Chereads / Kapadokya / Chapter 43 - God Frekuensi

Chapter 43 - God Frekuensi

Empat Empat Empat Empat

Enam Enam Enam Enam Enam

Satu Satu Satu Satu Satu Satu Satu

Tujuh Tujuh Tujuh Tujuh Tujuh Tujuh Tujuh

Enam Enam Enam Enam Enam

Enam Enam Enam Enam

Enam Enam Enam

Enam Enam

Enam

'Teman, we all will die. They will use God Frequency. Only God will understand.' Hari ini Diana terlihat begitu gelisah, ruangan kecil itu walaupun hanya terdiri lima orang tapi terasa begitu penuh dan sesak.

'You will understand, right Diana ?' Michael bertanya langsung ke inti permasalahannya.

'I don't know Michael, only God mercies will allow me to hear that frequency.' Diana menjawab Michael yang tampak begitu tenang. 'I know you, and your God. He will allows you to hear it. He loves us.' lanjut Michael.

'Don't be so sure Michael, love Him or He will banish you.' Diana mendengus mendengar perkataan Michael.

'I will.' Jawab Michael sambil menyeringai.

'And if God allows me to hear that, I will pass it to you Michael, directly.' Diana memandang Michael, suaminya dalam pandangan yang tidak dimengerti oleh siapapun.

'Deal, Diana. And I will pass to all member here with existing frequence we already use.' Michael tersenyum sambil menelan ludahnya. Michael tahu dengan posisi seperti ini berarti Diana yang akan mengambil alih pengaturan kekuasaan di organisasi. Dan dengan itu berarti Diana akan berada setara atau di atas Michael.

Namun memang God Frequency yang rencananya akan digunakan di tahun 2019 oleh seluruh anggota kontra intelijen tersebut. Organisasi rahasia yang tidak seorang pun tahu siapa saja anggota di dalamnya. Bahkan setiap orang di dalam organisasi tersebut tidak mengetahui siapa transmitter dan receiver mereka. Mereka hanya mengirimkan frekuensi sesuai dengan yang dibutuhkan lalu membiarkan receiver menerima frekuensi dan data yang mereka kirimkan.

Bahkan badan intelijen sendiri tidak akan dapat mengetahui mereka. Mereka dibentuk secara alami oleh enterprise yang merekrutnya.

Kini saat komunikasi data menggunakan God Frekuensi, begitu mereka menyebutnya, semua akan dienkripsi dengan menggunakan angka-angka yang sama tidak akan ada yang paham data apa yang dikirimkan.

Bahkan Para Receiver sendiripun tidak akan mengerti karena perbedaan frekuensi dan enkripsi yang akan digunakan.

'Enam Dua Tujuh Sebelas.

Enam Enam Enam Satu Dua.

Empat Empat Satu Tujuh.

Dua Satu Dua Satu

Satu Satu Satu

Satu Satu

Satu'

Berhati-hatilah Diana, kepalamu akan berharga ribuan dollar setelah tahun 2019. Namun begitu kepala itu membesar maka Sang Penghapus akan menghapus seluruh isinya dan memformatnya sehingga bahkan jika dikumpulkan seratus Michael tidak akan dapat untuk membawanya kembali.

Beberapa percakapan rahasia masih dilakukan sampai kemudian mereka membubarkan diri. Namun Diana dan Michael masih tinggal untuk membicarakan sesuatu yang penting.

'How's Kapadokya, Diana ?' Michael mencoba membuka pembicaraan di heningnya sore tersebut.

'Kapadokya is missing Michael. I don't know where he is.' Diana menjawab Michael dengan dingin.

'Why Diana ? Are you alright why you look so upset with me ?' Michael melanjutkan pembicaraannya sambil menatap Diana dalam-dalam.

'Catherine, Aleisha… You so …' Diana tidak sanggup melanjutkan percakapannya. Bagaimanapun Michael memiliki otoritas penuh atas dirinya dan seluruh anggota organisasi Enterprise tersebut.

'I have to do it, Diana. You know, I know .. we know. They locked the target on you. I don't want to lose you, so I have to do it to Catherine and about Aleisha it was a mistake, I didn't want her die but she saw Ishtar and me. Damn it, Diana. Please understand.' Michael terlihat sangat putus asa saat melihat wajah Diana yang mengeras dan seakan hendak menunjukkan bahwa Diana membenci Michael.

'About Kapadokya, I will help you to find him. Ishmir.' Ucapan Michael yang begitu lembut dan menyebutnya Ishmir sebagai ganti Delilah membuat hati Diana begitu luluh.

'I know you love him, I will find him for you.' Michael berdiri lalu meninggalkan Diana yang mengusap matanya yang mendadak basah.

'Michael, Thank You.' Diana tidak sanggup memanggil Michael dengan panggilan tertingginya, 'Panglima. Matahari. Berhati-hatilah,' Bisik Diana lirih.

'I will be very careful, Diana. Don't worry.' Michael membalikkan badannya sambil tesenyum meringis memandang Diana yang kelabakan menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

'Michael, don't do that. How can you hear anything I said.' seru Diana yang ditertawakan oleh Michael saat melihat semburat warna merah di pipi Diana.

'I love you Diana, and you know that. OK.' Michael hanya tersenyum sambil meninggalkan Diana di ruangan tersebut.