Chapter 13 - Sang Sahabat

" Lohh, kok , kamu disini Dan" ucap Rian kaget ketika Dani masuk kedalam kamar nya "ibu mu manaa? " Lanjut nya , "yaa langsung pulang ke kampung lah, dia cuman mampir biasa,," terang Dani. Hening , yaah Dani baginya Rian adalah Sang Sahabat. Begitu pun Rian menganggap Dani seperti saudaranya sendiri.

*Flashback* 'kalau kamu nggak bayar uang SPP kamu 3 bulan ini , mohon maaf Dani , kami Sekolah terpaksa harus menscors mu' , suara seorang guru laki-laki , bersamaan dengan itu terdengar suara tok,,tokkk , 'misi pak' suara anak laki-laki dari depan pintu , 'iya masuk' ucap guru laki-laki tersebut, 'saya Adrian Suprapto pak ' ucap anak itu, 'oohhh, yang siswa baru itu yaa' sahut Guru laki-laki ,'iyaa pak betul' , 'ada apa kamu kemari' ucap sang guru, 'saya mau menyelesaikan administrasi saya pak' ucap anak laki-laki tersebut, 'ohh, kemari' Panggil sang guru, Siswa baru laki-laki tersebut menyerahkan amplop dan sebuah berkas 'tapi uang administrasi kamu, lebih ini' ucap sang guru , 'bayarkan saja untuk uang SPP dia pak' ucap sang siswa baru tersebut', 'saya permisi pak' Lanjut siswa baru itu lagi.

Yaa begitu lah awal mula persahabatan 2 orang ini . Kedua Sahabat ini hanyut dalam pikiran mereka masing-masing membuat suasana di dalam kamar tersebut hening.

"Rian,," ucap Dani memulai obrolan ,"hmmm,,," sahut Rian "tadi, riani cantikk banget yaaa," ucap Dani dan membuat Rian hanyut dalam pikirannya , yaa dia kembali membayangkan Senyum Riani tadi , memang begitu manis dan riani terlihat sangat mempesona , itulah pikiran Rian tanpa sadar sebuah senyum terlihat di wajah nya , "oiiiiiiii, diajak ngobrol malah bengong, senyum senyum lagi" ucap Dani dan menyadarkan nya kembali "hmmm, ngomong apa barusan" sahut Rian sok tak dengar dan mencoba mengalihkan pembicaraan. "kamu kenapa sih ian, setiap aku ngomongin Riani, pasti selalu mengalihkan" ucap dani, "jangan terlalu benci gitu, ntar jatuh cinta , baruu tau" sambung nya lagi , "yang bilang benci dia siapa Dan, dan kalau aku jatuh cinta sma dia, emang kamu gpp?" ucapan Rian sangat ambigu , susah untuk dipahami dan memiliki makna yang dalam , Dani bingung harus jawab apa dia memperhatikan ekspresi Rian tapi yaa begitu,, ekspresi Rian terlihat seperti biasa jadi susah baginya untuk menebak maksud dan pikiran sahabat nya ini. "kalau kamu suka sma dia, kenapa nggak kamu coba dekati, coba sekarang kamu telpon" ucap Rian santai dan seolah memberi saran, "bener juga kamu bro, oke dehhh aku telpon" ucap dani dan keluar dari kamar Rian untuk nelpon Riani , "yaaahh, ngapain tuhh anak pake keluar segala buat nelpon doank" ucap Rian kesal.

---------_-------_------_------_-----_---_----_---------_---_--------_-----

drrrttttt , drrrttttt, drrrttttt

"siapa ri yang telpon, Zaldi yaa, baru juga ketemu sejam yang lalu Uda nelpon aja" ucap Cia asal, "bukann, tapi kak Dani" ucap Riani sambil mengangkat telpon itu dan membuat sahabat2 nya heran. "assalamualaikum" ucap Riani begitu menganangkat telpon Dani, "waalaikum salam, hhmm ganggu nggak" ucap Dani "ohhh, nggak, ada apa kak nelpon?" tanya ku langsung "hmmm, gini kebetulan kan alamat yang kami cari tadi disekitaran kompleks mu , nahh dari pada besok aku sma Rian nyasar nayasar nda jelas, bisa nggak minta bantuan kamu temenin kami cari alamat itu" ucap Dani "ohhhh gitu, insya Allah bisa sihh kak, tapi jam nya aku yang tentuin boleh yaa kak ," sahut ku membuat sahabat2 ku semakin penasaran "sipppp, aman, okee, besok jam berapa kabari yaa, aku tunggu yaa Ri, " ucap Dani "iya kak, siaaapp," jawab ku , "okee dehh sampai besok Ri , bye " jawab Dani "assalamualaikum kak," jawab ku lalu menutup telpon . " Ri,, kenapa Dani nelpon kamu" , ucap Cia "terus kenapa besok ,jam berapa , bisa apa, maksudnya apa ri?" lanjut Rifah , "kalian janjian?" sambung Citra, yaaa sahabat2 ku , aku harusnya tidak kaget dengan reaksi mereka yang akan langsung menyerbu ku begini . "heeiiiii, kalian kenapa sihhhh, biasaa ajaaa , terus nanya nya bisa nggak satu-satu" jawab ku santai , "udaahh jawab cepat" desak Lina , "hmmmmm, pertama Kak Dani nelpon karena minta tolong, ke.2 jam nya aku yang nentuin jadi di lihat besok, ke-3 nggak ada janjian hanya mau nolongin," jawab ku "okeeeeee jelasss" sambung ku. "kamu harus ijin Ri sma Zaldi" ucap Kia kemudian , "hahhhhh, kok izin Zaldi sihh, aku juga besok nggak ada janjian sama dia dan yang ada harus izin mama ku lah" jawab ku Bingung, "ri, besok kamu tu jalan sma cowok , nahh zaldi itu pacar kamu, jadi kamu harus bilang sma dia supaya nggak ada salah paham" jelas Lina ,, "yaaa ampuunnn , emang harus gitu yaa kalau pacaran," jawab ku maless "kamu sayang nggak sama zaldi Ri, emangnya kamu nggak takut dia marah sma kamu gara gara ini". 'Sayang' , kata-kata itu terlalu berlebihan menurut ku, tapi aku tidak ingin melawan sahabat sahabat ku aku takut mereka marah pada ku. "iyaa ntar aku telpon Zaldi buat ngasih tau dia, okeee" jawabku sambil tersenyum manis pada sahabat2 ku , dan membuat ekspresi mereka berubah senang "nahhhh gitu donk" ucap Rifah dan membuat kami tertawa.

-------------------------_--------------------------_-------------------------

" Jadi kamu nelpon Riani dan minta tolong ke dia buat bantu nyariin alamat sepupu ku, dan ?" sembur Rian ke Dani "itu ekspresi kesal, atau senang iannn" ucap Dani kemudian, membuat Rian pun ikut bingung, mencoba mengalihkan "iyaa nggak, ini aku kaget aja," sahut nya gugup. "yahh, kapan lagi punya kesempatan kaya gini, trus dari pada kaya tadi sore muter muter ampe malam nggak dapat yaa uda, mending minta tolong aja kaan" jawab Dani santai, Dan tanpa diketahui Dani sebuah senyuman terbentuk dibibir Rian ntah senyuman apa. "ayooo main PS" ucap Dani kemudian.