Matahari terbit dua
Kijang dan rusa berpisah muara
Mengapa dahaga masih ditanya
Cinta….
Alkatira mengusap matanya, mematikan layar di hadapannya lalu menutup laptop di mejanya. 'Kamu aman sekarang Diana..'
Lanjutnya, 'Lupakan Aruna, lupakan Enterprise, lupakan Kapadokya. Cukup semuanya. Jalani saja hidupmu dan berbahagialah.'
Alkatira mematikan lampu ruangan lalu menutup pintu dan pergi. 'Begitu banyak cinta di hatimu Diana. Sekarang lupakan Alkatira.' Delapan lapis pintu dilalui Alkatira, setiap pintu dikunci dengan sandi dan sidik jari Alkatira khusus untuk autentikasi.
Saat pintu terakhir dari lorong terakhir gedung itu terkunci, tampaklah matahari bersinar redup di lapangan yang sangat luas dari sebuah pintu yang tertutup di stadion utama kota itu.
Stadion terbaru yang baru saja diresmikan ternyata memiliki delapan lapis pintu dan lorong yang hanya diketahui oleh Alkatira, pemimpin tertinggi Al-Qaeda.
Alkatira menutup kedua kelopak matanya sambil menggenggam gelang batu giok yang ada di tangannya. Masih diingatnya satu kalimat terakhir Diana sebelum sadar dari bius tajam sepanjang operasi. 'I love you, Alkatira.'
'I love you, too. Diana.' sambil Alkatira membuang gelang giok itu ke danau buatan yang ada di samping taman luas yang lapang penuh dengan kerlap kerlip lampu dan bintang.
'You safe now. Ishmir.' Dan matahari pun pergi dari langit yang turun senja.