"Lo jangan ngaku berandalan kalau belum bisa dapetin Anna yang uh, superaduhay dah pokoknya" Ujar Bambang.
June yang sedang asik duduk dikursi dengan kedua kaki diatas meja tersenyum sinis, "Gue nggak tertarik sama cewek cupu body triplek kayak gitu. Nggak empuk dikasur" Cibirnya.
Bambang mencebik, "Bilang aja lo nggak bisa dapetin dia, Bangsat" Ledek Bambang yang duduk dilantai sambil mengipasi tubuhnya dengan mini fan, tubuhnya penuh dengan keringat karna habis bermain Voli dengan anak kelas sebelah disaat jam dikelasnya kosong.
"Cih cuma gadis cupu kayak dia. Nggak ada menantangnya!"
"Nggak usah bacot, buktiin kalo lo playboy! dapetin dia!" cibir Bambang.
June tertawa renyah, heran dengan temanya yang tiba-tiba memintanya untuk mendapatkan Anna anak IPA. Anna memang cantik, populer tapi sayangnya dia polos, dan June tidak suka gadis seperti itu karna kaku, apalagi body Anna itu papan triplek, bukan Tipe June banget.
Karna Tipe June adalah cewek sexy, dengan body ala Gitar Spanyol. June bukan cowok alim yang suka cewek cuma karna tampang, tapi dia cowok normal yang suka nafsu kalau lihat cewek sexy.
Dan Anna? Apa-apaan si Bambang dengan beraninya meminta mendapatkan Anna. Jelas June menolak karna bukan tipenya, namun sepertinya tidak ada salahnya menerima Tantangan Bambang.
"Kalau gue dapetin dia, lo kasih gue apa?" Tantang June, karna dia tidak maulah melakukan sesuatu yang tidak dia sukai tanpa imbalan.
Bambang mencebik, kesal karna dia kena batunya, padahal awalnya cuma iseng nantangin June, eh tahunya June malah mau, dan parahnya dia minta imbalan. Siap-siap aja Uangnya bakalan menipis tiap hari.
"Gue beliin rokok seminggu sama Oplosan diwarung Bang Ipul Seminggu" Ujarnya dengan nada melas.
Sementara June tersenyum bahagia, tantangan yang diberikan Bambang itu sangat mudah dan menguntungkan June, tinggal macarin Anna, setelah bosen, putusin deh. Motto hidup June banget.
"Lihat aja, besok gue jadian sama dia" Ujar June dengan percaya diri.
Sementara Bambang mencibir, "Pede banget lo"
"Gue harus pede dengan wajah ganteng gue"
"Ganteng apaan! Dilihat dari puncak Merapi sana!"
•••
Jam dinding menunjukkan pukul 09.00 dimana Istirahat dimulai. Namun tak terlihat diruangan itu tanda-tanda orang ingin keluar, mereka justru masih diam dan berkutat dengan alat tulis mereka masing-masing.
Mereka semua fokus mengerjakan soal-soal fisika mereka. Hening, hanya sesekali terdengar bunyi pulpen dan penghapus jatuh.
Tok tok
"Assalamualaikum" Terdengar suara teriakan didalam ruangan itu, hingga membuat seluruh penghuni itu terperanjat kaget dan terganggu.
Dan terlihat siluet laki-laki yang berdiri didepan papan tulis dengan tidak tahu malunya tersenyum menatap seluruh penghuni kelas.
Membuat sang ketua kelas, Nandar melirik tajam ke arah lelaki yang sama sekali tidak pantas disebut anak sekolahan, dengan semua kemeja yang keluar, celana yang dibuat pensil, tidak memakai dasi, kedua kancing atas kemejanya dibuka, rambutnya sedikit kemerahan.
Benar-benar siswa yang memalukan nama sekolah. Nandar sang ketua kelas sudah berdiri siap memperingatkan lelaki badung itu, "Eh June! keluar lo dari sini. Ganggu aja lo!" perintahnya.
