Raina akhirnya selesai mengerjakan pekerjaannya hari ini. Ia mengambil hape nya yang ia simpan di laci mejanya.
Ternyata begitu banyak panggilan masuk tak terjawab dan pesan dari Dennis.
"Ri, kamu kenapa? Aku dengar dari Aliya kamu dipanggil bos kamu?"
"Ri, kamu baik-baik aja kan?"
"Ri, kok kamu ga bales sih? Aku khawatir sama kamu"
"Hellooowww... Riana sayang kok diam aja... jangan bikin pacar kamu ini panik dong!"
"Ping..."
"Ping..."
Beberapa pesan Dennis yang sempat terbaca oleh Riana. Segera Riana membalas karena tidak mau membuat pacar barunya itu khawatir.
"Iya Den, maaf baru aku tengok hapenya. Aku gak apa-apa kok" balas Riana singkat
Seketika hape Riana bergetar. Dennis yang baru saja mendapat balasan pesan dari Riana segera menelepon Riana.
"Iya Den...."
"Hei... kamu kenapa? Kok aku susah banget hubunginnya? Kamu baik-baik aja kan?" Suara lembut Dennis segera terdengar di ujung telepon. Sepertinya Dennis terlalu khawatir dengan keadaan Riana.
Bagaimanapun sekarang Dennis bukan hanya sahabat Riana tapi juga sudah jadi kekasih Riana.
"Iya Den, aku baik-baik aja kok. Tadi ada masalah sedikit dengan bos aku tapi Alhamdulillah sudah kelar kok sekarang"
"Masalah apa sih yang? Kamu kan baru kerja hari pertama?" Dennis terdengar sangat khawatir.
"Gak apa-apa bapak Dennis... santai aja! Kamu kaya baru kenal aku aja deh... hahaha...." tawa Riana berharap Dennis akan lebih tenang karena mendengar tawa pacaranya.
"Kamu yakin? Cerita sama aku. Sekarang kamu pacar aku, dan aku gak mau kamu tutupin masalah kamu dari aku"
"Siap pak..."
"Ri, aku serius. Aku sayang banget sama kamu, jadi aku mohon untuk selalu ceritakan apapun yang sedang kamu alami baik dan buruk"
"Iyaaa.... ikh sekarang kok bawel banget ya..." suara Riana menggoda Dennis yang sedang berusaha menjadi pacar romantis dan perhatian.
"Gak apa-apa deh aku dibilang bawel, pacar sendiri ini yang ngomong"
Seketika senyum tersimpul dibibir Riana
"Kamu udah pulang kan sekarang? Aku jemput ya?
"Sudah Den, ini lagi siap-siap mau pulang"
"Ya udah aku jalan ke kantor kamu ya sekarang?"
"Oke... hati-hati ya?"
Riana gak bisa bohongin hatinya kalau ia bahagia banget sekarang. Udah lama ia menahan perasaannya untuk Dennis, sekarang Dennis udah jadi pacarnya dan hari ini hari pertama Riana dijemput pulang sama pacar baru.
Setelah merapihkan mejanya, Riana segera meninggalkan ruangan kerjanya dan turun ke bawah.
Tidak beberapa lama motor Dennis pun berhenti tepat di depan mata Riana.
"Hai sayang, udah lama nunggu?" Sapa Dennis dari atas motor.
"Gak kok baru aja turun"
"Yuk jalan!" Ajak Riana
"Ekh tunggu dulu" Dennis menarik tangan Riana dengan lembut
"Kenapa? " tanya Riana
"Pakai helmnya mbak biar aman" Dennis memakaikan helm kekepala Riana dengan lembut dan romantis.
Seketika muka Riana memerah dan terasa panas.
"Makasih pacar" jawabnya malu-malu
"Sama-sama sayangku"
Dennis memang juara deh bikin hati Riana serasa lompat-lompat kesenengan.
"Ri, pegangan dong! Biasanya juga selalu pegangan aku kalau naik moror"
"Ohhh... hemmmm.... iya" Riana kikuk
Dennis menarik tangan Riana dengan tangan kirinya dan menuntunnya di pinggang Dennis.
"Pegangan yang erat ya sayang... biar gak jatuh" Dennispun mengencangkan laju motornya
Sampai di depan stasiun Tebet
Riana segera turun dari motor CBR Dennis. Dan menyerahkan helmnya ke Dennis.
