Chereads / Fell in LOVE with a CRIMINAL / Chapter 36 - Perasaan Arthur

Chapter 36 - Perasaan Arthur

-Keesokan harinya-

Earl menatap hasil otopsi mayat pria di tangannya. Beberapa menit setelah ia melihat tubuh pria itu dengan tiga peluru melubangi dadanya.

"Dasar tidak berguna," maki Earl membanting dokumen otopsi itu. Ia berjalan keluar ruang mayat menuju ruangannya.

Pagi ini mood Earl sangat tidak stabil. Ia melewatkan sarapan dan bergegas ke kantor pusat karena mayat tidak berguna itu. Ketika ia sampai di ruangan dengan Finni yang tengah merapikan kerah seragamnya. Hari senin waktunya untuk apel pagi. Earl menghempaskan tubuhnya di sofa dan menatap Finni membosankan.

"Apa kegiatanmu hari ini Earl? Aku melaporkan pada Ricard seperti biasa," Finni pun menuju konter kopi ketika Earl berdiri dan merapikan meja kerjanya.

Kapan terakhir kali ia membereskan mejanya? Sepertinya pemilik sebelumnya tidak pernah membersihkan mejanya.

"Entahlah. Aku masih perlu menangkap beberapa anak buah Arthur lagi. Kau tahu? Penyeludupan senjata ilegal disini benar-benar ancaman. Propaganda dan sindikat pemberontakan bisa saja terjadi sewaktu-waktu," Earl menyalakan komputernya.

"Hey, Earl? Kemarin aku tidak sengaja mendengar seorang wanita bercerita panjang lebar di mini market. Kau tahu? Dari inti cerita yang aku dengarkan, distrik Z sarang kriminal. Beberapa orang meninggalkan distrik Z untuk kabur dari serangan kriminal disana. Menurutmu, dengan isu itu, apakah tidak memungkinkan untuk Arthur memulai di distrik itu?" Finni meletakkan kopi di meja Earl dan meminum kopi miliknya. Earl menggelengkan kepalanya.

"Jika aku punya kerabat disana, akan mudah aku menetap beberapa hari penyelidikan. Tetapi disana hanya sebuah distrik kecil, hanya ada beberapa hotel untuk menginap. Kecil kemungkinan aku bisa bertahan sehari disana tanpa ketahuan aku seorang militer," Earl menyesap kopinya ketika Tom datang dengan wajah segarnya.

"Hm. Lagipula baru spekulasi saja. Jika memang benar terjadi pemberontakan, lebih mudah lagi mendeteksinya lewat media,"

"Hey, hey. Jangan membahas hal yang tidak mengenakkan di waktu pagi, Ok? Itu cukup untuk membuat sial sampe pagi berikutnya," Tom meletakkan satu kotak sarapan untuk Earl.

"Apakah kau sudah mencari tau tentang informasi yang ku dapat?" Tanya Earl sembari memulai sarapannya. Tom menggelengkan kepala aneh.

"Terkadang aku tidak mendapatkan apa-apa setelah seharian meretas. Semakin sulit mendeteksi, kemungkinan Arthur menunggu sesuatu yang besar untuk bertindak. Mungkin..." kata Tom tidak yakin.

Earl pun berpikir. Sesuatu yang besar? Tetapi apa itu? Apa mungkin Arthur benar merencanakan pemberontakan diwaktu dekat ini.

"Semakin hari semakin banyak hacker luar yang mencoba menerobos sistem militer. Sepertinya mereka mulai menyadari sesuatu, Earl. Aku melawan lebih dari dua puluh peretas semalam. Dan lebih gilanya mereka mencoba bermain-main di area depan gerbang utama,"

Earl mengerutkan alisnya. Sudah sampai ke tahap ini, tidakkah mereka terlalu berlebihan?

"Aku akan meminta Ricard melakukan pembersihan di area depan," jawab Finni langsung menulis ke catatannya.

"Tambah penjaga gerbang. Banyak kegiatan di pagi ini. Acara pesta ulang tahun ibu negara yang pertama ini menjadi sorotan sekarang, banyak personil kita lalu lalang melewati gerbang, kemungkinan mereka menyusup ke dalam besar sekali," Finni mengangguk.

-Di lain tempat-

Apakah pekerjaan Arthur ketika pagi hari di hari senin? Seperti biasa, ia akan hadir di kantornya dan duduk mengetik sesuatu menyelesaikan pekerjaan. Tetapi lain kali ini. Ia hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tengah berbaring di atas luxury bednya dengan mata yang merah tak terpejam.

