Seperti orang gila Hyukjae mengelilingi taman sungai Han yang luasnya membuat kakinya kram seperti mati rasa, sejak setengah jam lalu dia berlari mencari Jinhye namun bayangan istri nya itu bahkan tak kelihatan sama sekali di tempat ini.
"Arghh apa Kyuhyun sialan itu membohongiku?!"
Hyukjae melonggarkan dasinya dengan nafas putus putus, dia memijit lututnya yang kram, menyeka keringatnya dan meraup banyak oksigen, karena olah raga lari sejak tadi.
Dia berjalan lagi dengan mata menatap ke sekitar, Hyukjae tak mau menyerah, dia yakin Kyuhyun takkan membohongi nya soal hal serius itu. Hyukjae memicingkan matanya, tanpa sadar kakinya membawanya ke tempat ini, di ujung jembatan dia melihat wanita itu, duduk di atas semen pembatas sungai dan menopang dagu nya dengan tangan.
"Jinhye"
Hyukjae mendesah lega, tubuh nya yang kelelahan tadi dan kakinya yang mati rasa langsung sembuh, dengan semangat dia berjalan mendekat pada Jinhye yang duduk memunggungi nya dan masih menopang dagu nya.
"Ahk aku tak boleh menangis terus, aku harus berani menghadapi kenyataan" Jinhye mengusap pipinya yang sembab, hampir dua jam dia di sini, memandangi air sungai dan terus menangis sampai air matanya hampir kering. Tak menyangka sama sekali jika dia akan mendapatkan akibat sebesar ini dari kenekatan nya.
"Jinhye"
Jinhye menghela nafasnya, halusinasi sejak kemarin karena sindrom kecemasan nya datang lagi, dia kesal kenapa seakan akan mendengar suara pria itu.
"Ckck sekarang halusinasiku makin parah saja? Ya tuhan bahkan aku mendengar suara nya, ahk pabo....pabo dia takkan peduli aku dimana? Jika aku mati bunuh diri terjun kesana juga dia pasti takkan peduli" Jinhye terkekeh miris saat membayangkan itu, apa dia bisa seberani itu memilih bunuh diri, Jinhye menggeleng dia membersihkan hidung nya yang penuh ingus dan beranjak berdiri, namun dia tersentak ketika melihat seseorang yang berdiri di belakang nya.
"Kau tak berhalusinasi, ini memang aku, di depan mu"
"Kau??"
Wajah wanita itu yang tadinya kaget luar biasa berubah makin bingung saat Hyukjae mendekat lalu memeluk tubuhnya dengan erat.
"Maafkan aku.....maaf~ aku pasti sudah menyakitimu tadi"
Jinhye meremas kemeja pria itu, dia masih terdiam kaget dengan wajah merah dan jantung berdebar tak karuan, karena pelukan mendadak itu.

"Lee Hyukjae?"
"Nde ini aku, kau sama sekali tak berhalusinasi, ini benar benar aku. Suamimu" Jinhye menggeleng, air matanya mengalir lagi membasahi pipinya yang sembab, keharuan tiba tiba menyusup di hatinya, ucapan pria itu seperti mantra untuknya.
"Uljima hm...berhenti menangis dan berpikir bunuh diri lagi, apa kau mau membuat suamimu ini terlihat makin bersalah?"
'Suami' dia tak menyangka sebutan itu begitu membahagiakan untuknya.
"Kenapa kau bisa ke sini? Darimana kau tahu aku di sini?" Masih dengan ekspresi bingung dan tak percaya Jinhye menatap pria itu yang mengusap pipinya dengan lembut.
"Cho Kyuhyun"
"Kyuhyun?"
Hyukjae tersenyum mengangguk membingkai wajah cantik wanita itu yang membeo heran, dengan kedua mata mereka saling menatap lembut.
"Ponselmu tertinggal di meja dan aku menemukan nya"
"A...apa?"
Jinhye terkejut, hingga detik inipun dia tak menyadari jika benda penting itu tak dia bawa, juga tak ada di tasnya.
"Kyuhyun memberiku petunjuk kau biasanya dimana, dan aku langsung mencarimu ke sini"
"Kau membawa ponselku?"
"Nde...."
Hyukjae mengangguk lalu mengambil benda itu dari saku celana kain coklatnya, wajah Jinhye langsung pucat saat pria itu langsung memasukkan sandi password angka 040486 dan layar wallpaper ponsel itu, hingga foto pernikahan nya dan Hyukjae langsung terlihat jelas.
"Kau memasang foto ini di wallpaper, fotoku di screenlock Dan sandi nya tanggal lahirku?"
Jinhye mengigit resah bibirnya dia malu mengatakan -iya ataupun menyangkal jika itu tak benar, rasanya wajahnya kini entah semerah apa karena Hyukjae malah tersenyum lalu merengkuh pinggang nya.
