Chereads / FAKE LOVE Eunhyuk-Jinhye / Chapter 9 - Pria Es (9)

Chapter 9 - Pria Es (9)

"Dia dan aku menikah hanya karena paksaan ku, sampai sekarang kami hanya melakukan drama pernikahan dan kebohongan pada kedua orang tuaku"

"Mwo? Maksudmu kau dan Lee Hyukjae?"

Jinhye mengangguk lirih, dia menyesal membuat keputusan seperti ini jika akhirnya dia bingung dengan desakan kedua orang tua nya agar segera memberikan cucu apalagi meminta nya honeymoon ke Paris berdua dengan Hyukjae.

"Apa kau menyukainya?"

"Siapa?"

Han Jihyun tersenyum menepuk bahu Jinhye yang berkedip heran dengan pertanyaan sekertaris itu.

"Tentu saja Lee Hyukjae, aku bisa memberimu solusi jika tahu bagaimana perasaan mu yang sebenarnya pada dia"

"Aku? Entahlah eonni aku tak tahu~"

Jinhye menggeleng ragu, dia sendiri bingung dengan perasaan nya, dia belum bisa mengetahui kenapa seperti ini, dia marah ketika pria itu mengacuhkan nya setiap hari karena merasa di anggap mahkluk kasat mata.

Dia juga marah ketika melihat Lee Hyukjae itu bisa dekat dengan wanita lain seperti Kim Jieun mengobrol dengan santai dan bahkan tertawa, namun di depan Jinhye dia tak ubahnya pria es yang hanya menutup mulutnya seakan sangat anti untuk bicara.

Sepertinya Jinhye merasa tidak di hargai sebagai seorang istri.

"Eonni, tolong bantu aku, semua ini membuatku bingung" Han Jinhyun yang sejak tadi duduk di sebelah Jinhye dan mengusap punggung direkturnya hanya manggut manggut.

"Kau harus tahu dengan perasaan mu dulu, Jinhye. Baru kau bisa memutuskan apa yang terbaik"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Soal pernikahan mu dan direktur Lee benar benar mengejutkan, aku saja sangat shok. Seharusnya kau berpikir panjang dulu sebelum memutuskan ini Jinhye-ya, saranku jika kau tak memiliki perasaan apapun padanya sudahi saja secepatnya jangan mengikatnya dengan status yang tak jelas begini"

"Mengakhirinya?"

"Nde.....tak perlu menunggu empat bulan lagi. Lebih cepat lebih baik"

"Lalu soal orang tuaku? Mereka pasti akan kecewa jika tahu aku sudah membohongi mereka?"

"Semua di awal pasti akan kecewa, tapi pada akhirnya mereka pasti bisa memahami nya karena posisimu saat itu"

"Eonni tapi~"

"Berarti kau tak rela melepasnya, itu saja sudah cukup memberitahu ku jika kau memiliki perasaan padanya"

"Nde....tidak ahk~ sebenarnya?"

"Jinhye, dengarkan aku hm....kadang kita sendiri bingung bagaimana perasaan kita pada seseorang, kau hanya tinggal meyakinkan dirimu sedikit saja maka kau akan memperoleh jawaban nya"

"Eonni aku belum pernah pacaran, kau tahu kan selama ini aku selalu cuek pada pria manapun yang mendekatiku, papa dan mama sampai cemas dengan masa depanku" Jinhye meremas tangan nya resah, jujur saja dia takut jika hatinya tertambat pada satu pria dan itu untuk pertama kali nya.

"Karena itulah kau belum memahami nya hm, jika kau ingin di perhatikan, ingin di utamakan, ingin di hargai dan cemburu, ataupun iri pada siapapun yang di perhatikan direktur Lee itulah namanya cinta"

"Benarkah? Jadi seperti itu?"

Han Jihyun terkekeh, sampai berumur dua puluh tujuh tahun sahabatnya itu bahkan belum memahami rasanya mencintai itu seperti apa, benar benar Jinhye yang polos.

*

*

*

*

"Kau ingin beli minuman di mana?"

"Di cafe Hazel saja, aku ingin vanilla latte minuman mood bosterku"

"Siap nona, pesanan di terima"

"Sahabatku memang yang terbaik Cho Kyuhyun"

"Haha kau baru tahu jika aku yang terbaik hm?"

Sore ini Jinhye dan Kyuhyun berjalan bersama di lobby lantai dua belas untuk turun ke bawah, Jinhye yang direktur pengadaan dan Kyuhyun manager Divisi perlengkapan, atasan dan bawahan namun terlihat selalu bersama.

