Ciit...
Suara dencitan ban mobil yang beradu dengan aspal jalanan terdengar keras, pengendaranya sampai terengah engah dengan wajah memerah, dan air mata itu jatuh lagi saat Hyukjae membenturkan dahinya lagi di kemudi nya.
"Aku mencintainya? Tapi dia tak memiliki perasaan yang sama, apa aku harus rela melepasnya?" Hyukjae bermonolog, air matanya makin banyak berjatuhan dia membentur benturkan dahinya lagi sampai merah di kemudi seperti ingin kepalanya pecah saja.
Kyuhyun benar jika mengatakan dia cemburu, orang buta saja bisa tahu bagaimana reaksi cemburu Hyukjae tadi siang, ketika bertemu Hyena tadi Hyukjae mencoba menggali hatinya, apa perasaan nya pada mantan kekasih nya itu masih sama, apa dia masih bisa bergairah saat mencium wanita itu, dan dia bisa bercinta dengan bergelora seperti dulu, jawabnya TIDAK...
Hyukjae bahkan tak ingin membohongi dirinya lagi, meniduri wanita itu namun seluruh isi otaknya hanya terbayang wajah Park Jinhye. Dia benci dengan dirinya yang kacau seperti ini.
Pria itu menginjak dalam lagi gas mobilnya, hatinya kacau pikiran nya kusut dan yang dia inginkan hanya menenangkan diri malam ini, pulang ke rumah ibu nya dan menangis di depan wanita tua itu jika perlu membuat sebuah pengakuan, karena hanya ibunya yang paling memahami anak lelaki nya itu.
*
*
*
*
Park Company Building.
"Dia tak pulang semalam?"
"Anniya" Jinhye menggeleng dengan hati sakit, dia sampai ketiduran di tangga hingga badan nya sakit semua, dan terjaga ketika jam sudah di angka enam pagi.
"Dia juga tak mengangkat teleponku sama sekali sejak kemarin malam" Jinhye menghela nafasnya, dia takut mengirim pesan pada suaminya, dan bingung harus mengatakan apa di pesan itu.
"Han Jihyun bilang dia berada di dept store hari ini, apa kau tak mau menemuinya di sana?"
"Kyu-a apa yang harus aku lakukan?" Jinhye menangis lagi, matanya sampai bengkak karena sejak kemarin dia menghabiskan semua emosinya dengan menangis.
"Temui dia bodoh! Katakan semua perasaan mu dan biarkan dia juga mendengar nya! Jangan hanya menangis di depanku"
"Kyu...."
"Haissh~ aku tak mau dituduh selingkuhan mu lagi, wajah tampanku ini tak mau menerima bogem mentah dari suami mu lagi.....menyebalkan!" Kyuhyun emosi lalu menunjuk wajah nya, ujung bibirnya masih lecet dan di plester karena pukulan keras direktur Lee kemarin. Jinhye terkekeh miris melihat itu, apa dia punya keberanian untuk mengatakan semua isi hati nya, dan menanggung malu karena mengingkari perjanjian mereka.
"Aku akan mengurus perceraianku jika dia menolakku, sudah cukup aku menangis karena masalah ini" Jinhye berdiri dari sofa, lalu keluar dari ruangan Kyuhyun yang hanya bisa menggeleng setelah mendengar ucapan Jinhye tadi.
*
*
Lotte Dept Store, LOTTE MALL.
Wanita cantik itu berjalan masuk ke kantor sebuah mall mewah LOTTE setelah memarkirkan mobil Renault Samsung merah milik nya, manager Dept store Park Jungsoo menyapa Jinhye, lalu membungkuk sopan pada nya begitu melihat putri pemilik dept store itu bertandang ke tempat ini.
"Selamat datang direktur Park "
"Apa direktur Lee masih di sini?"
Jungsoo mengangguk karena dia memang melakukan meeting setengah jam lalu dengam direktur marketing itu, dia menunjuk ruangan yang mereka tempati meeting tadi lalu tepat setelah itu Hyukjae keluar dari sana, terkejut karena tak menyangka Jinhye akan datang ke tempat ini.
"Terima kasih, tolong tinggalkan kami manager"
"Algeumsenida jika begitu saya permisi"
Park Jungsoo membungkuk lalu segera pergi dari sana, hingga hanya tersisa dua orang itu.
