Chereads / Commuter In Love / Chapter 6 - Just Me and You

Chapter 6 - Just Me and You

Riana duduk di bangku gerbong laki-laki. Hari ini gerbong wanita sangat padat, Riana terlalu lelah untuk menerobos barisan penjagaan wanita-wanita perkasa sore itu.

Dia sangat lelah, sambil mendengarkan musik lewat earphone nya Riana menutup wajahnya dengan masker dan mencari posisi duduk yang nyaman untuk bisa tidur sebentar saja.

Rasa kantuk yang tak tertahan membuat dia tak sadarkan diri, Riana tertidur pulas sampai akhirnya kepalanya jatuh hampir terkena bagian sensitif seorang laki-laki yang berdiri di depannya. Sepertinya laki-laki itu sedikit mesum. Melihat Riana yang tertidur pulas laki-laki itu bahkan dengan sengaja mendekatkan tubuhnya lebih dekat lagi kearah Riana.

Ketika kereta mengerem untuk berhenti, kepala Riana nyaris menyentuh bagian sensitif laki-laki itu tadi. Tetapi dengan tiba-tiba sebuah tangan menangkap kepala Riana, menahan dan meletakkannya dipundaknya. Laki-laki tadi sontak memandangi orang di samping Riana dengan pandangan penuh marah.

Dengan santai orang di sebelah Riana berkata "mohon maaf, ini pacar saya" suara laki-laki di sebelah Riana membuat kaget laki-laki mesum tadi. Laki-laki di samping Riana menggenggam tangan Riana untuk lebih meyakinkan laki-laki mesum tadi.

Riana tidur sampai stasiun Bojong Gede. Ketika Riana sadar dari tidurnya ternyata kereta sudah sedikit kosong.

"Waduh... gw ketiduran,untung baru sampai Bojong" gumamnya dalam hati.

Riana mengecek hapenya. Ada pesan dari Dennis.

"Sayang, udah sampai mana?"

"Aku baru sampai Bojong, Den. Maaf aku baru liat pesan kamu tadi aku ketiduran ini baru keba ngun"

Tidak beberapa menit pesan balasan Dennis datang.

"Kamu ketiduran di kereta, yang? Memang kamu dapat bangku? digerbong wanita kan padat" setiap pagi dan sore hari gerbong wanita memang super lebih padat dari gerbong laki-laki atau umum, hal ini mungkin karena jumlah gerbong wanita terbatas dua di depan kereta dua di belakang. Selain itu kursi hanya berlaku untuk ibu hamil, orang jompo, ibu membawa anak dan balita jadi Dennis sangat yakin jika Riana tidak bisa dapat bangku apalagi sampai tertidur pulas.

Riana tidak membalas pesan terakhir Dennis, karena kereta sudah akan memasuki stasiun Bogor. Dia segera menyimpan hape di tasnya. Mulai baris di depan pintu CRL.

Riana memesan ojek online untuk mengantarnya pulang sampai ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Riana langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Sampai mamanya datang menyapa. "Kamu kayanya capek banget, Ri?"

"Ekh mama, iya nih aku capek banget banyak kerjaan yang harus Ria kerjakan dikantor" Ria adalah nama sapaan Riana sejak kecil oleh orang tuanya.

"Kereta tadi penuh ya?"

"Pennnnuuuhhhh... banget banget" Riana berbicara penuh tekanan sambil menarik nafas panjang.

"Biasalah Ri, kan hari Jum'at jadi kereta akan lebih full dari hari biasanya"

"Iya juga sih mah"

Riana masuk kamar membuka pakainnya dan bersiap untuk mandi. Baru saja Riana akan masuk kamar mandi, hape nya berbunyi. Riana hanya melirik sekilas melihat simbol hati, Dennis.

Tanpa berfikir lama segera Riana meraih hape nya dan mengusap tombol hijau dilayar. "Iya, sayang" sapanya manja

"Ri, kamu udah sampai rumah?" Tanya Dennis khawatir

"Udah dong" Riana menjawab penuh semangat tanpa memikirkan kekhawatiran pacarnya itu.

