Chereads / Come and eat, Shan-shan by Gu man ( Indonesia) / Chapter 22 - Come and Eat Shan Shan by Gu Man (Chapter 22)

Chapter 22 - Come and Eat Shan Shan by Gu Man (Chapter 22)

Keheningan kembali terjadi.

Mobi ini sepertinya mempunyai beberapa tingkat keamanan, masih sangat stabil di sepanjang perjalanan dan melewati setiap satu persatu lampu lalu lintas, ekspresi Feng Teng masih terombang-ambing dari suram jadi berbinar, berubah tanpa bisa diprediksi.

Setelah beberapa waktu lama.

" Selamat Xue Shan Shan, Aku sangat puas dengan jawaban mu."

Suaranya tidak lembut tidak juga keras, hati kecil Shan Shan bergetar. Apakah Presdir benar-benar puas dengan jawabanku?

"Jadi Aku akan memberi mu kabar baik."

"Apa?"

"Aku akan mengantarkanmu ke hotel lalu memotong biayanya dari gaji mu, namun Aku berubah pikiran sekarang."

Oh, Shan Shan menatapnya penuh harap, apakah mungkin karena bujukannya, tidak, tidak, itu adalah ucapan sepenuh hati.... merubah potongan dari gaji Dia?

"Beberapa hari ini, Kau akan tinggal di rumahku."

Shan Shan membeku. beberapa saat kemudian, bertanya dengan terputus-putus: "Presdir, tinggal di rumah Anda? apa maksudnya?"

Feng Teng tidak berniat untuk menjawabnya, Dia menginjak pedal gas dan berputar arah lalu pergi melaju ke arah yang berlawanan.

_____

Shan Shan masih nampak membeku.

Mobil melaju ke jalan layang, lalu turun dari jalan layang berbelok ke dua persimpangan. tiba-tiba sekeliling menjadi sepi, dikedua sisi jalanan berbaris pohon-pohon tua yang tinggi, menghalangi rumah, tanpa adanya tanda-tanda keramaian dan kepadatan metropolitan. Setelah menyetir beberapa saat, mobil berbelok kearah jalanan kecil yang asri dan teduh. di ujung tembok panjang yang menyelubungi, gerbang baja hitam dengan ukiran bunga terlihat.

Tiba-tiba Shan Shan kembali pada kenyataan, "Tunggu, tunggu, tunggu, berhenti, Aku belum berkata iya ah!"

Feng Teng tanpa bergerak berkata: "Kau yakin Kau mau turun sekarang?"

Shan Shan melihat sekitar mencari taksi ... disini, dimana ada seseorang yang memanggil taksi ah, Shan Shan yang merasa depresi, berkata: "Presdir, Anda melakukan perjalanan jauh untuk bekerja setiap hari?"

"Ini adalah kediaman keluarga, biasanya Aku tidak tinggal disini."

Kediaman keluarga?

Bukankah itu tempat dimana Dia tinggal bersama orang tuanya, benarkan? jangan bilang Aku harus bertemu dengan orang tua Bos? Tiba-tiba Shan Shan ingat gosip rekannya bahwa kedua orang tua Presdir meninggal dunia pada kecelakaan mobil lebih dari sepuluh tahun yang lalu sedangkan ketua yang membesarkannya dan kakaknya sudah meninggal setahun yang lalu. mungkin karena hal tersebut Dia jarang pulang ke kediaman ini.

Tiba-tiba Shan Shan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Mobil melaju ke gerbang baja hitam yang berukiran bunga, sesaat setelah mereka masuk, seluruh rumah menyala terang. Shan Shan baru saja memutuskan untuk tidak melihat sekitar, tapi sekarang ia tidak bisa tidak menjadi tertarik dengan pemandangan didepannya.

Feng Teng memberhentikan mobil, " Keluarlah!"

Shan Shan mengikutinya turun dari mobil dan berjalan di jalan setapak di antara pohon, walaupun jalannya diterangi oleh lampu kecil yang terang di kedua sisi, tapi ia masih belum bisa melihat seluruh pemandangan tempat ini. Sesaat, Shan Shan merasa tertekan... Ketika ia melihat kepala pelayan berdiri tegak di depan pintu untuk menyambut mereka, ia merasa semakin tertekan.

Rumah yang besar ini memiliki kepala pelayan, sungguh merupakan ciri khas standar para penguasa ah = =

Namun, jika Kau melihat pada semua itu seperti menonton TV, maka Kau akan merasa lebih baik.

_____

Setelah memasuki rumah, seketika ada seseorang yang akan melayani mu. Shan Shan mengganti sandal rumah dan bertanya pada Feng Teng: "Bisakah Aku memakai telpon untuk menghubungi Ibuku?"

