Kartagena, aku jatuh cinta
Ijinkan Ishmir membasuh kakimu Kartagena
Bukan dengan airmata dan helaian rambut permata
Tapi dengan cinta dan pengabdian
Sepanjang Roma yang berkuasa
'Kartagena …..' Ishmir berlutut lalu membasuh kaki Kartagena dengan air basuhan kaki penuh dengan bunga mawar dan wangi-wangian penuh aroma yang harum dan menenangkan. Dibasuhnya telapak kaki Kartagena, dikeringkannya dengan saputangan sutera yang masih putih dan dilap dalam kasih dan cinta.
'Ishmir.., seluruh raga ini milikmu. Hati dan nyawaku akan kupertaruhkan untuk melindungimu dan mengasihimu.' Kartagena berlutut untuk menarik Ishmir berdiri dan memeluknya dengan mesra.
Petiduran mereka begitu bersih dan harum, helaian kuntum bunga mawar merah dan putih memenuhi setiap sudut keindahan kamar tersebut.
Lilin-lilin berwarna putih menerangi redupnya kamar yang indah dengan pintu di balkon yang menghadap ke arah laut Kartagena. Semalam penuh dengan kasih, seperti bintang yang bercumbu dengan bulan dalam gelapnya langit malam.
'Ishmir…, kamu masih …..' Kartagena memeluk Ishmir dalam cinta dan keheranan. Hormat mengalir dalam pandangan Kartagena tatkala mengetahui istrinya masih murni seperti air yang bening di laut Kartagena.
'Kapadokya tidak pernah menyentuhmu ?' Kartagena terheran-heran tatkala mengetahui semuanya.
'Kartagena, pentingkah semuanya itu. Mendapatkan perhatianmu adalah kehormatan untukku, membuatmu mau memiliki aku walaupun noda tercoreng di muka adalah sebuah penghargaan tertinggi untuk Ishmir yang malang ini.' Ishmir menutup bibir Kartagena yang hendak menanyakan seribu pertanyaan yang akan merusakan malam mereka dalam pernikahan malam itu.
'Ishmir, aku mencintaimu …' Kartagena memeluk Ishmir dan menikmati kesenangannya dalam keheningan malam Laut Karibia.
Seribu jalinan sutera merah merajut satu sama lain, sehelai kain permata terbentuk dalam indahnya cinta. Mereka menenun kain itu helai demi helai, benang sutera terpilin dan terjalin dalam malam yang penuh sukacita dan penuh kesenangan.
Burung pelatuk senja melantunkan lagu cinta yang sangat bahagia.
Malam berlalu dengan begitu cepat, satu demi satu bintang pergi meninggalkan gelapnya langit, bahkan bulan pun pergi meninggalkan Kartagena dan Ishmir yang bersatu dalam cinta.
Dan pagi pun tiba, matahari dan sinarnya muncul dalam semburat pagi yang sangat indah.
Matahari seakan terbit seperti pengantin yang keluar dari peraduannya, seperti pahlawan yang menang perang dan seperti panasnya malam yang terbasuh oleh embun pagi.
Kartagena dan Ishmir, dua Byzantin menjadi satu dalam cinta bersama dalam kejayaan Roma yang damai. Saat Barat dan Timur menyatu dalam cinta, apakah lagi yang boleh memisahkan mereka selain Tuhan yang akan bertahta menjadi Sang Raja ?