Masuk ke dalam kelas, Amma dikejutkan dengan orang yang duduk di bangkunya, orang yang tidak sama seperti kemarin. Amma membuang napas, diam sebentar lalu kedua bola matanya berputar melihat sekeliling.
Hingga Amma berdecih saat melihat gadis cantik berambut panjang yang kini duduk di pojok kanan dengan orang lain. "Nggak segampang itu ngehindarin gue Na" Batin Amma dalam hati lalu menatap tajam pada teman sebangku Anna.
Setelah itu, Amma berjalan menuju bangkunya yang berada dibaris ketiga pojok kiri, "Hai Di" Sapa Amma pada Diva teman sebangkunya yang baru. Diva tersenyum, sementara Amma duduk lalu meletakkan tas ranselnya diatas meja.
"Maaf ya, gue duduk sini. Habis Anna maksa banget" Ujar Diva yang merasa tidak enak karna ikut campur urusan Amma dan Anna.
Amma tersenyum, "Iya nggak apa-apa lagi. Terserah dia" Jawab Amma lalu mulai berbincang dengan Diva, karena khusus hari ini dia bisa menggosip karena tidak ada PR Fisika atau Kimia. Karna jam pertama hari ini adalah Seni Rupa.
"Gue sebenarnya juga agak kecewa sama Anna sih Ma. Gue kalau jadi lo juga pasti khawatir, apalagi June and the geng kan terkenal pacaranya nggak biasa-biasa aja" Ujar Diva.
Amma mengangguk sependapat dengan Diva, "Ya Gitulah Div, Anna keras kepala. Udah dibutakan cinta katanya. Biarin ajalah dia ngejauh dari gue, tapi gue nggak akan pernah ngejauh dari dia, gue bakal terus ngawasin dia, kalau gue lari dia pasti senang apalagi si June itu" Jelas Amma yang membuat Diva mengangguk.
"Betul banget Ma, meskipun lo terkesan ikut campur urusan orang lain sih sebenarnya, tapi lo harus selamatin Anna. Kemaren lo tahu nggak, Abi teman segengnya June didepak dari sekolah karna ngehamilin adik kelas" Ujar Diva yang semakin membuat Amma panik bukan main.
"B-beneran itu Div?" Tanya Amma gelagapan, Amma semakin khawatir kalau Anna terjerumus lebih dalam.
Diva mengangguk, "Iya Ma, gue kan anak Osis, jadi berita semacam itu mah selalu gue dengar"Ujar Diva yang memang anggota Osis. Mendengar itu, Amma jelas makin panik.
"Ya udah deh Div, ntar habis istirahat, gue bakal minta maaf sama Anna. Seengaknya kalau gue baikan lagi sama dia, gue pasti dicurhatin tentang June"
***
"Anna, Tunggu!" Panggil Amma saat mengejar Anna yang sudah berjalan melewati koridor untuk pulang.
Sementara Anna malas mendengar panggilan Amma, segala hal tentang mantan sahabatnya benar-benar membuatnya muak. Anna masih tidak terima saat Anna menikungnya dari belakang.
Srett
"Na!" Seru Amma yang sudah memegang tas Anna, yang mau tidak mau membuat Anna berhenti. Anna mendengus kesal lalu menoleh malas ke arah Amma yang terlihat ngos-ngosan.
"Apaan sih lo! Minggir sana!" Pekik Anna lalu menepis tangan Amma yang mencengkram tasnya.
Amma membuang napasnya, menarik lengan Anna ketika Anna hendak pergi meninggalkanya, susah Amma mengejar Anna sampai lelah, dengan seenaknya Anna ingin meninggalkan Amma. Tentu saja Amma tidak akan membiarkanya.
"Na dengerin gue dulu" Pinta Amma yang langsung mendapat cibiran dari Anna.
Anna menepisnya, dia tidak akan semudah itu berbicara dengan Amma, "Lo budek ya kemaren? Gue nggak mau temenan sama lo! Jadi gue nggak bakal sudi dengerin omong kosong lo! Minggir! Jauh-jauh dari gue! gue mau pulang!" Usir Anna lalu berjalan meninggalkan Amma yang masih mengatur napasnya.
