Chereads / Really Bad Boy / Chapter 6 - Mr. Menyebalkan

Chapter 6 - Mr. Menyebalkan

"Ish!" Amma mendengus kesal menatap sekelompok lelaki yang duduk saling berhadapan dikoridor, dan satu gadis yang sangat Amma kenal, yang sedang bergelayutan dilengan lelaki yang ingin sekali Amma tonjok wajahnya.

Amma membuang napasnya, sebenarnya dia malas meladeni June, tapi demi Anna dia rela melakukanya. Dengan malas, Amma berjalan menuju ke arah gerombolan yang kini juga menatapnya dengan cibiran.

"weits, Bidadari Nyungsep dateng cuy!"

"Culun dateng June"

Amma tak peduli dengan cemohan itu, lagipula dia sudah kebal, setelah berada didepan gerombolan itu, Amma menatap sepasang kekasih yang tidak melirik Amma sama sekali, padahal Amma tahu, mereka tahu kedatangan Amma.

"Berdiri lo June!" Pekik Amma yang langsung membuat beberapa teman June bersiul dengan pertengkaran yang akan segera datang, berbeda dengan Anna yang justru sebal.

Anna berdiri, lalu menyilangkan kedua tanganya, "Nggak usah kasar sama cowok gue!" Bentak Anna yang seketika membuat penonton itu menikmati suguhan drama didepanya.

"Terserah lo Na! Gue nggak peduli!" Sarkas Amma yang membuat Anna kesal.

Melihat Anna kesal, June lalu berdiri, dengan mendapat siulan dari teman-teman se gengnya. "lo boleh kasar sama gue, tapi gue nggak suka lo kasar sama cewek gue!" Peringat June yang langsung mendapat siulan dari teman-temanya.

Amma berdecih, "Pacar lo yang mana nih! pacar lo kan banyak, kalau lo lupa!" Sindir Amma.

Semua teman June yang melihatnya tertawa, mereka takjub si cupu Amma berani melawan June, "Lo buta? lo juga tahu gue ceweknya nggak usah pura pura tolol deh lo!" Pekik Anna yang tak terima June disudutkan Amma.

Kini giliran Anna yang maju berdiri didepan Amma, "Lo inget janji lo kan? Kalau lo emang nggak mau ngelakuin, silahkan pergi dari sini!" Ujar Anna.

Amma melengos, sementara June tersenyum mengejek melihat si cupu Amma yang langsung diam diancam Kekasihnya, cewek culun resek seperti Amma memang harus diberi pelajaran.

"Udahlah sayang biarin dia, anggap aja nyamuk!" Sindir June lalu membawa Anna duduk disampingnya lagi.

"gue minta maaf"

Hening

krik krik

Semuanya terdiam, terutama June, kemudian mereka tertawa bersama-sama mendengar ucapan Amma.

"Wow! Gila ini ketoprak atau apa sih? Ngakak gue!"

"Opera Van Java!"

"gila nih cewek emang gila!"

"Eh culun lo bakat banget jadi Orang gila"

Semuanya tertawa menertawai Amma, sementara Amma hanya bisa mengepalkan kedua tanganya, menahan amarah dan sakit hatinya karna dibully oleh teman-teman June demi Anna.

'nggak apa-apa semua demi Anna. gue nggak mau hidup Anna nyesal' Batin Amma.

"gue udah minta maaf Na, sesuai keinginan lo. jadi gue harap lo nggak ngingkarin janji lo"

"Hahaha, apa? Minta maaf? Gaes, emang dia tadi minta maaf?" Bukanya menerima, Anna malah menyudutkan Amma, membuat Amma geram dengan tingkah sahabatnya yang polos kini berubah menyebalkan seperti June.

"Hah? Apaan Na? Minta maaf apa? Gue aja nggak dengar!" Sindir Chandra teman June.

Amma bisa gila kalau berhubungan dengan manusia berdosa didepanya ini, "Terserah lo Na! Yang penting gue udah minta maaf!"

"Sayangnya gue nggak denger lo minta maaf!"

"Gue nggak peduli Na, Terserah lo Na. Yang jelas gue mau ngomong sama bangsat didepan gue ini! Gue bahkan nggak kenal dia sejak kapan gue nembak dia!"