"Kemana saja kau tak pulang sejak kemarin?" Jinhye ingin sekali menampar bibirnya yang malah mengucapkan kalimat kejam itu, hingga wajah pria di depan nya menatapnya dengan tajam.
"Aku ingin sendiri dan menenangkan diri, kemarin aku menginap di rumah eomma"
"Setelah masalah kemarin kau memukul Kyuhyun di kantor, lalu kau melarikan diri dari rumah?"
"Tidak! Aku hanya butuh menenangkan diri, aku benar benar menginap di rumah eomma kemarin, kau bisa menghubungi nya jika tak percaya"
Jinhye menghela nafasnya lega, sejak kemarin dia mencemaskan di mana Hyukjae, saat ini seharusnya dia bisa mengatakan maaf atau paling tidak berkata merindukan pria yang berdiri di depannya, hatinya sakit saat Hyukjae sudah di depan nya, tapi dia tak bisa memeluk suami nya.
"Kenapa kau kesini?"
"Ada urusan pekerjaan di dept store, karena itu aku kesini" Jinhye malah berbohong, dia bingung mengatakan alasan apa, namun Hyukjae yang percaya malah manggut manggut.
"Lee Hyukjae, bisakah kita bicara?" Pria itu menautkan alisnya, wajah wanita di depan nya sangat kentara jika tak seperti biasanya terlihat kusut dengan lingkaran hitam di bawah mata, bahkan mata besar indah itu juga bengkak.
"Soal apa?"
"Aku harus bicara berdua saja dengan mu, tapi bukan di sini"
Hyukjae mengikuti wanita itu masuk ke ruang meeting yang telah kosong, duduk di depan Jinhye yang menarikkan kursi untuk nya dan mulai menunggu dengan cemas apa yang akan dia dengar.
"Soal masalah kemarin aku sungguh minta maaf, sebenarnya~" Jinhye meremas ujung rok merah nya, dia menatap mata Hyukjae yang enggan menatap nya dan seperti menghindari nya.
"Itu juga salahku, aku terlalu emosi dan menyalahkan kalian padahal itu bukan hak ku untuk marah"
"Bukan begitu~"
"Aku akan minta maaf pada Kyuhyun karena sudah memukul nya, hanya karena sindiran nya yang sebenar nya masuk akal.....dia benar aku memang pria bodoh"
Jinhye mengigit bibirnya dengan mata merah, rasanya dia ingin menangis lagi karena ucapan Hyukjae barusan.
"Jika kau ingin bercerai dariku secepatnya kau bisa segera mengurusnya, aku takkan menghalangimu"
"Lee.....bukan seperti itu maksudku~"
"Aku tak mau menjadi penghalang di antara kalian apalagi melanjutkan pernikahan palsu ini, sisa waktu dua bulan lagi dari kesepakatan kita, sepertinya aku tak bisa menepati nya....maafkan aku direktur Park" Hyukjae terus memotong ucapan Jinhye, mungkin dia terlalu takut wanita itu meminta cerai duluan, jadi dia saja yang berinisiatif melepaskan wanita itu.
"Aku kembalikan uang kerugian perusahaan enam juta won yang pernah kau keluarkan dulu dan dua puluh juta won yang kau berikan dulu saat kita menikah"
Jinhye terkejut dengan gamang dia menatap amplop berwarna coklat yang di sodorkan Hyukjae pada nya, pria itu menatap wanita di depan nya yang terus menunduk sejak tadi.
"Itu buku rekening bank yang ku buat atas namamu, berisi uang 26 juta won, selama empat bulan ini aku memasukkan sebagian besar gajiku hingga terkumpul enam juta won di sana, dan uang yang pernah kau berikan dulu masih utuh sama sekali tak ku gunakan"
Hyukjae berdiri dari kursinya, dia sudah menetapkan hatinya untuk mundur, dan melupakan wanita di depan nya yang membuat perasaan nya jungkir balik selama ini.
"Soal keluargaku kau tenang saja, eomma dan adikku pasti memahami situasi kita. Dan soal presdir aku akan bertanggung jawab mengaku salah pada nya"
"Lee Hyukjae! Apa maksudmu hah?! Kau mau mengaku salah pada papa ku?"
