Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 51 - Selalu Memahami nya

Chapter 51 - Selalu Memahami nya

Weekend sudah lewat, waktunya kembali beraktivitas. Jam menunjukkan pukul 06.50, Kirana sudah bersiap begitu juga Raka. Namun ketika Kirana akan menstarter mobil nya ternyata tak bisa. "aduhh, kenapa nih mobil" gerutu Kirana. Kirana mencoba beberapa kali namun hasil nya tak bisa mobil nya mogok.

Kirana dan Raka kembali turun dari mobil, Dia masuk kembali ke dalam rumah nya. "lohh, Kii belum berangkat?" tanya ibu nya yang melihat Kirana kembali masuk kedalam rumah nya. "mobil Kirana mogok Bu, ini mau pesan taksi online aja" jawab Kirana seraya membuka aplikasi di handphone nya. "ohhh" sahut ibu nya singkat. Kirana yang sedang sibuk mencari taksi online menghabiskan waktu beberapa menit karena kebanyakan sudah di booking.

Sementara sibuk dengan handphone nya , Kirana dan ibu nya beralih ke sumber suara dari arah pintu masuk.

"assalamualaikum" ucap sang tamu.

"waalaikum Salaam,,, papa" ucap Raka.

itu Farhan yang datang untuk menjemput Raka seperti biasa. "Raka sudah siap, maaf yaa papa terlambat" sahut Farhan. "iyaa, paa" jawab Raka. "Farhan sudah sarapan?" tanya ibu Kirana, "sudah Bu" sahut Farhan "ya sudah Bu, saya sama Raka jalan dulu yaa Bu" pamit Farhan. "ehh , tunggu Farhan" teriak ibu nya. "Kii, kenapa kamu nggak ikut Farhan aja sekalian" ucap ibu nya yang membuat Kirana sedari tadi mengabaikan Farhan kaget nya bukan main. Dia sontak saja langsung membuka lebar matanya tak percaya dengan apa yang baru saja di ucapkan ibu nya. Melihat reaksi Kirana ibu nya tak gentar dia malah menambah kan. "mobil kamu kan mogok, nunggu taksi online kamu bisa terlambat kekantor" tambah ibunya. Kirana semakin membesar kan matanya dia tak percaya ibu nya akan mendorong nya ke dalam jurang. "kamu nggak keberatan kan nak Farhan?" kali ini ibu nya menuju ke Farhan. Tentu saja Farhan sangat senang, namun dia memilih diam dan memandang ke arah Kirana. Dia dapat melihat ekspresi penolakan Kirana atas omongan ibu nya. "saya tidak keberatan, kamu bisa duduk di kursi penumpang saja , dan saya janji tidak akan membuka obrolan apapun" ucap Farhan. Baginya melihat wajah Kirana dari dekat saja itu sudah membuat nya bahagia. Kirana tertegun mendengar ucapan Farhan. Dia melunakkan ekspresi nya namun belum lagi menjawab ucapan Farhan. "ayoo Kii, Raka, kamu, dan Farhan bisa terlambat" ucap ibu nya seraya menarik Kirana. Kirana dengan enggan mengikuti keinginan ibu nya, meski yang dikatakan ibu nya benar.

Raka sudah berada didalam mobil Farhan duduk di kursi depan. Farhan membuka kan pintu belakang untuk Kirana. Kirana masih berdiri diambang pintu rumah nya. Antara 'iya atau tidak' namun belum lagi mendapatkan jawaban dari diri nya sendiri ibunya kembali mendorong nya, "udah Kii, cepetan" ucap ibu nya seraya mendorong Kirana dan kini dia tepat berada dihadapan Farhan, mata mereka pun saling mengunci, dengan menarik nafas panjang Kirana pun masuk kedalam mobil Farhan. Farhan menutup pintu mobil nya dengan pelan seolah seorang Putri yang berada didalam nya. "Bu saya permisi, assalamualaikum" pamit Farhan, "waalaikum Salaam" jawab ibu nya dengan perasaan bahagia, dan senang sehingga menampilkan senyum yang sangat lebar.

Didalam mobil hanya Raka yang bercerita dengan Farhan, Kirana hanya diam dan sesekali tersenyum pada Raka. Sampai mereka tiba di sekolah Raka. Farhan dan Kirana turun untuk mengantarkan Raka. Raka sangat bahagia, Raka langsung meraih tangan Farhan dan Kirana kini Raka berada ditengah- tengah mereka, Kirana terkejut dengan yang dilakukan Raka , tapi tak mungkin dia menarik genggaman anak nya itu "ayok ma, paa, antar Raka masuk, Raka mau kasih lihat sama teman teman Raka, kalau Raka juga kaya mereka" sahut Raka. 'jlebbbbbb' sebegitu ingin nya kah Raka seperti ini hati Kirana benar benar seperti tersambar petir mendengar ucapan anak nya,dan ini bukan pertama kalinya Raka terus berkata 'ingin seperti ini, ada mama ada papa', hati Kirana perih mendengar ucapan anaka nya. Raka dan Farhan melangkah maju namun Kirana masih dengan pikirannya. "Kii," tegur Farhan dan menyadarkan Kirana, melihat Kirana menatap nya Farhan kembali berbicara "demi Raka" ucap nya tulus, Kirana melihat ke arah Raka, tentu saja sebagai ibu melihat senyum anak nya adalah diatas segalanya, dia pun melangkah dengan sebuah senyuman.