"I Love You Lee Jinhye"
*
*
*
*
Daging Panggang restoran, Seoul.
"Aigoo Kyuhyun-ah jadi kau memberi tahu suaminya Jinhye dimana tadi?"
Kyuhyun mengangguk sembari mengunyah daging panggang dan Bulgogi di mulutnya, Yesung bahkan terkekeh ketika melihat wajah istrinya itu langsung cemas.
"Yakk...aku mengirimnya pesan saat itu, ah apa yang membacanya juga bukan Jinhye?"
"Mungkin noona, saat itu kan manager Lee yang membawa ponsel itu pasti yang membaca pesan mu dia"
"Mwo apa katamu?! Bagaimana mungkin? Aigoo mati aku!"
Suami wanita itu terbahak, dia bahkan makan dengan lahap meski Jihyun sewot lalu memukul bahu Yesung dengan kalap.
"Oppa diamlah arghhh!!"
"Sudahlah jangan cemas yeobo, mereka itu bukan anak anak lagi mereka berdua sudah dewasa, biarkan saja sekarang cinta menemukan jalan nya"
"Ahk lalu bagaimana jika Jinhye marah padaku karena pesan itu?"
"Aku takkan membantumu noona biar saja kau dimarahi, hahaha jujur saja sih aku juga mengirim pesan padanya, mungkin orang bodoh itu bisa membacanya juga?"
Kyuhyun mengigit sumpitnya, iri sekali jika membayangkan saat ini dua orang itu bisa berbaikan, lalu? sudahlah, Kyuhyun tak mau membayangkan hal yang membuatnya kesal. Dia akan ikut bahagia jika sahabatnya sudah menemukan kebahagiaan nya, bukankah cinta tak selalu harus memiliki.
"Aku akan menelponnya sekarang"
"Eiy....jangan mengganggu Jinhye, biarkan saja mereka menyelesaikan masalah nya dan kita tunggu saja perkembangan nya besok" Yesung merebut ponsel istrinya lalu meletakkan lagi dimeja, dia yakin Jinhye juga tak suka di telepon Jihyun saat ini.
*
*
*
*
"Kenapa diam saja hm?"
Hyukjae tersenyum gemas, wajah wanita itu terlihat lucu dan menggemaskan dengan mata Jinhye yang berkedip kedip gusar karena ucapan keramat tadi.
"Aish tolong katakan sesuatu Hye, aku sudah susah payah mengaku suka padamu tapi kau malah diam saja sejak tadi" Pria itu merutuk sebal, sikap nya apa kurang romantis lalu ucapan cintanya tadi apa kurang jelas, sampai wanita di depan nya ini malah terbengong.
"Lee..."
Jinhye mengigit bibirnya gugup, berjinjit dengan ragu mendekatkan wajah pria itu dengan ekspresi pipi merona dan mencium sekilas pipi tegas Hyukjae, hingga dia terkejut.
"Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu"
Pria itu tersenyum, paru parunya bagaikan terisi banyak oksigen yang bisa membuatnya bernafas dengan lega.
Dengan lembut Hyukjae membingkai lagi wajah cantik itu, iba sekali melihat mata indah itu jadi bengkak dan sembab. Lalu dia mengusap nya lembut dan mencium bibir ranum Jinhye dengan lembut.
Ciuman pertama mereka yang bahkan tak Jinhye dapatkan ketika mereka menikah dulu, karena Hyukjae hanya mencium dahi nya setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri.
"Gumawo"
Jinhye mengusap air matanya dan memeluk pria itu, menyusupkan wajahnya di dada bidang Hyukjae dengan jantung berdebar.
"Gumawo karena mau mencintaiku, aku takut selamanya kau akan membenciku karena sudah memaksamu menikah, aku sudah egois, sangat bersalah karena sudah memanfaatkan mu kelemahanmu"
"Aku senang karena kau yang memanfaatkan ku" Hyukjae menjawab dengan tertawa mengusapi lembut punggung sempit Jinhye yang lengan nya juga memeluk pinggang kekar Hyukjae dengan erat.
"Awalnya aku memang membencimu, kau yang sok berkuasa, tega mengancamku dengan mempertaruhkan pekerjaan, bahkan aku sempat membenci diriku sendiri kenapa perasaan itu bisa berubah"
"Mianhae....."
Jinhye mengangguk malu, dia menyesal kenapa awal hubungan mereka sangat buruk, dia yang tega menekan Hyukjae dengan ancaman kesalahan pada pekerjaan nya, dia juga tega membuat skenario seakan pria itu memang berbuat salah besar.
"Tapi aku lega karena bisa menikahimu, aku bahagia karena itu kau. Yang memaksaku dulu dan sekarang mencintaiku"
"Lee....Hyukjae"
"Apa?"
