Setelah selesai berbelanja dan memasukkan barang belanja ke bagasi mobil masih di lokasi yang sama Ariani dan Citra yang berjalan di belakang mengikuti Ferdinand dan Adrian pun ribut sendiri "apa ada masalah?" tanya Ferdinand seraya menoleh kebelakang "ohh, nggak" ucap Riani cepat, Ferdinand pun kembali berjalan "ingat ya cit, nama kamu Anin, dan hati2 kalau bicara" ucap Riani berbisik ke Citra "iyaa, aku tahu kok" sahut Citra dengan nada yang sama .mereka pun memasuki restoran dan itu restoran Itali.
"kita makan siang makanan Itali, tidak masalah kan?" ucap Ferdinand ketika kami sudah duduk dan memesan makanan. "hhmm iya tidak masalah Pak", "hmmm maksudnya Ferdinand" ucap Ariani, "hmm, seprti nya kalian akrab , jadi kalian kenal dimana, satahu ku Ariani baru sebulan lebih di kota ini"? Ferdinand memang orang yang banyak bicara dan pandai mencairkan suasana, dia orang yang sangat hangat dan bersahabat. "ohh itu, kami memang sahabatan dari SMP dan SMA, tapi ketika kuliah aku pindah, dan saat dengar dia akan ke Surabaya aku sangat gembira" jelas citra dengan semangat. sesekali Ariani melirik ke Adrian ingin mengetahui ekspresi nya , namun dia hanya diam dan tidak menunjukkan reaksi apapun. sepanjang makan siang Riani lebih banyak diam, hanya Citra dan Ferdinand yang mengobrol dia hanya menjawab ketika di tanya dan tersenyum. "jadi malam ini aku akan mengadakan pesta bearbeque , jadi aku mengundang kalian untuk hadir, dan sangat berharap kalian bisa datang" , ucap Ferdinand, aku tak tahu harus jawab apa namun "iyaa, kami akan datang kok" ucap Citra dan aku hanya bisa tersenyum kikuk. Acara makan Siang pun selesai. "okee, sampai ketemu nanti malam yaa" , ucap Ferdinand dan mereka pun berlalu pergi "byee" ucap Citra.
----------------------_--------------------
"Cit, kita nggak akan pergi okeee" ucap Riani "ayoo lah rii, kita pergi yaa" sahut Citra. pertengkaran mereka dimulai ketika sampai di rumah. "dan kenapa kamu bohong soal nama aku" protes Citra, "aku nggak bohong , nama kamu kan Citra Anindia, naah aku pakai nama belakang kamu, jadi bohong nya dimna" jawab Citra, "Rii, cepat atau lambat Adrian akan tahu siapa kamu" ucap Citra, "iyaa tapi nggak sekarang Cit" ucap Riani, "iya , lagian sekarang juga dia nggak kenal kan sama aku," sahut Citra, yang dibilang citra benar, citra sekarang tidak berhijab. "pergi yaa rii, aku pengen PDKT nih smaa Ferdinand, kapan lagi" lanjut Citra, "iyaa terserah kamu lah, tapi ingat, jaga sikap kamu yaa" , sahut Riani "siaappp Bu pengacara" ucap Citra.
---------------------------_--------------------
"bener ini rumah nya Cit?" tanya Riani pada Citra, mereka berhenti tepat didepan sebuah rumah dengan pagar yang tinggi namun terbuka lebar, sambil melihat ke arah tiang pagar yang ada tulisan sebuah alamat dan melihat kesebuah kertas Citra mencocokkan nya, "iyaa bener rii" ucap Citra, mereka pun masuk ke halaman rumah itu dan memarkir mobil. Saat turun dari mobil Ferdinand menyambut mereka "Ariani , Anin, yang ditunggu datang juga" ucap Ferdinand menyambut mereka, Ariani hanya membalas dengan tersenyum "ayooo masuk, yang lain Uda ada didalam" ucap nya lagi. kami pun masuk dan menuju ke halaman belakang , rumah Ferdinand sangat megah mewah halaman depan yang luas dan tentu juga halaman belakang yang luas. Ferdinand tidak tinggal di kompleks perumahan yang Adrian siapkan untuk pengacara pengacara nya. "Cit, jangan coba coba minum yang berbau alkohol," peringatan Riani buat Citra "iya non" sahut Citra. Sebulan lebih Riani bergabung dengan A.S Global Company hampir setiap malam weekend rekan rekan kerjanya akan pergi karaoke dan tidak sungkan untuk memesan minuman beralkohol walau kadar nya kecil, dan tak di pungkiri Riani pun pernah hadir di acara seperti ini dan pasti akan akan ada minuman seperti itu, sudah lebih 2 tahun Riani menggeluti pekerjaannya rasa stress dan beban membuat mereka butuh refreshing sehingga teman2 nya banyak yang melakukan nya dengan acara seperti ini, namun hanya sebatas minum dan pulang kerumah masing2. Tetapi Riani , tidak pernah terpengaruh oleh lingkungannya dia bergaul sesuai aturan dan menghindari hal seperti itu kalau pun dua terlanjur ikut dalam sebuah acara dia sangat bisa untuk menghindari minuman itu.
Ketika tiba dihalaman belakang Riani tidak merasa canggung karena semua rekan rekan pengacara nya ada disana walau beberapa orang asing yang tak dia kenal. Riani bergabung bersama mereka dan Citra bersama Ferdinand mambantu nya membakar daging.
"haii rii, " seseorang menegur Riani, dia Raymond. salah satu pengacara muda yang banyak menarik perhatian kaum hawa di kantor , "haii Raymond" sapa Ariani balik "tak kusangka kamu akan datang" ucap nya "iyaa, sungkan untuk menolak ajakan Pak Ferdinand" sahut Ariani. Tak lama suara bisik bisik mulai terdengar, "wahhh itu boss," ,, "itu Adrian Suprapto" ,, "dengan tampilan casual seperti itu dia terlihat sangat tampan," "iyaa sangat berkharisma" , " dia datang bersama Aura, model papan atas saat ini",, "mereka terlihat sangat serasi" suara bisik bisik itu terdengar sangat jelas Ariani pun melihat ke arah pusat perhatian. "wahh bos kita datang nih," ucap Ferdinand, "tak kusangka Seorang Aura pun datang" lanjut Ferdinand, "gimana , dia datang menjemput ku" ucap Aura sambil melirik ke arah Adrian" , "niihh hadiah untuk mu" ucap Adrian dan dia pun menyerahkan nya ke Ferdinand "biar aku yang bawa" ucap Citra, "wahhh dapat 'Wine mahal nih dari boss" ucap Ferdinand, Aura pun bergabung dengan Ferdinand dan Citra, sedangkan Adrian hilang ntah kemana, Ariani hanya menarik nafas panjang memperhatikan kejadian ini, dan kembali melanjutkan aktivitas nya membakar sossis dan daging. terdengar suara mic , dan alunan lagu pun dimulai. Ariani ikut menikmati nya sambil sesekali tersenyum sambil asyik ngobrol dengan rekan rekan nya. Dan tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang terus memperhatikan nya dari jauh.
"udah hampir 20 menit kamu ngelihatin dia" ucap Ferdinand , "siapa?" sahut Adrian "Ariani" sahut Ferdinand, "kamu mulai tertarik padanya kan" lanjut nya lagi, Adrian diam dengan tetap menatap tajam ke arah Ariani. "tidak" jawab Adrian "sudahlah, jangan menyesal kalau keduluann yang lain" sahut Ferdinand dan meninggal kan sahabat nya itu.