***
Fania masih mencari lowongan kerja yang sekiranya sudah ada di beberapa rumah sakit. Namun, hingga kini tak satupun rumah sakit yang ia sambangi sedang membuka lowongan kerja bagi perawat. Peluh menetes di dahinya, panas matahari kian menyengat di siang hari saat ia sedang berjalan kaki. Kini langkah kakinya bergerak menuju sebuah cafe, disana sudah ada kedua temannya yang duduk menunggu dirinya.
"Eh Fan, capek ya?" tanya Mila temannya yang memakai jilbab abu-abu.
"Duduk dulu, Fan." Vika temannya yang memakai kacamata menunjuk kursi kosong disampingnya.
Fania segera duduk di kursi kosong itu, ia lalu mengatur nafasnya. Vika menyerahkan segelas es teh manis didepannya, langsung saja ia mengambilnya dan meminum minuman itu melalui sedotan. Kini, kerongkongan yang tadi kering kerontang sudah lebih baik dari sebelumnya. Dahaganya sudah terpuaskan, es teh manis itu pun tinggal setengahnya lagi lalu ia meletakkan kembali gelas dimeja. Vika yang disampingnya sedang asyik bermain ponsel dan Mila yang sedang sibuk membaca novel tidak menghiraukan Fania yang sedang menatap kearah mereka.
"Kalian udah nyari kerja belum?" Fania bertanya sambil sesekali melirik kearah teman-temannya. Vika yang terlebih dulu menatap Fania dengan sorot wajah yang lesu.
"Gue udah nyari, tapi tetep aja ga ada loker."
tatapannya kini teralihkan pada Mila temannya yang sedang menunduk lesu. Huft.. ia menghembuskan nafasnya pelan, kembali ia menatap jalan yang ramai dilalui kendaraan. Ia merasakan hampa yang begitu dalam. Bukan hanya masalah mencari pekerjaan saja, tapi ada masalah lain yang menghantuinya. Entahlah, semenjak ia bertemu kembali dengan teman masa kecilnya dulu. Ada hal yang ia pikirkan, dari cara Faisal menatapnya dan mengajak ia berbincang bersama mengenang nostalgia mereka ketika mereka masih sama-sama memakai seragam merah putih itu. Ia dan Faisal tidak berbeda jauh usianya. Ia mengenal Faisal, karena laki-laki itu sering datang ke rumahnya untuk mengajak abangnya bermain bersama. Namun, saat akan masuk SMA. Faisal lebih memilih untuk masuk pesantren dibandingkan sekolah umum lainnya. Dan sejak itu pula, Faisal sudah tidak lagi datang kerumahnya...