Chereads / Kapadokya / Chapter 13 - Rosa, aku bukan dia

Chapter 13 - Rosa, aku bukan dia

Wajah mereka seperti pinang dibelah dua

Tapi hati mereka seperti neraka dan surga di dunia

Satu datang atas nama cinta

Yang lain datang atas nama asmara

'Jessica …. ' sapa Diana sambil memandang seorang wanita yang ada di restroom bersama-sama dengan dia di hotel tersebut.

Wanita tersebut hanya tersenyum lalu pergi.

'Maaf saya kira anda Jessica, kalian mirip sekali.' Diana terdiam memandang kemiripan keduanya, amat sangat mirip sekali tapi bukan dia sama sekali.

Belum selesai Diana dengan keheranannya mendadak telepon tangannya berdering.

'Ya, Oswald.' Diana mengangkat telepon tersebut setelah melihat nama sang penelpon.

'Diana, bukannya kamu sekarang sedang di Denpasar ? Kenapa tadi aku lihat ada di tempat makan di depan sekolah ?' tanya Oswald terdengar gusar. Lanjutnya, 'Waktu aku hampiri kamu diam saja lalu pergi begitu saja tanpa melihat aku sedikitpun.'

Diana yang baru saja mengalami kejadian serupa terdiam lalu cepat-cepat keluar dari toilet tersebut mencari lobby dan duduk di sofa yang ada di lobby tersebut.

'Oswald, dengar… Jangan menyela.' suara Diana terdengar sangat serius dari telepon genggamnya. Lanjutnya, 'Itu bukan aku. Aku ada di Denpasar. Baru saja aku mengalami kejadian aneh yang sama dengan yang kamu alami.'

'Oswald hati-hati, mereka sudah mulai mengeluarkan strategi mereka. Bukan aku yang akan kamu dapati, tapi orang-orang mereka yang sangat mirip aku nantinya yang akan menggoda kamu. Jangan jatuh Oswald. Jangan salah. Berdoa minta penyertaan Tuhan. Dan jangan pernah mau berbuat dosa, walaupun sekiranya itu pun aku yang memintanya. Jangan lupa panggilan mula-mula kamu menjadi hamba Tuhan.' Diana menjadi sangat amat gelisah. Dia tahu apa yang bisa dilakukan oleh pusat jika mereka sangat menginginkan sesuatu. Dan Diana gemetar saat dia mengetahui bahwa yang mereka sangat inginkan adalah kejatuhan Oswald dan ordonya. Kebencian yang sangat pasti sudah memicu mereka melakukan semuanya itu.

Diana yang pernah mendengar cerita Rosa sangat memahami semua pekerjaan dan tipu daya yang dilakukan oleh bangsanya. Kapadokya.

Kondisi Rosa yang berhasil sehat dan pulih kembali hanyalah kemurahan Tuhan yang berhasil membuatnya meloloskan diri dari organisasi mereka.

Hanya pertolongan Tuhan yang membuat Rosa dapat melepaskan diri dari pengaruh apapun yang orang dari Kapdokya kirim untuk menarik Rosa menjadi anggota mereka.

Juga kejadiannya dengan Sylvester sudah membuatnya mengerti Oswald dalam keadaan bahaya. Hanya kesucian hati dan pertolongan Tuhan yang akan melepaskannya dari godaan ini.

Lutut harus terus bertelut, doa harus terus dipanjatkan dan kepala harus selalu ditundukkan dihadapan-Nya. Karena hanya DIA-lah sumber kekuatan untuk melawan semua serangan dari yang berniat jahat.

Masih diingatnya Sylvester mencandainya dengan kulit kacang yang dikupas dan ditaruhnya di telinganya dan di hidungnya. 'Kamu monyet, Diana.'

Masih diingatnya Sylvester saat memeluk tubuhnya yang hampir jatuh dari bus yang sudah mau berjalan sementara kakinya baru sebelah di aspal jalan kota Tangerang sore itu.

Masih diingatnya Sylvester yang menunggunya di terminal itu dan tiba-tiba muncul dari telepon umum yang ada di ujung terminal.

Masih diingatnya obat mirip vitamin hisap yang diberikannya dalam gelas sehari sebelum kejadian itu.

Masih diingatnya betapa ketakutannya saat dia pergi dan mencari taksi apapun yang melintas walaupun uangnya hanya 15 ribu ditangannya.

Satu jebakan tidak akan berhenti pada satu jebakan, satu gagal mereka sudah ada rencana cadangan. Karena mereka tidak akan pernah gagal.

Sama seperti Rosa, mereka akan membuat segala sesuatunya berada dalam kondisi yang sangat tidak mungkin untuk mereka menghindari dari situasi yang salah dari rencana mereka.

Rosa yang ketakutan dengan hanya uang 5 ribu ditangannya untuk menelepon siapapun. Rosa yang sangat ketakutan setelah semua rencana dan jebakan itu dilakukan. Rosa yang untungnya masih ditolong untuk melarikan diri dari orang tersebut. Rosa yang sudah akan diajak tidur di masjid, membuatnya berontak untuk tetap mengikuti orang yang membawanya pergi.

Rosa memang menolak untuk pergi ke gereja setelah kejadian petaka tersebut, tapi Rosa juga menolak untuk diajak tidur di masjid setelah kejadian tersebut.

Semuanya begitu menakutkan.

Oswald, berdoalah. Mintalah DIA melepaskanmu dari semua tipu daya dan rencana jahat mereka.

Oswald, aku bukan dia. Sama seperti Rosa yang tidak pernah dijemput oleh suaminya, Rosa…, itu bukan dia.

Rencana Tuhanlah yang sempurna.