Sebuah pemandangan yang aneh bagi para karyawan di Park company, karena si wanita sudah menikah namun tak pernah terlihat bersama suami di lingkungan kantor ini.

"Lihat suamimu di sana....bersama sekertarisnya"

Jinhye melihat apa yang di tunjuk Kyuhyun, dan Lee Hyukjae itu baru keluar dari ruangan meeting bersama karyawan marketing yang juga tengah membubarkan diri, di sebelah pria itu berjalan Kim Jieun sekertarisnya yang menurut Jinhye terlalu kegenitan bersikap di depan atasan nya.

"Direktur Lee dasimu berantakan, lihat agak miring biar ku rapikan ya" Hyukjae terkejut ketika wanita itu menjangkau dasinya dan berdiri begitu dekat di depan nya, meskipun hanya merapikan simpul dasi namun harum parfum wanita itu menusuk hidung Hyukjae dan membuatnya gugup.

"Ngh tidak apa apa, nanti aku rapikan sendiri"

"Sebentar, hanya di ikat lagi saja simpulnya sudah rapi kok merunduklah sedikit"

Jinhye meremas tangan nya menahan emosi, ini masih di kantor dan parahnya mereka berlaku seperti itu di depan umum, siapapun yang melihat akan berpikir dua orang itu tengah berpelukan.

"Hei mau kemana?"

Kyuhyun yang rupanya juga melihat itu menggeleng, dan menahan tangan Jinhye. Dia tak mau wanita itu menghampiri dua orang itu lalu membuat keributan di waktu tak tepat.

"Jangan kesana"

"Kyu tapi mereka?"

"Sshh~ jangan mempermalukan dirimu hm, ini masih di kantor kita pergi saja kajja"

"Tapi pelacur itu? Dia lupa atau pura pura lupa siapa direkturnya itu?" Kyuhyun tersenyum miring, makian Jinhye itu makin memperlihatkan jika ada kecemburuan di balik ucapan nya.

"Kajja lift nya sudah sampai Hye..." Kyuhyun segera menarik tangan Jinhye untuk masuk ke lift, sebenarnya dia masih tak rela jika sahabatnya ini menikah dengan Lee Hyukjae, sudah lama dia menunggu Jinhye membalas cinta nya, namun wanita polos itu tak pernah peka dan hanya menganggap Kyuhyun sahabat.

*

*

Pagi ini mood Jinhye jadi buruk karena peristiwa kemarin sore, meskipun dia mengomeli Kyuhyun kenapa mencegahnya melabrak sekertaris kegenitan itu namun semua percuma saja, karena Kyuhyun malah meledeknya wanita bodoh.

"Kau mau mempermalukan dirimu sendiri hm? Kau itu istrinya tentu saja kedudukan mu jauh di atas sekertarisnya, lagipula itu hanya membetulkan simpul dasi"

Trak.....

Dia meletakkan gelas vanilla latte yang baru di buatnya dengan kasar, duduk di meja makan dan menyesap minuman itu dengan wajah masih kesal, ucapan Kyuhyun kemarin seperti mengatakan jika itu bukan masalah besar.

Dengan ekor matanya Jinhye melihat pria itu baru keluar dari kamar yang dia tempati, sudah berpakaian rapi dengan jas abu abu dan bag case yang dia letakkan di sofa, tak ada ucapan apapun karena Hyukjae hanya melewati nya lalu mengambil cangkir di pantry, dan seperti biasa menyeduh kopi espresso nya sendiri.

"Jam berapa kemarin kau pulang?" Jinhye bertanya ketika pria itu duduk di hadapan nya, dia menunggu Hyukjae bicara karena ekspresinya selalu saja dingin.

"Kenapa kau mengurusiku jam berapa aku pulang? Biasanya kau tak pulang juga aku tak bertanya apapun kan?"

"Lee Hyukjae, aku bukan mengurusi mu, seharusnya kau sadar posisimu itu seorang suami bukan pria lajang yang bebas keluyuran di luar" Jinhye mengomel tajam, sebenarnya dia pernah tak pulang karena menginap di rumah orang tua nya, bahkan Hyukjae juga tahu itu karena ibu mertuanya menelpon sedang merindukan putri kesayangan nya ini dan meminta Jinhye menginap di sana beberapa hari lalu.

