikiran Antoni.

Sesungguhnya , Semua ini terjadi karena keadaan yang merubahku dan juga papa....

Papalah Orang yang pertama yang menjadikan ku seperti ini, dia mengajariku dengan tingkah laku dan perbuatannya .

Maka itu , semua ini hanya untuk papa , tidak akan ada lagi senyum dan tawa buat papa.

yang ada hanyalah kebencian dan amarahku kepada papa.

========== °°° ==========