Calon Imamku episode 56
Rasa bahagia dan lega, nyaman dan merasa aman saat pria rupawan bermata safir ada di dekatnya. Bahkan seorang Menejer sampai harus meminta maaf padanya, sebenarnya jabatan sang Suami itu apa?
"Mas, kenapa Mas ada di sini? Wajah Mas masih terlihat pucat, Mas maksa ya keluar dari rumah sakit? Ni pasti karena Mas dapat kerjaan dari Tanvir lagi, Mas nggak usah kerja sama dia. Mas istirahat saja dulu, aku nggak apa-apa kok bantuin Mas kerja."
Zein mengalihkan perhatiannya pada sang Istri, dia bukan kerja pada Adiknya justu semua itu terbalik. Bukankah pagi itu gadis itu sudah dengar sendiri kalau Tanvir menjual saham padanya, itu artinya dialah pemilik perusahaan ZEM serta menjadi salah satu pemilik saham terbesar di ZTM.
"Sayang, kamu tidak perlu membantu Mas kerja. Insya Allah Mas masih sanggup nafkahi kamu, tapi memang hari ini ada rapat dewan direksi. Jadi Mas harus ikut, tapi tidak sekarang, sekarang Mas temani kamu dulu. Tadi kamu pasti takut bukan saat Menejer marketing itu membentak mu?"
Faeyza mengangguk, dia bahkan sampai gemetar. Matanya memperhatikan genangan air yang masih ada di lantai, air itu yang membuat sang Menejer terpeleset dan jatuh. Sekarang dia tidak tahu bagaimana cara membersihkan genangan air tersebut.
"Mas, aku bersihkan genangan air ini dulu ya? Maaf, sudah membuat tidak nyaman."
Zein tersenyum, dia kagum dengar sikap tanggung jawab Istrinya. Tapi menurutnya itu tidak perlu karena sekarang ia ingin bersama sang Istri, tidak masalah juga menggunakan ruang kerja pribadinya untuk berduaan, toh mereka sudah sah.
"Sayang, biarkan saja. Nanti Mas akan suruh orang untuk membereskannya, tidak akan ada masalah."
Pria itu menghubungi HRD secara langsung."Assalamualaikum, Indah. Tolong kamu suruh salah satu OB atau OG ke depan ya, di sini ada genangan air. Saya tunggu, secepatnya."
Ruangan HRD …
"Iya, Mas. Saya akan suruh salah satu staf OB untuk datang." Wanita cantik itu segera bangkit dari tempat duduknya setelah mendapat telpon langsung dari Owner, sekalipun pria itu terlihat lembut dan ramah tapi ketika ada pegawai yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik, pasti akan langsung mendapat teguran.
Indah pergi ke bagian kebersihan, di sana terdapat berbagai macam perlengkapan untuk bersih-bersih, ruang sebelahnya terdapat para pegawai yang sedang istirahat.
"Toni, syukurlah kamu di sini. Kamu segera pergi ke loby, Mas Zein ada di sana. Kamu harus ingat, dia itu Owner ZEM. Dia sabar tapi tegas, segera bawa alat pel. Jangan terlambat."
"Baik, Bu. Saya ke loby sekarang." Toni segera mengambil alat kebersihan lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Indah mengangguk, setelah itu dia membalikkan tubuhnya lalu meninggalkan ruangan itu juga.
Di loby …
Toni berjalan cepat menghampiri Boss besarnya itu, hanya saja pandangannya tertuju pada Faeyza. Gadis itu kenapa berdiri di depan sang Owner dan terlihat sangat akrab, bukabkah dia juga seorang OG, harusnya membersihkan genangan air itu.
"Pagi, Mas."
Zein mengalihkan perhatiannya pada pria berseragam OG tersebut."Mas, tolong bersihkan genangan air ini ya? Tadi Istri ku tidak sengaja mengepel seperti ini, Mas tidak keberatan bukan?"
Toni terkejut, dia menundukkan kepalanya dan mengangguk. Hanya saja dia tidak menyangka kalau Faeyza adalah Istri dari Owner ZEM, itu artinya ia harus bersikap baik pada gadis itu dan tidak membuat masalah. Jadi kalau ada apa-apa bisa dibantu untuk berbicara dengan Suaminya.
"Tidak kok Mas, saya tidak keberatan sama sekali."
Faeyza merasa tidak enak hati pada Toni, seharusnya ini adalah pekerjaan dirinya tapi malah dialihkan pada pria itu.