Namun tak didengarkan oleh June dan melengos menuju ke meja nomor dua dipojokan yang menampilkan dua gadis yang satunya menatap June dengan berbinar dan yang satunya sedang sibuk mengerjakan tugas mengabaikan kehadiran June.
Nandar yang melihat itu, seketika berjalan mendekati June yang sudah keterlaluan menanggu kenyamanan kelasnya, Namun langkahnya terhenti ketika June mengucapkan kalimat absurd yang langsung membuat seluruh penghuni kelas itu menghentikan aktivitasnya.
Mengalihkan semua tatapan mereka ke arah June.
"Anna tasha. Lo mau jadi pacar gue nggak?" Ujar June dengan lantang, yang seketika membuat Anna tersentak kaget, tak percaya pujaanya itu menembaknya didepan banyak orang, dengan gentleman
"Anna tasha. Gue nggak nerima penolakan" Tegas June yang seketika membuat seluruh penghuni kelas itu tak percaya salah satu dari mereka ditembak badboy.
Dia panggil nama lengkap gue Anna tasha
Anna bergumam sambil terus saja menyungingkan senyumanya, dia benar-benar senang bukan main. Hingga Anna memberanikan diri berdiri dan menatap June. Saat itu dikelas itu langsung hening, melihat primadona dikelasnya itu berdiri, berharap bahwa Anna akan menolak cowok badboy seperti June.
"G-gue mau Jadi pacar lo June" Jawab Anna gelagapan karna gugup.
Semua yang ada dikelas itu merengut kesal, berbeda dengan June yang tersenyum senang lalu mendekat ke arah Anna dan meraih pergelangan Anna dan mengangkatnya ke atas.
"Dengar semuanya, mulai sekarang Anna Tasha pacar June Maharta, kalau sampai ada ngedeketin Anna, dan macem-macem sama Anna, gue habisin lo semua" Teriaknya dengan lantang didepan semua penghuni itu.
Ada yang menatap jijik, ada juga yang menatap mupeng karna ingin diperlakukan seperti Anna oleh orang yang mereka cintai.
Prakkk
"Jangan sembarangan lo kalau ngomong!" Semua orang tercengang saat melihat Amma menampar June dan berteriak lantang.
Membuat Anna menatap Amma tidak mengerti, "Lepasin tangan lo dari sahabat gue!" Ujar Amma lalu menarik tubuh Anna menjauh dari June hingga kaitan ditangan mereka terlepas.
"Amma lo apa-apaan sih!" Bentak Anna tak terima, karna Amma sudah menampar pacarnya.
June yang semula ingin menukul Amma, mencoba menahanya ketika Anna membelanya, kemudian terlintas ide diotaknya untuk membalas perbuatan Amma yang sudah mempermalukan dirinya didepan kelas.
June mengelus pipinya yang nyei karna tamparan keras dari cewek cupu itu, "Maaf Ya Amma, gue tau lo marah karna gue pernah nolak lo. Tapi sumpah cewek jelek kayak lo bukan tipe gue!" Teriaknya lantang yang langsung membuat seluruh penghuni di kelas itu melongo, tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh June.
Begitu pula Amma dan Anna yang juga sama kagetnya, Anna yang tak percaya bahwa Amma diam-diam menusuknya dari belakang, sementara Amma yang murka karna kebohongan gila June.
"Sinting ya lo cowok berandal? Gue nggak per..."
"Gue tahu lo cemburu karna gue nembak Anna kan? Tapi gue nggak suka lo ganggu hubungan gue sama Anna" Ujar June yang membuat Amma tertawa sumbang.
"Gila! Lo halu? Sejak kapan gue nembak lo? KENAL LO AJA GUE NGGAK! DASAR NGGAK TAHU MALU!" Teriak Amma dengan lantang penuh penekanan. Rasakanlah balasan yang dibuat Amma untuk June yang sudah mempermalukanya.
Semua penonton dikelas itu saling menatap dan berbisik, bergosip siapa yang benar antara Amma dan June.
Tontonan romantis yang semula mereka tonton, kini berubah menjadi tegang karna tatapan menyala dari June dan Amma yang siap ingin menghabisi satu sama lain.