Lalu, Amma tak gentar lagi, dia mengejar Anna lagi dan meraih pergelangan tanganya, bodo amat dia kini sedang dilihat banyak orang karna drama yang dia buat, "Na gue minta maaf" Ujar Amma.
Anna yang mendengarnya sontak menghentikkan langkanya, Anna mengernyitkan dahinya tak percaya dengan apa yang diucapkan Amma. Lima tahun mengenal Amma sejak SMP, Anna tidak pernah mendengar ucapan maaf dari Amma yang terkenal jutek dan cuek. Dan ini? Seorang Amma meminta maaf? Kesambet apaan dia?
Anna memutar tubuhnya menghadap Amma, Anna menyilangkan kedua tanganya di depan dada, bersikap angkuh dan jual mahal, enak saja untuk Amma. Setelah mencoba merebut June darinya, dia dengan seenaknya minta maaf. Belum lagi, Anna masih kesal dengan sifat munafik Amma yang selalu bilang tidak menyukai June padahal diam-diam menembak June.
Hal itu membuat Anna was-was terhadap Amma, takut ditikung lagi, apalagi kata orang kan janur kuning belum melengkung, masih ada kesempatan untuk mengambil pacar orang lain.
"Basi omongan lo!" Cibir Anna, Anna tidak akan sepercaya itu untuk dibohongi Amma.
Amma menarik rambutnya kesal, karena Anna yang begitu keras kepala, "Gue serius Na, gue mau minta maaf. Na gue berani sumpah gue nggak naik kelas kalau gue nembak June. Gue nggak nembak dia Na" Jelas Amma.
Anna yang mendengarnya justru malah menjadi sebal dua kali lipat ketika Amma membahas tentang June, dan parahnya lagi Amma mengelak lagi, "Lo pikir dengan lo ngotot lo nggak pernah nembak June gue bakal percaya gitu sama lo! Jangan mimpi! Gue nggak sebodoh itu!" Cibir Anna.
Amma menghela napasnya, dia bingung harus bagaimana lagi sekarang, padahal ia sudah berkata sejuju-jujurnya namun Anna masih tidak percaya. Persahabatan yang mereka bangun selama lima tahun ini hancur hanya karena satu cowok yang bernama June.
Sumpah demi apapun. Amma benar-benar ingin menghabisi June hidup-hidup. Setelah seenaknya bilang Amma menyukainya, dia juga merusak pikiran Anna.
Amma menatap Anna dengan memohon, "Gue harus gimana Na? Biar lo percaya sama gue kalau gue nggak suka sama June? Sumpah Na, gue nggak suka sama June. Na tolong percaya sama gue. Kita udah sahabatan lama, dan kita berantem kayak gini Cuma gara-gara cowok" Ujar Amma.
Anna mendengus kesal, "Nggak usah bawa nama persahabatan. Lo sendiri yang hancurin!" Cibir Anna yang membuat Amma pasrah, karna Anna memang keras kepala. Anna mengetuka jari telunjuk kananya di dagu terlihat berpikir untuk menyelesaikan masalah ini.
"Minta maaf sama June!" Ujar Anna yang membuat kedua bola mata Amma melotot sempurna.
"Apa Na?"
"Minta maaf sama June. Lo sendiri kan yang bilang mau ngelakuin apa aja asal gue maafin Lo?"
"Ya, tapi nggak harus June. Na" Protes Amma. Anna benar-benar membuat rumit segalanya.
"Ya terserah lo, lo mau dimaafin atau nggak. Buktiin kalau emang lo nggak pernah nembak June. Bikin June ngomong sendiri kalau dia bohong, bukan lo yang ngotot!" Ujar Anna yang membuat kedua bahu Amma lemas. Sumpah demi kulit mulusnya Cha Eunwoo dia benci June apalagi berurusan denganya, kenapa Anna malah membawa masalah ini semakin rumit. Membuat Amma ingin tenggelam saja di rawa-rawa.