Jinhye ikut berdiri berteriak bercampur tangis karena tak sanggup lagi menahan nya, bukan karena dia takut ayahnya akan murka tapi dia takut kehilangan pria ini.
"Maaf, aku tak bisa membantumu lagi. Kau dan Kyuhyun bisa berpacaran tanpa was was lagi setelah kita resmi berpisah"
"Nappeun!"
Hyukjae terpaku, dia terkejut karena Jinhye mendelik dan melempar amplop tadi dengan terisak, hati nya hancur saat pria itu tak menginginkan nya lagi bahkan meminta nya mengurus perceraian.
"Apa kau sadar dengan ucapanmu hah?! Apa kau pikir aku menginginkan uang uang ini?!"
Jinhye menangis keras dia menyesal kenapa dulu memaksa pria ini untuk menikahinya jika akhirnya hanya di ceraikan, jika saja dia bisa memutar waktu Jinhye lebih memilih mengejar cinta manager Lee Hyukjae itu dengan wajar. Tanpa ada pemaksaan apapun. Dia yakin pria itu bisa jadi miliknya jika Jinhye berjuang tanpa embel embel pemaksaan.
"Uang uang yang kau berikan itu takkan bisa menyembuhkan luka ku! Kau tahu?! Percuma saja aku menangisi mu sejak kemarin, tapi kau sama sekali tak mengerti perasaanku!"
"Park Jinhye"
"Diam!.....margaku itu Lee....aku itu istrimu, kenapa kau lebih suka memanggilku Park selama ini hah?! Apa kau benci padaku? saking bencinya kau bahkan tak mau mengakui aku ini istrimu!!"
"Nde?"
Hyukjae melongo kaget, dengan mata sembab penuh air mata Jinhye menyambar tas Chanelnya di meja, langsung kabur dari ruangan itu setelah meluapkan seluruh isi hati nya yang terluka.
"Kenapa dia murka padaku? Jinhye?" Hyukjae memungut amplop itu di lantai, meremas rambut hitam nya dengan frustasi. Dia duduk di kursi dengan lemas setelah pertengkaran mereka tadi.
"Ponselnya? Aigoo, ini sampai ketinggalan di sini"
Hyukjae terkejut saat melihat ponsel Iphone putih milik Jinhye yang tergeletak di meja, mungkin wanita itu pergi dengan terburu buru sampai lupa membawa benda penting ini. Dengan cemas dia hendak keluar, bermaksud mengejar Jinhye lalu memberikan ponsel itu padanya.
Drrtt.....drrttt
Sebuah pesan masuk di ponsel itu, hingga layarnya menyala. Hyukjae yang bingung harus melakukan apa, terkejut begitu melihat fotonya terpampang di wallpaper screenlock ponsel milik istrinya itu.

"Kenapa fotoku bisa ada di sini? Ini saat peluncuran produk CARTIER KOREA dua bulan lalu?" Hyukjae duduk lagi lalu berusaha berpikir keras, dia harus membuka sandi ponsel itu. Selama ini dia memang tak pernah sekalipun memegang ponsel milik Jinhye begitupun juga sebaliknya.
"Sandinya? Ah kombinasi angka berapa?"
Pria itu lalu berusaha memasukkan pasword sandi untuk membuka lock di layar nya dengan acak. Dia kaget ketika mencoba memasukkan pasword angka tanggal lahirnya, dan layar depan ponsel itu langsung terbuka.
*
*
Pesan dari Cho Kyuhyun.
Kau sudah menemuinya belum? Apa kalian sudah baikan atau dia masih saja bodoh tak sadar dengan situasi ini? Ahk jika Lee -mu itu otaknya masih tumpul aku akan membawanya ke psikiater.
Hyukjae mengeja kalimat itu dengan wajah shok, kenapa Kyuhyun malah menyuruh Jinhye agar menemui dia. Hyukjae berpikir apa sebenarnya yang terjadi.
Baru beberapa menit dia melamun, masuk lagi pesan baru dan itu dari Han Jihyun, sekertaris Jinhye sekaligus teman baik nya.
________
Jinhye, maafkan suamiku ya.
Gara gara ide konyolnya direktur Lee jadi salah paham, aku doakan semoga kalian berbaikan. Jangan lama lama mengatakan nya, jujur saja jika kau menyukainya....oke fighting.