"Aku menjadi seorang suami karena ulah siapa? Bukankah kau sendiri yang bilang di larang mencampuri urusan masing masing, jadi diamlah"

Pria itu tumben banyak bicara, namun sekali bicara ucapan nya tajam sekali bak silet sampai membuat Jinhye nyaris menangis karena kesal.

"Lain kali telepon lah jika kau pulang telat, bukannya tak mengabari apapun seperti kemarin"

"Arra, mood ku jadi buruk, maaf aku berangkat dulu" Hyukjae menyambar bag case nya lalu berjalan keluar dari ruang makan tanpa melihat ekspresi Jinhye yang ingin menangis. Wanita itu menatap gamang bekas cangkir suaminya di depan nya, hanya ucapan itu yang selalu dia dengar setiap pagi tak lebih.

"Semua yang aku lakukan memang salah, ahk aku menyesal. mama, papa maafkan aku"

Jinhye berdiri dari kursinya, membereskan piring berisi roti sandwich dan dua gelas kopi tadi, sarapan itu bahkan tak di sentuh sama sekali oleh suaminya. Selalu seperti itu, Lee Hyukjae tak pernah mau sarapan dirumah jika itu buatan Jinhye.

"Kau belum sarapan tadi pagi ya? Sampai seporsi besar Jajjangmyeon kau habiskan sendiri" Kyuhyun menyindir Jinhye yang makan dengan lahap di kantin kantor mereka, manager tampan itu sepertinya makin hobi saja menggodanya.

"Aku hanya minum kopi satu cangkir tadi pagi tentu saja lapar sekali"

"Pelan pelan makan nya, nanti kau tersedak aigoo kau makan kalap begini seperti orang mengidam saja" Kyuhyun membersihkan saus di bibir Jinhye dengan senyum miring, sifat evil nya mulai kambuh lagi.

"Mworago?"

Jinhye mendelik sebal, namun Kyuhyun malah tertawa tanpa dosa karena tahu tak mungkin sahabatnya itu hamil, menikah saja Jinhye hanya pura pura.

"Diamlah! Tertawamu itu menyebalkan!"

"Hahaha~ maaf, aku hanya heran saja Lee Hyukjae itu bodoh atau mungkin tak normal hm, dia bisa menikahimu itu kan namanya rejeki nomplok. Kau itu cantik bahkan setengah dari pegawai namja di sini menyukaimu, ini dia malah sok jual mahal"

"Cho Kyuhyun berisik....."

"Oke damai, jangan cemberut lagi nanti wajahmu kelihatan aneh"

Jinhye yang masih merengut meneruskan makan nya, dia langsung meletakkan sumpitnya begitu mendengar suara yang sangat dia kenal beberapa meter dari mereka, dan itu Lee Hyukjae seperti tebakan nya pasti akan makan siang di sini juga, namun terlihat berdua bersama sekertarisnya. Si Kim Jieun genit yang membuat Jinhye jadi tak selera makan lagi.

"Oppa mau makan apa? Nasi goreng kimchi seperti biasanya ya?"

"Nde boleh, minum nya lemon jus saja, kau mau salad buah tidak?" Hyukjae mengamati buku menu, dengan pelayan kantin yang mencatat pesanan mereka.

"Aku mau salad sayur dan teh hijau saja, aku sedang diet hehe"

"Gureu itu pesanan nya agashi, terima kasih..."

"Akan kami siapkan mohon di tunggu direktur"

Mereka mengobrol lagi setelah pelayan kantin pergi, sesekali dua orang itu tertawa karena topik yang tengah mereka bahas.

"Oppa, kau menonton film itu kemarin tidak, baguskan film nya? Ahk aku suka dengan adegan romantisnya"

"Dasar wanita, film itu kan soal zombie bukan film romantis....kau ada ada saja sih"

"Eiy tapi aku suka yang romantis" Hyukjae terkekeh, panggilan oppa tadi membuat Jinhye melotot, dia tak suka sekertaris genit itu makin terlihat dekat dengan suaminya, parahnya Hyukjae nyaman saja malah terlihat Ramah sekali jika dengan wanita lain, bahkan duduk mereka bersebelahan membuat banyak orang bisa salah paham.

"Hei....mau kemana Hye? Makanan mu belum habis lho"

"Mau kembali ke atas, aku sudah kenyang"

Jinhye mendorong kursinya, sengaja bicara dengan keras pada Kyuhyun lalu berbalik badan, sampai Kyuhyun harus mengejar Jinhye yang buru buru keluar, dan Hyukjae hanya mentap dua orang itu dengan wajah tak suka.