Chereads / Asa dalam kesulitan (Antara Hati dan Logika) / Chapter 42 - Saya Coba selesai kan

Chapter 42 - Saya Coba selesai kan

"Bu,,, Ibu Ariani" panggil Sintia pada ku dan baru menyadari kalau ia dan pak Jaka sudah masuk ke dalam mobil. "ibu tidak apa2" tanya Sintia dengan ekspresi bingung , "hmmm, iya saya nggak apa2, ini hanya karena terlalu panas tadi jadi mata ku sedikit perih" jelas ku pada Sintia, "ohh iya Bu, saya sudah berkomunikasi dengan pengacara pria itu, dan dia minta kita menemui nya di restoran XXX" jelas Sintia, "kalau begiti kita langsung kesana saja sekalian makan siang disana" ucap ku dan Sintia pun mengangguk dan Pak Jaka segera menjalankan mobilnya menuju restoran tersebut.

-----------_--------

Ternyata hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai ke restoran yang dimaksud dari tempat kejadian tadi. Restoran ini untuk orang menengah Keatas, Aku memang bukan orang Kaya, tapi pengahsilan ku selama menjadi pengacara sangat cukup untuk makan di restoran ini.

Sambil menunggu Pengacara 'Adrian Suprapto' aku dan Sintia memesan makanan terlebih dahulu,Ndan makan siang di restoran ini karena memang dia akan datang pukul setengah 2 siang dan sekarang baru pukul setengah 1. "Sintia, apakah kantor akan mengganti kerugian mobil tersebut dengan kejadian seperti ini?" tanya ku pada Sintia "dari kejadian2 sebelumnya, kantor hanya akan mengganti setengahnya dan sisa nya dipotong dari gaji supir yang mengendarai mobil Bu" jelas Sintia, dan itu artinya jika pun masalah ini sampai di kantor maka hasilnya tetap saja nihil, "dan untuk kerusakan mobil perusahaan kita?", kantor tidak akan mempermasalahkan nya, dan akan memperbaiki sesuai jadwal asuransi. aku pun hanya meangguk dan paham penjelasan Sintia, "jadi apakah kita harus menelpon pihak kantor sekarang Bu?" tanya Sintia, "ohhhh, sekarang tidak perlu, saya akan coba selesaikan dulu" menjeda sebentar aku pun melanjutkan, "dan Sintia, saya minta tolong untuk tidak membuka identitas saya sebagai pengacara, dan kamu cukup memperhatikan saya saja jangan mencela omongan kami nanti yaa" pinta ku pada Sintia, aku bisa melihat ekspresi bingung di wajah nya "kamu percaya kan sama saya, saya hanya tidak ingin merusak reputasi Firma hukum kita, dan kasian pak Jaka dan juga kamu jika harus potong gaji" ucap ku, dan akhirnya ekspresi Sintia pun berubah menjadi cerah seketika.

---------------_------------