"Makasih Dennis udah mau antar Riana sampai stasiun, coba antarnya sampai rumah. Hehhehe.... tapi jangan deh nanti pacar aku ini kecapean"
"Kamu mau aku antar sampai rumah sayang? Dengan senang hati dong aku gak keberatan sama sekali untuk antar pacar kesayangan aku ini pulang sampai bogor" Dennis menggoda Riana
"Ehhh.... gak usah Den, aku cuma becanda kok. Jangan ya kamu kan harus balik lagi ke studio"
"Gak apa-apa aku bisa minta izin malam ini"
Dennis itu adalah anak dari salah satu pemegang saham terbesar di stasiun TV itu, ya kalau dia bandel-bandel dikit kerjanya gak akan jadi masalah.
"Jangan sayang, aku gak apa-apa kok pulang naik kereta aku kan ANGKER hehehhe"
"Kamu bukan Angker tapi kamu horor... hahhaha..." Dennis tertawa menggoda pacarnya
"Ikhhhh... Dennis" Riana gak tau harus ketawa atau marah melihat tingkah pacarnya yang menggemaskan.
"Ya udah sana masuk nanti tambah sore tambah padatkan keretanya"
"Oke..." jawab Rian singkat dengan senyum menawannya.
Setelah adegan pamitan yang cukup alot Riana akhirnya melangkah berjalan masuk ke dalam stasiun.
Setelah menempelkan kartu tiketnya dia segera menuruni anak tangga underpass stasuin menuju peron dua arah Jakarta - Bogor.
Suasana stasiun sudah sangat padat, bagaimana keretanya?
Ketika speeker informasi stasiun berbunyi bahwa kereta segera memasuki stasiun Tebet Riana dengan sigap langsung mengambil posisi di depan pintu gerbong kereta.
Gerbong wanita sudah sangat penuh dengan manusia-manusia wonder women. Mereka berjuang menerobos padat dan sesaknya kereta ditengah kelelahan mereka menyelesaikan pekerjaan mereka hari ini.
Mengeluh mungkin, tapi mundur dan menyerah tidak ada dalam kamus mereka. Semangat mereka inilah yang kadang membuat Riana malu jika dia mengeluh akan padatnya kereta yang akan harus dia hadapi mulai hari ini. Walaupun selama kuliah Riana juga sering menggunakan jasa transportasi KRL tapi rasanya tentu berbeda.
Jam menunjukkan pukul 19.00 ketika Riana tiba di stasiun Bogor. Dia segera meraih hape dalam tasnya dan memesan ojek online.
Sampai di rumah, Riana merasakan badannya sangat lelah. Setelah menjumpai kedua orang tuanya Riana pamit untuk istirahat. Riana mandi dan bersiap makan malam.
"Ri... makan dulu yuk baru tidur" suara mama Riana terdengar dibalik pintu kamar Riana
"Iya mah... sebentar lagi pakai baju dulu"
Di meja makan
"Abang mana mah?" Riana menanyakan abang sematawayang nya.
"Biasalah abang kamu kan seksi repot setiap hari ada aja yang kotak katik. Masih di bengkel kayanya sih" jawab mama Riana
"Ri, bagaimana kerja hari pertama kamu? Lancar semua kan?" Tanya ayah Riana
Riana diam beberapa detik.
"Hmmm... iya yah Alhamdulillah lancar kok" jawab Riana sedikit kikuk
Riana tidak mau membuat ayah dan mamanya kecewa dan kepikiran soal kejadian tadi siang.
"Syukur Alhamdulillah, kamu harus kerja yang semangat ya Ri!" Sambung Ayah
"Siap bos" sahut Riana cepat
Riana kembali ke kamar setelah membantu mamanya merapihkan piring-piring kotor. Karena Riana hanya dua bersaudara dan dia anak perempuan satu-satunya dikeluarga jadi dia harus pandai dan terbiasa membantu mamanya di rumah.
Dia membaringkan tubuhnya di atas kasur, menarik nafas panjang dan mengotak-atik hapenya.
Tiba-tiba dia berfikir tentang Dennis, tentang pernyataan cintanya, tentang status hubungan mereka sekarang. Gak pernah terfikirkan bagi Riana bisa jadian semudah itu dengan Dennis, gak dibilang mudah juga sih tiga tahun mereka menahan perasaan mereka masing-masing.
Riana sempat bingung kenapa cowo kaya Dennis yang ganteng, pintar, baik hati dan kaya raya mau sama Riana cewe biasa yang cantiknya juga biasa dari keluarga biasa. Riana pernah tanyain hal ini sebelumnya ke Dennis tapi dengan mudah Dennis menjawab kalau dia menyukai Riana karena kepribadian Riana, cantiknya Riana memang tak secantik Aliya atau cewe-cewe hitz di kampus apalagi sekarang Dennis kerja di dunia entertaiment pasti akan banyak ketemu cewe-cewe super cantik, tapi Dennis hanya melihat kearah Riana dan selalu Riana.
