Chereads / Lovely Kianna / Chapter 3 - #2 (perasaan apa ini?)

Chapter 3 - #2 (perasaan apa ini?)

Kianna tidak berani mengangkat wajahnya lagi. Dia terlalu malu pada Alex, bahkan setelah mereka sampai di depen rumahnya. Dalam hati, dia berharap Alex tidak membahasnya lagi. Namun demi sopan santun Kianna terpaksa dan sedikit ragu menawarkan Alex untuk mampir sebentar ke rumahnya, namun laki-laki itu menolak dengan alasan sedang terburu-buru.

"Sekali lagi terima kasih sudah mau mengantar."

"Santai saja, itu sudah kewajiban saya memastikan Peserta Ospek pulang dengan selamat, tapi lain kali jangan pulang sendiri kalau tidak tahu jalan."

Kianna tersenyum masam,

"Maaf sudah merepotkan."

"Ini bukan masalah merepotkan atau tidak, tapi sebagai perempuan kamu harus bisa menjaga diri. Coba kamu bayangkan jika yang datang bukan saya."

Kianna meringis ketika sekelebet sosok menakutkan hinggap di pikirannya,

"Semacam makhluk gaib begitu?"

Tawa Alex menderai, begitu merdu dan menyenangkan untuk di dengar,

"Mungkin."

"Oh ya, saya Alex, nama kamu siapa?" tanyanya kemudian.

"Kianna."

"Kalau begitu, sampai jumpa lagi Kianna."

Alex menstarter motornya, melambai sejenak pada Kianna yang terdiam sebelum benar-benar pergi.

Tanpa sadar wajah Kianna memerah, tidak dapat menyembunyikan senyum ketika kepalanya memutar ulang kejadian sebelumnya, perhatian dan kebaikan Alex terasa begitu tulus, dia bahkan tidak terpengaruh pada kondisi Kianna dengan baju semi transparan terkena air hujan. Kianna merasa terjaga.

Alex, nama itu berhasil mencuri hati dan pikirannya, karena entah mengapa rasa nyaman menyelimuti hatinya kala mengingat sosok tampan itu.

***

Paginya, Kianna harus memaksakan diri untuk keluar dari tempat ternyamannya. Ospek hari kedua harus di laluinya, walau badan terasa sakit setiap bergerak.

Dia tidak bisa membohongi diri sendiri kalau badannya terasa lemas, mungkin efek kehujanan kemarin.

Dengan sekuat tenaga Kianna memaksakan diri untuk berjalan. Hari masih gelap saat kakinya turun dari mobil. Tidak ingin kejadian kemarin terulang, Kianna meminta Pak Adi menjemput pukul 5 sore.

"Kia..."

Kianna menoleh, melihat sosok Anitha berjalan cepat  kearahnya. Perempuan itu memandang Kianna dari atas ke bawah.

"Wih, beda banget sama yang kemarin, kalau kemarin kebesaran sekarang malah kekecilan, seragam punya adik kamu ya." komentar Anitha.

Kianna memutar bola matanya, sama sekali tidak berniat menimpali.

Gadis itu malah kembali melangkah tanpa menghiraukan Anitha yang cemberut.

Keduanya berkumpul bersama Peserta Ospek lainnya.

Di hari kedua ini setiap kelompok di wajibkan mendaftarkan perwakilannya untuk pementasan seni besok. Kemudian di lanjutkan dengan pengenalan beberapa Ekstrakulikuler.

"Siapa yang bakal tampil besok?" tanya Anitha saat keduanya sedang mendengarkan penjelasan salah satu dosen tentang salah satu pelajaran yang di ajarkan dosen itu.

Kianna mengangkat bahu acuh, matanya memperhatikan dosen di depan yang terlihat begitu semangat menjelaskan.

"Nggak asik, nih! " Anitha memasang raut cemberut, tapi tidak lama wajahnya berubah ceria seketika.

"Eh, lihat! Kak Alex memandang ke arah kita terus! "

Perkataan Anitha membuat Kianna menoleh ke arah pintu. Di sana Alex berdiri mengamati bersama panitia lainnya, namun mata laki-laki itu memang tertuju pada mereka, tepatnya pada Kianna.

Saat mata keduanya bertemu, Alex tersenyum hangat yang mampu membuat jantungnya melompat-lompat.

"Lihat!" Anitha berseru sedikit keras,

"Dia tersenyum padaku! Oh Tuhan, Oh Tuhan, dia manis sekali." tambahnya kegirangan.

Kianna kembali mengalihkan pandangan karena kini banyak mata yang memandang ke arah mereka, suara Anitha memang lumayan keras, dan kini pandangan sinis itu juga harus di terimanya.

Ospek kedua selesai tepat pukul 5 sore, setelah melewati serangkaian kegiatan yang melelahkan.

Kianna keluar Aula menjadi yang terakhir, menunggu yang lain keluar terlebih dahulu. Anitha sudah keluar terlebih dahulu karena Papanya sudah menunggu di luar.

Dan kini dia menyesal karena beberapa laki-laki malah memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekatinya.

"Hai, Kianna. "

"Cantik nih. Lebih cantik dilihat dekatnya. "

"Minta no hpnya dong.. "

"Udah punya pacar belum? "

"Boleh kenalan tidak? "

Kianna mulai gelisah. Ingin segera pergi tapi mereka dengan jahil menutup jalannya.

"Kianna! "

Panggilan Alex menyelamatkannya dari serangkaian pertanyaan memuakkan yang di lontarkan lima orang laki-laki yang mengerubunginya.

Dengan cepat, Kianna melangkah mendekati Alex. Keduanya berjalan bersisian keluar kampus.

"Terima kasih."

"Bukan hal yang besar, tapi.. sama-sama," Alex tersenyum tipis/

"Pulang sama siapa?" tanyanya kemudian.

"Di jemput supir."

"Oh, mau bareng sampai lobi?"

"Boleh."

Keduanya lalu berjalan bersama menuju lobi, sepanjang jalan Alex mengajaknya bicara mengenai banyak hal, selain tampan dan baik, Alex juga ternyata sosok yang ramah dan teman bicara yang menyenangkan.

Mereka berpisah di lobi kampus, Kianna melangkah keluar gerbang, mencari keberadaan Pak Adi, namun sopir pribadinya itu belum datang.

Suara motor mengalihkan perhatian Kianna, sosok Alex muncul keluar gerbang. Laki- laki itu tidak sendiri, di belakangnya sesosok perempuan cantik bergelayut manja memeluk erat pinggang laki-laki itu.

Hati Kianna berdenyut sakit saat keduanya melewatinya.

Tubuhnya lemas, dan lebih lemas lagi saat Pak Adi menghubungi tidak bisa menjemput karena mendadak istriya melahirkan.

Perasaan apa ini?

Tbc