"Syukur deh, aku pikir kamu kenapa-kenapa? Habis pesan aku gak kamu balas"

"Ya Allah...sayang, maaf aku lupa. Tadi pas aku mau balas keretanya udah sampai Bogor aku langsung turun dan pesan ojek online. Ini baru sampai mau mandi" Riana mencoba menjelaskan karena tidak mau membuat pacarnya kecewa.

"Iya gak apa-apa, sayang" Dennis emang super pengertian, perhatian dan baik.

"Yang, besok ada acara gak?" Tanya Dennis

"Gak ada kenapa?"

"Aku besok juga gak ada syuting, kebetulan program hari sabtu udah di typing jadi gak perlu syuting live lagi sabtu besok"

"Iyaaa... teruuusss...?" Riana mulai penarasan

"Hmmm...gini, semenjak kita pacaran kita belum pernah jalan bareng berdua. Kita ketemu cuma pas aku anter dan jemput kamu dari kantor ke stasiun atau stasiun ke kantor. Aku jugakan mau pergi berdua sama pacar aku"

"Maksud kamu kita ngedate gitu?" Dada Riana mulai panas karena menahan detak jantungnya yang bergerak super cepat.

"Iya" jawab Dennis singkat

"Memangnya mau kemana?" Tanya Riana kembali

"Kemana aja asal sama pacar aku yang cantik ini" Dennis menggoda Riana

"Oke, jam berapa? Kita ketemuan di stasiun Tebet?"

"Kok ketemuan di stasiun sih, sayang? Aku mau ajak kamu jalan lho masa kamu yang samperin aku ke Jakarta? Harusnya aku yang samperin kamu ke Bogor"

"Seriusan, sayang kamu mau jemput aku ke Bogor?" Riana merasa tak yakin

"Serius. Aku juga harus izin sama calon mertua aku untuk ajak putri cantiknya jalan-jalan hehehe...."

"Ikh Dennis kamu...." Riana tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

"Kamu apa? Kamu keren? Kamu ganteng? Kamu romantis banget? Hehehe..." canda Dennis

"Apa sih kamu ge-er banget jadi cowo. Cowonya siapa sih ini yang super pede?" Riana balik menggoda Dennis

"Cowonya siapa ya??? Kayanya belum ada yang punya deh" balas Dennis membuat Riana berteriak.

"Deniiiisssss... ih apa sih. Ya pacarnya akulah. Awas kalau ada pacar yang lain!" Riana menyerah kalau harus beradu bicara dengan Dennis

"Heehhe... iya pacar akulah. Ya udah kamu mandi sana baunya sampai sini nih hehhee..."

"Huh enak aja aku bau. Memang kalau aku bau kamu mau jadi pacar aku? Gak kan Mr. Dennis Prayoga yang kalau pakai baju harus super licin dan rapih lengkap dengan parfum yang menusuk hidung" Riana kembali menyerang balik

"Hehehehe...iya... iya... kamu memang paling tau deh soal aku jadi tambah cintaaaaaa" Dennis tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan hatinya karena pacar kesayangnya begitu hafal kebiasaannya, ya karena merek sebelumnya adalah sahabat baik jadi mereka tidak perlu melakukan pendekatan sifat masing-masing lagi.

"Besok aku jemput jam 9 ya, sayang"

"Jam 9? Gak kepagian, sayang?"

"Itu mah udah siang tau? Kenapa kamu berniat tidur sepanjang hari di weekend kamu?"

"Gak, maksud aku. Aku cuma takut kamu capek jalan pagi-pagi dari Jakarta harus sampai Bogor jam 9"

"Gak apa-apa, sayang. Santai aja pacar kamu yang ganteng ini kan Masih saudara jauh Valentino Rossi, jadi bisa dengat sekejap mata sampai rumah kamu"

"Gak mau akh kalau kamu ngebut-ngebut gitu bahaya tau. Aku ga suka nanti bukanya pergi ngedate malah pergi ke rumah sakit"

"Iya. Siap pacarku"

Malam harinya, Riana sangat sibuk membuka-buka lemari bajunya. Dia merasa tiba-tiba semua baju yang dia punya tidak menarik. Riana mulai kehabisan kesabaran, sampai akhirnya dia memutuskan untuk memakai baju dres tangan pendek warna merah muda dengan paduan jins biru. Riana berfikir dia akan pergi dengan motor besarnya Dennis jadi dia harus memakai pakaian yang nyaman tentu dipadukan dengan jaket kulit favoritenya kado ulang tahun dari Dennis tahun lalu.