Tiba-tiba muncul perasaan aneh dihatinya, perasaan yang membuat jantungnya berdegub kencang. Riana rindu dengan Dennis, ia terlalu gengsi untuk menghubungi Dennis lebih dulu.
Tiga puluh menit Riana diam memandangi foto-foto jaman kuliahnya dengan Dennis dan Aliya. Ia sudah tidak tahan lagi menahan rindu. Riana mencoba mengirim pesan ke Dennis berharap Dennis segera merespon dan menelepon balik Riana.
Tapi tidak ada balasan juga dari Dennis.
"Dennis lagi apa?"
"Dennis kok diam aja?"
"Den, lagi sibuk ya?"
"Ping..."
"Ping..."
Riana mulai resah karena kekasih barunya tidak segera menghubunginya kembali.
Akhirnya Riana menelepon Dennis
Panggilan telepon Riana tidak juga dijawab Dennis.
"Ikh kemana sih si Dennis? Dihubunginya susah banget. Katanya sayang sama gw selalu ada buat gw tapi baru hari pertama jadian aja udah ngilang"
Seketika pikiran Riana melambung jauh, ia membanyangkan Dennis sedang asik berdua dengan teman kerja wanitanya atau artis-artis yang ia urus di studio.
Ya Dennis kan ganteng, dan bokapnya salah satu pemegang saham terbesar di sana artis-artis cantik pasti akan banyak menggoda Dennis.
"Sadar Riana... jangan berfikiran negatif dulu sama Dennis. Mungkin aja kan dia sibuk. Tadi kan dia bilang ada jadwal syuting di studio malam ini" Riana mencoba menenangkan hatinya sendiri.
Riana tertidur saat hape nya berbunyi. Dennis mencoba menghubungi Riana.
"Assalamualaikum. Ini siapa?" Jawab Riana dengan mata setengah terpejam
"Hai sayang" suara lembut laki-laki di ujung telepon seketika membuat Riana tersadar dari tidurnya.
"Sayaaanggg.... kamu kemana aja sih?" Jawab Riana begitu semangat.
"Iya maaf ya sayang, tadi aku ada syuting ini aja baru selesai. Pas cek hape ada banyak pesan dan telepon dari kamu jadi aku langsung telepon balik..kamu udah tidur ya?"
"Iya tadi aku ketiduran nungguin telepon kamu" suara Riana sedikit manja
"Kangen ya sama pacarnya yang ganteng ini?" Goda Dennis
Riana hanya mengangguk tanpa bersuara, berharap Dennis tau perasaannya tanpa perlu ia katakan.
"Aku tau kamu mau bilang iyakan? Hehhee....gengsi banget sih kamu mau bilang kangen sama pacarnya sendiri aja. Apa mau ada cewe lain yang bilang kangen sama aku?"
"Jangaaannn dong Dennis! Iya aku kangen banget sama kamu" Riana akhirnya menyerah pada Dennis
"Heheehe... gitu dong jujur..kan aku jadi tambah sayang. Duh jadinya mau peluk kamu nih sekarang"
Kata-kata Dennis mendadak bikin dada Riana panas akibat terlalu bahagia.
"Sayang, aku kangen kamu. Aku fikir kamu lagi berduaan sama teman kerja kamu yang cantik-cantik itu" Riana mulai jujur terhadap perasaannya.
"Gak kok sayang, masa aku jalan sama cewe lain sedangkan aku udah punya pacar yang cantik hehhehee"
"Ya udah kamu tidur sana besok pagikan harus jadi angker lagi" Dennis berusaha menggoda Riana lagi
"Tapi akukan masih kangen. Memang kamu gak kangen apa sama aku?"
"Kangen dong. Kangen banget malah. Rasanya aku mau jalan ke Bogor sekarang ketemu sama kamu biar kangennya hilang hehhee..."
"Huh bohong. Mana mungkin malam-malam gini kamu berani ke Bogor?"
"Siapa bilang aku ga berani? Demi lihat kekasih aku jangankan Bogor Bali aja aku datangin. Memang kamu mau pacar kamu ini malam-malam naik motor ke Bogor? Gak khawatir gitu sama aku?
"Aku mau ketemu kamu, tapi aku gak maulah kamu datang ke rumah malam-malam gini. Nanti kamu kecapean terus sakit aku nanti sedih"
"Ya udah, besok aku jemput ya sayang di stasiun aku antar ke kantor" Dennis berusaha menenangkan hati pacarnya yang sedang dilanda rindu.
"Iya sayang,ya sudah kamu cepet pulang ya langsung istirahat. I love you"
Kata-kata Riana seperi jadi penyejuk dan penghilang lelah Dennis hari ini. Pertama kalinya sang pujaan hati mengatakan I love you sungguh kemajuan yang luar biasa.
"I love you too sayang" jawab Dennis lembut