Panah Perak__6th Part
Beberapa menit kemudian Eginhard telah berjalan di belakang Erich Harbyn bersama prajurit lainnya yang berpakaian serba hitam. Tak ada satupun yang tahu bahwa seorang raja yang paling ditakuti berada di antara mereka. Bahkan Erich sang Kepala Prajurit pun tak menyadarinya. Di balik penyamarannya, Eginhard terlihat tak ada bedanya dengan seluruh prajurit yang saat itu telah tiba di alun-alun kastil. Hanya ikat kepala yang menutupi simbol di dahi pria tersebut yang menandakan bahwa dia bukanlah prajurit biasa.
Semua prajurit kemudian berbaris rapi mendengarkan arahan dari Raja-Muda Devian Argus yang akan memimpin misi ke wilayah Alcander pagi itu. Eginhard yang berada di sisi kiri alun-alun tampak tenang meski prajurit yang berada di sekelilingnya, membuat pria itu tidak fokus pada isi ceramah Devian. Sementara di sisi kanan, berbaris rapi prajurit dengan zirah perak dan jubah berwarna hijau yang melambai seiring tiupan angin. Mereka membawa sebuah perisai dan pedang besar sebagai alat perlindungan, sedangkan prajurit berpakaian serba hitam yang dipimpin oleh Erich, hanya menggunakan sebilah pedang melengkung yang disebut sebagai katana.
"Prajurit dari Legiun Seiryuu memang berbeda," komentar seorang prajurit yang berbaris di depan Eginhard. "Aku justru mendengar bahwa mereka tidak lebih hebat daripada Pengawal Kelas Senior yang selalu melindungi anggota keluarga kerajaan," temannya menjelaskan. "Tapi kekuatan mereka juga tidak bisa diremehkan. Beberapa di antara mereka tidak hanya menguasai ilmu pedang dan pertahanan perisai, tapi juga ada yang berprofesi sebagai magus, archerias, alkemis, bahkan asassin alias pembunuh bayaran."
"Devian mempekerjakan pembunuh bayaran?" Eginhard mengernyitkan dahinya sebelum bertanya pada prajurit yang berdiri di sebelah kirinya, "Lalu bagaimana dengan posisi kekuatan pasukan kita? Apa kita lebih lemah daripada anggota Legiun Seiryuu?"
"Kita berada langsung di bawah komando Kepala Prajurit, yang menandakan bahwa kita ini prajurit elit. Tugas kita adalah menyusup ke wilayah pertahanan lawan dan menghabisi pemimpin pasukan mereka secara diam-diam. Kita bekerja secepat angin dan selembut bayangan. Kita ini kartu As untuk Kerajaan Axton. Jadi posisi kita jauh lebih tinggi daripada mereka," jawab prajurit itu dengan penuh percaya diri.
"Secepat angin apanya?" Eginhard membatin. "Menjadi selembut bayangan berarti profesi mereka di luar kastil adalah pencuri." Pria itu kemudian menepuk jidatnya sendiri. "Jadi ini yang dilakukan Devian selama ini? Mengumpulkan orang-orang berbakat di seluruh penjuru negeri dan melatih mereka menjadi kumpulan pasukan berani mati. Dibandingkan posisi Putra Mahkota, menjadi raja sungguhan sepertinya bisa membuat bocah itu menyadari beban dan tanggung jawabnya. Entah kenapa semua orang berpikir dengan menjadi seorang raja maka segalanya akan menjadi mudah.""
Eginhard tiba-tiba mengejutkan semua prajurit dengan berteriak, "Aku punya ide."
***bersambung ke part berikutnya