Chereads / Commuter In Love / Chapter 5 - Aku Bahagia Denganmu

Chapter 5 - Aku Bahagia Denganmu

Riana sampai di kantor pukul 07.00, lebih cepat dari karyawan lain bahkan bosnya sendiri. Karena rumah Riana cukup jauh ia harus mengatur dengam disiplin waktu keberangkatannya setiap pagi.

"Masih sepi ya... telepon Dennis dulu akh" Riana menekan tombol panggilan di hape nya.

"Hallo, sayang.." suara renyah Dennis

"Sayang, kamu dimana?" Tanya Riana dengan sedikit manja

"Ini aku mau jalan ke stasiun"

"Memang kamu mau kemana?"

"Jemput pacar akulah, kamu udah sampai mana?"

"Aku udah di kantor, sayang"

"Lho kok udah sampai kantor aja. Kan aku bilang aku anter jemput kamu walau cuma sampai stasiun" Dennis sedikit bete karena tidak  bisa menjemput Riana pagi ini.

"Gak apa-apa, sayang. Aku gak mau bikin kamu kecapean dan ngerepotin kamu"

"Repot apanya sih, yank? Kamu kan pacar aku. Aku maunya selalu bisa bahagiain kamu"

"Iya aku tahu kok. Ya udah nanti sore kamu anter aku ke stasiun ya" Riana mencoba mencairkan hati Dennis, ia tau Dennis tidak marah tapi pasti Dennis akan sedikit kesal dengan hal ini.

Dennis diam tidak menjawab

"Kamu udah sarapan, sayang? Tanya Dennis kembali.

"Belum"

"Aku mampir ke kantor kamu dulu ya bawa sarapan"

"Jangan, nanti kamu repot" sela Riana

"Ri, tolong jangan pernah bilang jangan. Aku sayang banget sama kamu izinin aku bahagiain kamu semampu dan sebisa aku ya?" Kata-kata Dennis berhasil membuat mata Riana berkaca-kaca"

"Ri, kok diam?" Dennis menyadarkan Riana dalam kemellowan hatinya.

"Iya... iya... ya udah nanti kalau udah sampai parkiran kantor telepon aku ya!"

"Iya, sayang. I love you"

"Dennis apa sih pagi-pagi udah love love an" Riana tersenyum menyembunyikan kebahagian hatinya.

"Aku cuma bilang I Love you aja, salah ya? Kan bilang nya sama pacar aku bukan cewe lain. Maunya aku bilang sama cewe lain aja nih?" Dennis menggoda Riana lagi.

"Huh... iya" Riana menghela nafas

"Jawab dong, sayang"

"I love u too, sayang"

- Di rumah Dennis-

"Papi... Dennis... sarapan dulu yuk!" Suara lembut mami Dennis terdengar dari arah meja makan

Dennis segera berjalan ke meja makan, mengambil posisi duduk di depan maminya.

"Tumben pagi-pagi udah ganteng banget anak mami ini?  Ada syuting pagi kah?"  Tanya mami Dennis lembut.

Mami Dennis memiliki wajah yang cantik dan terlihat awet muda untuk seorang ibu yang memiliki anak laki-laki seusia Dennis. Wajar saja selain perawatan mahal mami Dennis ternyata menikah ketika usia 20 tahun dan mempunyai anak Dennis 1 tahun berikutnya.

"Gak ada syuting mih, nanti jam 11 baru ada syuting. Tapi nanti jam 9 mau ada meeting dengan producer"

Belum sempat mami nya bertanya lagi Dennis langsung mengalihkan pembicaraan. "Roti nya enak mih, boleh minta lagi gak?"

Mami Dennis memang dikenal super cerewet dan kepo apalagi soal anaknya. Dia bisa bertanya dengan bagitu detail seperti seorang polisi sedang mengintrogasi tersangka. Dia juga bisa membaca ekspresi wajah orang lain ketika berbicara dengan dia, wajar aja karena mami Dennis sarjana ilmu psikologi.

"Ada, sayang. Mau mami buatkan lagi?"

"Boleh mih, kalau gak repotin mami"

"Okey, sebentar mami siapkan. Mau isi selai apa sayang?"

"Apa aja mih. Oh iya nanti tolong di masukan tempat makan ya mih" jawab Dennis dengan hat-hati takut maminya mengintrogasi lagi.

Dan ternyata benar, naluri kepo nya mami Dennis seketika muncul kembali. "Ini rotinya" mami Dennis meletakan Kotak roti di atas meja.

"Jawab mami jujur ini untuk siapa?" Instrogasi mami Dennis semakin menyudutkam Dennis. Belum sempat Dennis menjawab Papinya datang dan duduk di samping istrinya itu.