"Ahhh"

June menjerit kesakitan saat matanya terkena cabai bubuk yang disemprotkan Amma sebelum melarikan diri.

'Dasar culun sialan! Tunggu pembalasan gue!'

•••

Arloji ditanganya menunjukkan pukul 12.34, satu jam lagi ia harus sampai dirumah, hari ini hari sabtu yang hanya diisi oleh ekstrakulikuler dan ekstrakulikuler Amma Bahasa Inggris sudah selesai sejak 30 menit yang lalu, namun dia menggunakan 30 menit itu untuk makan dikantin bersama teman club bahasa inggrisnya sambil mengobrol, sebelum Ibunya berisik menelfonya untuk pulang.

Hari sabtu adalah hari yang paling menyenangkan untuk Amma, karna khusus hari sabtu Amma diijinkan untuk pergi ke sekolah sendirian, dengan naik motor atau naik bus sendiri, menikmati kebebasan, meskipun setiap satu jam, ponselnya bututnya selalu berdering.

Namun Amma disini, dihalaman belakang gedung sekolah yang biasa digunakan untuk anak-anak nakal melakukan perbuatan buruknya, dan sangat mengherankan Amma disini ditempat yang harusnya paling dia hindari.

087678xxxxxx

Gue tunggu lo di dekat gudang penyimpanan anak kelas XII Bahasa 1 kalau lo mau Anna gue putusin

june

Ya, Demi Anna dia rela melakukan segalanya, meskipun Anna bahkan tidak peduli padanya sama sekali, namun Amma tidak peduli, Amma hanya tidak ingin mengulang luka.

Tidak apa-apa, lagipula Amma sudah menyiapkan beberapa senjata ampuh untuk melawan June, jika June berani berbuat nakal padanya, Spray berisi boncabe level 35, cutter untuk berjaga-jaga kalau June masih melawan dan membawa teman, Ponsel untuk ia gunakan untuk menelpon Ibunya dan polisi.

"Besar juga nyali lo!"

"Nggak usah banyak omong! Jauhin Anna" Pekik Amma, June tersenyum sinis mendengar perintah Amma, June tidak sebodoh itu.

Suasana halaman belakang sangat sepi, karna hanya terdapat ruangan gudang dan kelas-kelas yang tidak ada orangya, dan Amma berani berbicara kasar padanya disaat dia sendirian. Kalaupun Amma berani, June tahu gadis itu pasti hanya membawa senjata kemarin yang diberikan pada June.

Namun sayang untuk Amma, June tidak sebodoh itu. Sejak kejadian Amma menyemprotkan spray ke matanya, June sudah bertekad untuk menghancurkan gadis culun seperti Amma.

June mendekati Amma, Amma mundur, June menarik rambut Amma, "Ah, lepasin!" Pekik Amma yang berusaha menggunakan tanganya untuk meraih sakunya.

June memojokkan Amma ditembok ruang gudan, membuat Amma ketakutan setengah mati, mengerti pergerakan Amma, June langsung menangkis tangan Amma yang sudah memegang botol spray, "Jangan pikir lo semudah itu ngelawan gue! Lo bukan lawan gue gadis tolol! Gue bahkan bisa habisin lo dengan tangan gue sendiri" Ancam June lalu melempar botol spray itu ke lantai

"Lepasin gue!" Pekik Amma saat June mencengkram pergelangan tanganya.

"Ah!" Amma menjerit lagi kala rambutnya ditarik kasar oleh June. Kedua mata Amma sudah berkaca, namun dia menahanya.

"Ini akibat kalau lo berani ngelawan June Maharta! Habis lo ditangan gue!" Bentak June lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Amma, dan sebuah benda kenyal mengenai bibir Amma.

Dan saat itu, air mata Amma meluruh, dengan tangan yang berusaha mencari sisa senjata disakunya.

Dan Amma tersadar di sakunya hanya tersisa cutter dan ponsel, hingga tangan Amma meraih cutter, Amma sudah kehilangan pikiran, hingga tanganya yang bebas meraih Cutter itu dan menggoreskanya dipergelangan tangan yang dicengkram June.

"Ah!"

Tap

Cutter terjadi bersama dengan Amma yang menjerit dalam bungkaman ciuman June, membuat June tersentak kaget saat tubuh Amma meluruh dilantai dengan pergelangan tangan yang bercucuran darah.