Sementara di studio Dennis masih sibuk dengan syuting typingnya untuk penayangan lusa. Dennis memang sedang mengerjakan 4 proyek sekaligus dan 1 diantaranya harus dilakukan secara langsung kecuali ada halangan entah dari kru atau artisnya.

Jam menunjukan pukul 01.00 Dennis berjalan menuju parkiran motor. Tiba-tiba dia merasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Hai Dennis.... sendirian aja? Mau langsung pulang ya?"

"Hai Mona kirain siapa bikin kaget aja. Iya mau langsung pulang capek banget" jawab Dennis sambil menguarkan kunci motornya.

"Mau ikut clubbing dulu ga? Itu teman-teman juga udah nunggu di mobil"

"Maaf, Mona gw gak suka clubbing"

"Masa sih? Cowo keren kaya lw gak suka pergi ke club?"

"Iya benar" jawab Dennis singkat

"Okey, gw akan bikin lw suka ke club. Gw jamin lw gak akan nyesel deh. Yuk ikut!" Mona sudah mulai memaksa dan mengeluarkan jurus rayuannya. Dia mulai mendekati Dennis dan ingin menyentuh tangan Dennis.

Dennis reflek menarik tangannya. "Maaf, Mona gw harus pulang"

Melihat Dennis yang tidak bisa dirayu dengan mudah Mona justru semakin tertantang. Perlahan dia mendekat dan dengan cepat melingkarkan tangannya dileher Dennis."Dennis, gw tau banget lw cowo paling keren dan gw tau lw anak tunggalnya Mr. Ahmad Prayoga. Cowo keren kaya lw perlu pendamping cewe cantik dan modis kaya gw" wajah Mona yang penuh godaan semakin mendekat dengan wajah Dennis.

Dennis mengambil tangan Mona dan menurunkannya dari pundaknya. "Kalau lw udah tau gw anak Mr. Ahamd Prayoga kenapa lw masih berani deketin gw? Lw masih mau kan dapat kontrak eksklusif dari Indo TV?"

Mendengar kata-kata Dennis tadi Mona langsung mundur perlahan. Wajahnya menjadi merah antara malu dan takut dengan kata-kata Dennis tadi.

"Oke, silahkan kalian pergi ke club. Tapi maaf, gw gak bisa ikut dan gak akan pernah bisa ikut. Bokap nyokap gw amat sangat gak suka kalau tau gw masuk club apalagi kalau tau ada anak perempuan hobbynya clubbing" Dennis segera menyalakan mesin motornya melaju dengan cepat meninggalkan Mona yang masih terdiam di parkiran.

Mona adalah artis pendatang baru, meskipun pendatang baru di dunia pertelevisian Mona merupakan selebgram dengan tawaran endorse terbanyak. Dengan wajah cantik didukung body luar biasa, Mona dengan mudah menjadi icon baru di dunia pertelevisian Indonesia. Selain cantik Mona juga berbakat dalam bidang presenting, oleh karena itu Indo TV mengontrak eksklusifnya selama 1 tahun untuk 3 program acara unggulan di Indo TV.  Sayang, pergaulan banyak model dan selebgram muda saat ini sudah di luar batas kewajaran. Mereka dengan mudah bergaul dengan bebas dan menghambur-hamburkan uang demi kesenangan sesaat. Jauh sekali dengan sifat Riana dan Aliya, karena itu Dennis sangat beruntung bisa bersahabat dengan mereka. Dan Dennis merasa tidak perlu menjalin komunikasi dengan orang-orang semacam itu kecuali untuk urusan pekerjaan.