"Ada apa sih ini? Pagi-pagi kok obrolannya udah serius banget" tanya papi Dennis

"Gak ada apa-apa kok, pih"  sahut Dennis cepat sambil memakan rotinya.

"Ini lho pih, Dennis tumben-tumbennya deh minta dibuatin bekal sarapan. Padahal dari SD gak suka namanya makan bekal dari rumah lebih sering jajan di kantin" mami Dennis menjelaskan hal sebenarnya ke suaminya.

"Bagus dong, itu namanya sehat dan hemat. Kenapa mami jadi bingung gitu?" Jawab papi Dennis tenang

"Ya bagus sih pih. Tapi mami aneh aja"

"Mih, anak mau bawa bekal kok dicurigain. Itu hal yang baik. Mungkin Dennis mau belajar berhemat hehehhe..." Papi Dennis tertawa menggoda Dennis

"Papi pagi-pagi udah nyindir-nyindir orang" sebagai anak tunggal Dennis memang terkenal dengan sifat buruk nya yaitu boros.

"Gak kok makanan ini untuk teman Dennis" jawab Dennis santai sambil tetap melahap rotinya.

"Teman? Teman siapa? Laki-laki atau perempuan" Mami Dennis lebih penasaran lagi.

"Mami nih kaya anak muda zaman sekarang aja,  kepo banget hahhaa" sahut papi Dennis

Dennis segera menghabiskan sisa jus apelnya kemudian mengambil tempat makan di depannya. "Ini untuk pacar Dennis, mih. Makasih ya udah dibuatin sarapannya" Bisik Dennis pelan sambil mencium pipi maminya dan berjalan dengan cepat keluar rumah.

Mami Dennis duduk terdiam, kaget mendengar jawaban anak tunggalnya. Sementara papinya masih sibuk dengan sarapannya sambil membaca koran online dari smartphonenya.

"Pih...pih... tadi denger gak Dennis ngomong apa?" Mami Dennis bertanya kepada suaminya apa yang barusan dia dengar, dia takut apa pendengarannya bermasalah.

"Dengar kok mih... kenapa?" Jawab suaminya santai

"Ikh si papi, kebiasaan deh kalau diajak ngomong perhatiin dulu dong simpan hapenya dulu!" Suara mami Dennis mulai keras

Papi Dennis meletakan smartphonenya di meja "Tuh udah papi taro mih"

"Pih, menurut papi siapa ya pacarnya Dennis sekarang?" Jiwa kepopers mami Dennis benar-benar luar biasa. Selain memiliki wajah cantik dan awet muda mami Dennis merupakan wanita sosialita yang pintar. Dia berhasil menyelesaikan studinya sebagai sarjana psikologi universitas di Singapura pada usia 20 tahun. Dengan bakat ini otomatis dia bisa dengan mudah menganalisis ekspresi orang lain terutama suami dan anaknya dengan mudah apalagi Dennis jelas-jelas sudah menunjukan gejala orang jatuh cinta.

"Ya mana papi tau?"jawab suaminya dengan santai tanpa ekspresi.

"Papiiii... papi kan tau dia anak tunggal kita. Kita wajib tahu semua hal tentang dia. Karena kebahagiaan anak gak bisa diukur dari banyaknya uang dan fasilitas yang kita berikan"

"Iya papi paham, mih"

"Setahu mami pacar terakhir Dennis kan si Bella teman SMA nya yang kalau pakai baju selalu kekurangan bahan" mami Dennis memulai kembali analisanya.

"Setelah dia lulus SMA dia putus juga dengan Bella. Dia juga hanya punya dua teman perempuan dari awal kuliah sampai sekarang. Itu loh pah si Aliya dan Riana"

"Iya, dan cuma punya satu teman laki-laki dari SMP kan si Rangga" sambung papi Dennis.

"Anak kita mempunyai cara pergaulan yang kaku" papi Dennis tertawa kecil.

"Iya pih, makanya mami penasaran siapa pacarnya sekarang. Oh iya, semenjak dia kerja di studio papi lihat gak dia dekat dengan perempuan?"

"Gak kayanya mih, papi juga kurang perhatikan sih. Ya Denniskan kerjanya di studio papi di kantornya dan dia melarang keras papi untuk tidak terlalu mencolokan diri sebagai orang tuanya di sana. Dia gak mau orang-orang berfikir dia bekerja di stasiun TV kita hanya karena papinya pemegang saham disana" jelas papi Dennis.

"Tapi pih, Dennis pernah cerita dia jatuh cinta dengan salah satu sahabatnya itu?"