Jinhye tersenyum, kedua lengan nya memeluk leher Hyukjae yang melingkari pinggang nya dan menatap wajahnya hanya beberapa senti.
"Jadi tak ada perjanjian konyol itu lagi kan?"
Hyukjae menggeleng yakin lalu Jinhye tersenyum sumringah dengan lega. Dia ingin sekali segera pulang lalu membakar kertas perjanjian menyebalkan itu, yang membuat hidupnya menderita.
"Kau takkan menceraikan aku kan?"
"Tidak"
"Untuk selamanya?"
"Hm...nde"
Wajah Jinhye makin merona karena bahagia, dia ingin berlonjak saking senang nya dan pria itu malah melotot pada nya.
"Jika kau berani menyinggung soal cerai lagi aku akan bunuh diri"
"Ya...andwe! Apa apaan kau? Kenapa malah kau yang mengancamku sekarang?" Hyukjae terbahak setelah mengancam tadi, dia membawa Jinhye ke pelukan nya lagi dan membelai rambut panjang kusut itu.
"Lihat saja Lee Jinhye, aku takkan melepasmu selamanya, aku akan memastikan kau berada di sampingku sampai maut yang memisahkan kita"
*
*
*
Hyukjae memarkirkan mobilnya dengan benar di basement parkiran apartemen, sudah dua hari dia tak pulang dan dia rindu tempat ini. Wajahnya menoleh ke samping lalu tersenyum, melihat wanita yang duduk di jok sebelahnya tertidur dengan pulas, dan memeluk boneka hello kitty berwarna pink yang baru Jinhye miliki tadi.
Mereka kembali ke apartemen tepat jam sembilan malam, setelah menyuruh sopir kantor mengambil mobil Jinhye di taman Han River dan mengurus kendaraan itu. Mereka makan bersama di kedai taman Han River dan berjalan jalan menikmati indahnya pemandangan malam di Sungai Han.
Jinhye bahkan sempat merengek tadi pada Hyukjae meminta di belikan boneka itu ketika melihatnya di pasar malam, dia bilang jika ini hadiah pertama dari Hyukjae atau anggap saja hadiah kencan mereka yang pertama, lucu sekali karena mereka bahkan sudah menikah.
"Hye.....bangun kita sudah sampai apartemen"
"Hmmm..."
"Aigoo bangun, kita harus turun" Pria itu menggeleng sebal karena Jinhye hanya mengigau dan malah memeluk erat boneka nya, dengan hati hati Hyukjae terpaksa turun duluan membuka pintu mobil dan membopong Jinhye yang masih terlelap dengan damai.
"Euhhhh~ hm aku dimana?"
Jinhye menggeliat terjaga dari tidur nyenyaknya, dengan wajah kaget dia melirik ke sekitarnya dan menyadari jika ini sudah di kamarnya, bukankah seingatnya tadi dia masih dalam perjalanan pulang dengan Hyukjae.
Lengan nya rasanya berat seperti tertindih beban dan dia menoleh dengan wajah bersemu, ketika melihat wajah pria itu begitu dekat. Jadi benar ini di kamarnya dan Hyukjae tidur di samping nya, sampai dia bisa memeluknya dengan nyaman sekali.
"Sudah bangun hm"
"Apa tadi aku ketiduran di mobil?"
"Hm~ aku sampai susah payah menggendongmu dari parkiran bawah ke kamar ini"
Hyukjae membelai rambut kusut itu, memeluk Jinhye makin erat dengan posisi miring, dan membiarkan wajah wanita itu mendusel di dadanya.
"Mianhae hoam...sudah lama aku tak tidur senyenyak ini" wanita itu mengeluh karena memang banyak nya masalah akhir akhir ini membuat tidurnya tak nyenyak. Dia menikmati pelukan pria itu dan memuaskan menikmati harum tubuh Hyukjae.
"Lee....."
Jinhye mendongak, menjauhkan wajah mereka ketika Hyukjae baru saja mencium dahinya dan mengusap pipi nya.
"Kau tak keberatan kan aku panggil namamu seperti itu?"
"Itu margaku.....hanya kau yang memanggilku begitu nyonya Lee"
"Aish anggap saja itu panggilan sayang untukmu"
"Benarkah?" Jinhye terkekeh malu lalu menggeleng dan menyembunyikan wajahnya, rasanya debaran jantung nya makin keras dan dia baru menyadari jatuh cinta ternyata seperti ini rasanya.
Hyukjae menarik pinggang wanita itu, memposisikan diri tengkurap di atas Jinhye dan mulai mencium lagi bibir itu, lumatan lembut yang penuh cinta dan seakan mengikuti alur nya Jinhye mulai membalas nya meski masih kikuk karena Jinhye bukan ahli berciuman.