"Kak Toni, aku minta maaf ya? Sebenarnya aku tidak bermaksud untuk membuat kakak repot."
"Tidak kok, tidak apa-apa. Kalau begitu biar aku bereskan semua ini," balas Toni, tidak mungkin bukan akan bilang sangat keberatan di depan pemilik ZEM.
Zein tersenyum, ternyata para pegawainya sangat ramah terhadap istri tercintanya."Sayang, apapun yang Tanvir katakan itu, jangan dimasukkan ke dalam hati. Mas ingin kamu hanya fokus pada kuliah mu,"
"Tapi, Mas. Aku adalah salah satu pegawai ZEM, aku tidak boleh makan gaji buta," balas Faeyza merasa tidak enak kalau harus tidak profesional.
"Sayang, saat kamu daftar kerja, kamu belum menjadi Istri Mas. Sekarang kamu adalah Istri Mas, apa yang jadi milik Mas, itu juga milikmu. Apa perlu Mas berikan kamu saham di perusahaan ini? Kamu boleh kerja apapun, tapi utamakan kuliah mu. Di sini kamu boleh mengambil pekerjaan di bagian apapun, tapi sekali lagi, lakukan itu hanya untuk kegiatan saat kau senggang," jelas Zein lembut.
"Artinya aku makan gaji buta dong Mas? Yang lain nanti akan iri, mereka akan berfikir kalau Mas itu berat sebelah dan lebih sayang aku," kata Faeyza tidak setuju ucapan Suaminya.
"Memang Mas sayang kamu, Mas hargai mereka sebagai karyawan. Tapi Mas sayangi kamu sebagai Istri, Mas tidak anggap kamu pegawai di sini. Kalau memang Mas anggap kamu pegawai seperti yang lain, sudah pasti Mas akan suruh HRD untuk memberikan sp 1 untuk kamu. Sayang, Mas itu tidak suka ada pegawai yang tidak kompeten, karena sebelum diterima di sini, calon pegawai harus melakukan beberapa tes dulu. Sudah, kamu jangan pikirkan apapun. Ayo ikut, Mas. Kita ke ruangan Mas, biarkan Mas Toni kerjakan ini dengan baik." Zein tahu kalau sekarang gadis itu lagi kesal dengan dirinya, tapi ia memang jujur apa adanya. Sangat berbeda antara pegawai dengan Istri, ibarat kata, Faeyza di kantor hanya untuk bermain juga tidak masalah yang penting tidak merusak properti atau membuat masalah besar.
Gadis itu hanya bisa menuruti perintah sang Suami, sekalipun hatinya merasa sangat tidak puas karena pria itu ternyata tidak pernah memperlakukan dirinya sebagai seorang pegawai. Tapi kalau dipikir ulang apa yang keluar dari mulut Suaminya itu adalah benar semua, ia hanya perlu fokus pada kuliahnya, sekarang dia sudah memiliki seorang Suami yang tajir bahkan seorang Miliarder. Pria itu juga tidak perhitungan sama sekali, jadi mungkin dirinya tidak perlu kesal lagi.
Faeyza memeluk lengan sang Suami manja, tentu saja apa yang dilakukan itu menjadi pusat perhatian seluruh karyawan. Bagaimana tidak, satunya mengenakan seragam OG dan satunya mengenakan mantel panjang dengan harga tidak murah.
Ada perasaan bangga juga, ternyata menyenangkan kalau menjadi Istri orang kaya, tidak dihina apa lagi direndahkan.
"Mas, kita mau kemana si? Apa ke ruangan CEO? Artinya ke Ruangan Tanvir."
"Tidak, kita keruangan ku. Biasanya Mas suka di sini kalau lagi tidak ada pekerjaan di rumah, CEO Mas yang dulu selalu datang ke rumah untuk melaporkan sesuatu yang terjadi di perusahaan. Mas jadi merasa tidak enak, karena itu Mas datang kesini seminggu sekali, atau sebulan sekali. Mas mengadakan Meeting bersama para pegawai Mas yang Mas angkat jadi CEO, karena perusahaan Mas tidak hanya di Indonesia. Satu persatu dari mereka akan memberikan laporan hasil kerja di perusahaan yang mereka pegang, sekalian Mas juga ingin mereka tidak ada saling singgung menyinggung," jawab Zein sabar, bagaimana pun juga dia menikahi seorang wanita dari status sosial rendah, tidak akan tahu urusan bisnis.