Arthur menderita insomnia gila-gilaan karena semalam. Kau tau? Ini pertama kalinya Arthur di cium oleh seorang wanita. Seumur hidupnya ia tidak berbaur dengan wanita, dengan ibunya sekalipun. Namun ketika pertama kali ia bertekad menemui Earl. Diluar dugaan, kesan pertama yang Arthur temukan dari Earl bisa menariknya hingga sejauh ini.

Jason pernah sekali membiarkan seorang wanita mendekati Arthur, namun siapa yang sangka Arthur malah dengan kejam membunuhnya karena kelancangan wanita itu berjalan mendekat hingga radius satu meter di depannya. Jason sangat tahu, jika seorang wanita sekali melihat Arthur, pasti akan langsung bertekuk lutut menyembah ketampanan Arthur. Dan berbeda dengan Earl. Ketika wanita itu berkali-kali menampar wajah Arthur dengan lidahnya yang tajam.

Arthur telah tertarik pertama kali dengan Earl ketika kecelakaan kali itu. Sebenarnya bahkan tidak tahu jika hari itu Earl ditugaskan untuk hati pertama mencari keberadaan Arthur dari desas desus. Dan itu pula Earl yang menarik tangannya tanpa aba-aba hingga Arthur tidak sempat bereaksi. Dan begitu melihat sosok wanita yang menolongnya itu, sosok Earl yang cukup membuat Arthur tertegun. Dan di hari berikutnya membuat Arthur sangat senang sekali bermain kucing-kucingan dengan Earl hingga lima tahun lamanya. Menumbuhkan perasaan yang kuat hingga saat ini.

Arthur tersenyum kecil. Efek dari sisi romantis Earl bisa sampai sejauh ini reaksinya. Sebenarnya Arthur tidak tahu apa maksud dari ciuman itu. Karena sangat tidak mungkin jika karena untuk sebuah gaun yang dibelinya. Terlebih ketika wajah memerah Earl yang ia lihat dengan jelas. Arthur menyukai wajah itu. Sangat menyukai reaksi lucu Earl.

Arthur menyibakkan selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi. Bersiap untuk ke kantornya.

"Jason. Siapkan reservasiku di pesta ulang tahun istri Presiden minggu depan. Aku ingin hadir disana,"

"APA?" Jason langsung bangkit dari tidurnya. Berjalan ke meja kerja Arthur dan menatap Arthur tajam, sedangkan disana Arthur menatapnya dengan tatapan serius.

"Yaa tuhan, disana berpusat militer elit berkumpul, Arthur, demi tuhan kita berada di depan pintu gerbang saja akan langsung ketahuan," ucap Jason frustasi sekali dengan keinginan Arthur.

"..."

"Kita tidak bisa melakukan itu, Ok? Terlalu beresiko," putus Jason. Arthur menghela nafasnya berat.

"....Aku ingin melihat Earl berdandan dan memakai gaun..." Jason langsung menepuk dahinya dan berkomat-kamit menyumpah serapahi Arthur.

"Kau bisa menculiknya ketika ia pulang dan menatapnya sampai mati, Arthur. Berhentilah bersikap seperti anak-anak, Ok? Aku bisa mati berdiri meladenimu yang dirundung cinta seperti ini,"

Arthur hanya bisa menghela nafasnya berkali-kali dan kemudian memulai pekerjaannya di siang yang membosankan baginya itu.

-Gedung Kepresidenan-

"Earl! Laporanmu. Cepat! Lima menit lagi pembersihan area," seseorang mengingatkan Earl. Earl menggerutu selagi tangannya menulis di atas meja.

Tidakkah mereka lihat Earl tengah berusaha saat ini? Ia sudah lama tidak berkutat dengan laporan. Karena setiap laporan, selalu Finni yang menghandle. Dan sekarang? Kesibukan tim beralih fokus pada pesta ulang tahun ibu negara.

Earl beralih fungsi menjadi tim keamanan di waktu apel pagi di gedung istana kepresidenan. Melihat banyaknya pihak yang terlibat di dalam gedung, mau tidak mau personil keamanan harus ditambah. Earl, adalah satu orang dengan kekuatan 100 personil. Ketika ia memegang keamanan radius tengah. Dimana ia akan memantau dari jauh keamanan Presiden dan keluarganya.

Disana masing-masing keluarga telah memiliki penjagaan ketika mereka semua berkumpul untuk menyaksikan pagelaran parade di lapangan istana.

Earl pun menyelesaikan laporannya dan segera menuju asisten pihak panitia. Laporan sangat penting karena mengingat besok adalah hari H, mereka bisa menyeleksi minus dari kegiatan masing-masing divisi.

"Earl? Tumben sekali. Kopi?"

.

.

.

To be continued