"Aliya dan Riana?" Jawab papi Dennis dengan cepat

Karena Dennis anak tunggal, orang tuanya selalu memperhatikan apapun mengenai anaknya. Singkat kata Dennis tidak pernah kekurangan harta benda dan kasih sayang kedua orang tuanya. Sesibuk apapun papinya dia selalu menyediakan 1 hari full untuk quality time dengan anak istrinya. Begitupun dengan mami Dennis, walaupun dia bergabung dalam kelompok wanita-wanita sosialita dan terlibat banyak acara dari mulai arisan sampai bakti sosial, mami Dennis tidak pernah melewatkan satu haripun tanpa mengecek segala kebutuhan anak semata wayangnya.

"Mami gak tau siapa yang Dennis suka, Riana atau Aliya?"

"Siapapun pilihan Dennis, mih kita harus dukung. Asal dia wanita baik-baik dari keluarga baik-baik pintar dan sholeha. Syukur-syukur kalau benar pilihannya diantara dua sahabatnya itu. Kita sudah mengenal mereka dengan baik dan papi rasa mereka berdua wanita yang baik"

"Iya, pih. Mami juga setuju kalau pilihan Dennis diantara kedua sahabatnya itu" senyum manis melingkar di bibir tipis istrinya.

Dennis adalah anak tunggal dari pasangan konglomerat pemengang saham terbesar di Indo TV bapak Ahmad Prayoga dan istrinya Dessy Paramitha Prayoga. Mereka merupakan pasangan sempurna, latar belakang kedua orang tua merekapun juga kuat. Kakek Dennis dari bapak Ahmad merupakan Pengusaha salah satu merek elektronik terkenal di Indonesia, sedangkan kakeknya dari nyonya Dessy merupakan pensiunan tentara dan mantan kepala KBRI untuk Singapura.

Sebagai anak tunggal Dennis hidup sangat berkecukupan, apapun permintaan Dennis nyaris tidak pernah ditolak oleh kedua orang tuanya. Kecuali ketika Dennis meminta untuk kuliah dibidang broadcasting tapi papinya menolak. Papi Dennis ingin Dennis menjadi pengusaha seperti kakek dan dirinya, tapi Dennis tidak menyukai dunia perbisnisan. Karena rasa hormatnya kepada kedua orangtuanya akhirnya Dennis menyetujui untuk kuliah ekonomi dengan satu syarat dia minta kuliah di salah satu universitas swasta di daerah Depok, alasannya simpel karena dia tidak mau dikirim orang tuanya kuliah di luar negeri dan mau satu kampus dengan sahabatnya Rangga. Dan orang tuanya pun menyetujui, berkat keputusan ini Dennis akhirnya bertemu dengan Riana yang sekarang menjadi pacarnya.

-Di parkiran kantor Riana-

Hape Riana bergetar dan menunjukan ada panggilan dari Dennis yang namanya sudah ditambahkan simbol hati.

"Iya, Dennis" jawab Riana cepat

"Aku sudah di parkiran nih, yang" sahut Dennis

"Okey aku turun sebentar ya" senyum manis tidak bisa hilang dari bibir Riana dua hari ini. Beruntung teman-teman kantornya tidak terlalu memperhatikan hal ini.

"Haiii.... Dennis...." sapa Riana semangat dari depan lobby kantor.

Dennispun melambaikan tangannya ketika melihat Riana berjalan kearahnya.

Dennis mengeluarkan kotak makan dari dalam tasnya."nih sarapannya, maaf ya sayang cuma roti bakar tapi kamu harus makan sampai habis biar kamu punya energi untuk kerja keras hari ini" Dennis mmeberikan kotak makan itu disertai dengan senyuman super menawan.

"Iya sayang terima kasih banyak pacarku yang bawel udah mau repot-repot bikinin aku roti bakar special buat aku" sahut Riana mesra

"Ini bukan buatan aku kok, tapi ini special buat kamu dibuat sama mami untuk calon menantunya" jawaban Dennis sontak membuat jantung Riana berpacu cepat.

"Ya ampun... Dennis, kamu kok kasih sarapan buat aku tapi nyusahin mami kamu??? Aku kan jadi gak enak" Riana menahan malu dan bahagianya.

"Gak apa-apa pacar aku, mami jugakan kenal kamu santai aja ya" Dennis mengusap-usap lembut kepala Riana. Lihat Dennis sweet begini, liat senyuman Dennis yang super ganteng bikin hati Riana kebanjiran kebahagiaan.

"Ya udah nanti aku makan, sekarang aku masuk dulu ya. Kamu pergi kerja sana nanti terlambat"

"Oh... ngusir pacarnya nih? Malu ya punya pacar kelewat ganteng kaya aku hehehhe...."

"Dennis, ga lucu akh. Masa kamu ganteng aku malu. Yang ada kamu harusnya yang malu punya pacar super biasa kaya aku"

"Kata siapa kamu biasa? Kamu itu gadis luar biasa yang pernah aku kenal dan aku sangat bahagia sama kamu itu yang penting" kata-kata Dennis benar-benar sudah berhasil membuat Riana setengah gila karena cinta.