"Menyukai nya?"
Pria itu menggeleng tak percaya, Han Jihyun mengatakan itu, kenapa? Lalu apa sebenarnya yang terjadi. Hyukjae membuka semua pesan di ponsel itu, dan langsung keluar dari ruang meeting dengan terburu buru. Dia berusaha membaca pesan pesan yang terkirim dari Cho Kyuhyun atau Han Jihyun selama ini.
"Manager Park!"
Jungsoo terkejut dan menoleh, Hyukjae yang memanggilnya itu terlihat panik setelah berlari dan keluar dari lift.
"Kau melihat istriku tidak!?"
"Istri??"
"Aish jinjja maksudku Park Jinhye, ah anni Lee Jinhye istriku itu?!"
Jungsoo yang kebingungan spontan menunjuk pintu kaca lobby dan mengangguk pelan.
"Tadi dia keluar di sana sekitar lima belas menit lalu"
"Terima kasih informasinya!"
Hyukjae segera berlari, semoga saja Jinhye belum keluar dari mall ini dan bisa dia temukan.
Jinhye kau tenang saja, kau dan Kyuhyun hanya pura pura seperti pacaran, kita lihat suamimu itu cemburu atau biasa saja. Itu satu satunya cara yang ampuh.
______
Rasanya Hyukjae ingin sekali murka pada Han Jihyun, si sekertaris itu jadi dia dalang nya yang memberi saran gila pada istrinya. Dia sampai berpikir Jinhye dan Kyuhyun berpacaran, cemburu buta lalu berniat merelakan wanita itu, kenapa Hyukjae sama sekali tak peka jika wanita itu menyukai nya.
"Jinhye menyukaimu, kau bodoh sekali Lee....bahkan kau juga menyukainya tapi kalian sama sama tak tahu"
Hyukjae membatin setelah membaca pesan pesan di ponsel itu dengan wajah frustasi, sembari berlari berkeliling di lobby bawah, hingga atrium mall yang siang ini sedikit sepi pengunjung, namun tak ada bayangan Jinhye sedikitpun disini.
"Argh jinjja! Dimana dia? Bagaimana aku bisa menelpon nya jika ponselnya saja ada padaku?" Hyukjae mengacak rambutnya frustasi, dia langsung tersentak begitu ingat jika Cho Kyuhyun pasti bisa membantu nya memberi informasi.
"Cho Kyuhyun? Halo...."
"Manager Lee....kenapa bisa?"
Yang menerima panggilan itu tentu saja terkejut karena itu ponsel milik Jinhye namun yang menelponnya kenapa malah Lee Hyukjae.
"Apa kau tahu dimana istriku?"
"Hah? Kenapa bertanya padaku, memang nya aku siapanya istrimu?"
Kyuhyun menyahut jutek dengan kesal, dia sengaja berkata begitu karena masih sebal dengan pria bodoh yang pernah memukul wajahnya.
"Aku serius bertanya! Apa kau tahu Jinhye dimana?"
"Aku bukan pengasuh istrimu! Haish kau dan dia sama saja suka merepotkan Aku"
"Tolong katakan jika kau tahu, ponselnya tertinggal padaku tadi"
"MWO?? APA KATAMU"
*
*
*
*
Hyukjae menyetir dengan waspada meskipun dia terpaksa mengebut, mobil BMW hitam nya mendahului banyak mobil di depan nya, setelah menelpon Kyuhyun tadi, dia berkata akan kembali ke kantor namun manager Cho itu malah yakin Jinhye takkan kembali ke kantor. Hyukjae terpaksa bercerita di telepon jika mereka tadi bertengkar hebat dan Jinhye pergi dengan menangis.
*
*
*
*
"Aish kau benar benar bodoh ya!? Dia itu kesana jauh jauh mencarimu karena takut kau tak pulang lagi! Ahk sudahlah aku malas marah marah lagi dengan mu"
"Kyuhyun-ssi tolong apa kau tahu Jinhye kemana? Aku cemas padanya"
"Ck....biasanya dia akan pergi ke sungai Han jika sedih, kau kesana saja, di jembatan sungai bagian ujung dia akan duduk di semen pembatas dan melamun berjam jam"
"Mwo?? Kau yakin?"
"Terserah kau jika tak percaya"
Klik....