Feng Teng menganggukkan kepalanya dan langsung memberikan hpnya padanya.

Uh... Ia hanya ingin meminjam telpon rumah....

Shan Shan mengambil hpnya lalu berjalan sedikit jauh dan menekan nomor telpon rumah. Ibu Shan Shan menjawab telpon.

"hello, mah."

"Shan Shan?" nyonya Xue bertanya terkejut, "Kenapa Kau menelpon diwaktu sekarang? Kau sedang di kereta kan?"

"Tidak....."

Shan Shan menjelaskan semuanya pada Ibunya. Tentu saja ia tidak berani bilang bahwa ia ditahan dan dibawa ke kantor polisi. ia hanya bilang dompet dan tiket keretanya dicuri. Tentu saja, ibunya memarahinya dan Shan Shan dengan patuh mendengarkannya.

Setelah ibu Shan Shan selesai menasehatinya, dia bertanya: " Dimana kau tinggal sekarang?"

"Uh, Aku tinggal..... di rumah rekanku."

Rumah rekan kerja?

Feng Teng, yang sedang mendengarkan Wang Bo berbicara, tidak bisa tidak menjadi terganggu jadi Wang Bo segera berhenti bicara.

Feng Teng mengalihkan perhatiannya pada Wang Bo sekali lagi, "Kau bisa lanjutkan."

Shan Shan selesai berbicara di telepon, dan berpikir bagaimana caranya pulang ke rumah. Dia sudah pasti tidak akan bisa membeli tiket kereta sekarang jadi ia hanya bisa memesan tiket pesawat, tapi bagaimana caranya memesan tiket ah? apa nomor telponnya ne?

Dia menunggu Feng Teng selesai berbicara dengan kepala pelayannya, barulah ia berani untuk mendekatinya dengan takut-takut lalu bertanya: "Presdir, Anda tahu caranya memesan tiket pesawat?"

Tentu saja, Feng Teng tidak butuh melakukan sesuatu yang sepele seperti memesan tiket seorang diri jadi Dia tentu saja tidak tahu. menatap pada mata lelah Shan Shan, dia berkata: "istirahatlah, Kau tidak perlu khawatir tentang memesan tiket pesawat."

Dia berbalik badan dan menyuruh kepala pelayannya: "Pesan tiket pesawat untuk besok pagi ke kota G."

Shan Shan yang merasa malu, berkata pada kepala pelayan: "Aku sudah menyusahkan Anda."

Kepala pelayan dengan sungguh-sungguh ini adalah bagian dari pekerjaannya, mengeluarkan buku catatan dan dengan cermat menulis nomor kartu identitasnya. Lalu dia memanggil gadis muda, "Xiao Zu, antarkan Nona Xue ke kamar tamu di lantai dua."

"Ia tinggal di sayap barat." Feng Teng berkata dengan santai.

_____

Gadis berwajah bulat menghampiri, mendengar apa yang Feng Teng katakan, wajahnya menampilkan tanda terkejut dan dengan sangat sopan berbicara pada Shan Shan: "Nona Xue, mari ikut dengan Saya."

_____

Xiao Zu menyeret koper ke ujung koridor dilantai dua, membuka pintu, membalik badan dan tersenyum sambil berkata: "Nona Xue, ini kamar Anda."

Dia menyalakan lampu, menampilkan kamar yang nyaman dan elegan lalu Shan Shan tanpa sengaja berkata: "sangat cantik."

Xiao Zu tersenyum dan berkata: "Dari seluruh rumah, hanya kamar ini dan kamar Tuan Feng Teng yang memiliki design yang sama."

Shan Shan terkejut, "Oh benarkah?"

"Ya, kamar Tuan Feng Teng berada di lantai tiga, tepat di atas kamar ini." Xiao Zu menunjuk ke atap. "Kamar yang menghadap ke arah ini memiliki pemandangan terbaik. Nona Xue, Anda bisa membuka jendela untuk melihatnya besok pagi. Sepertinya salju akan berhenti turun lebih awal besok pagi. pemandangan salju diluar jendela akan sangat indah."

Saat berbicara, Xiao Zu dengan cepat sudah menaruh koper, lalu pergi kelantai bawah untuk mengambilkannya segelas susu hangat.

"Nona Xue, apakah ada hal lain yang dapat Saya lakukan untuk Anda?"

Shan Shan segera menggelengkan kepalanya, " Tidak, terimakasih."

Xiao Zu tertawa, "Nona Xue, Anda terlalu sopan. Saya akan meninggalkan Anda untuk istirahat. Jika ada sesuatu yang Anda butuhkan, Anda dapat menggunakan interkom untuk memanggil Saya."

_____

Setelah Dia pergi, Shan Shan merasa leluasa untuk pergi melihat-lihat ruangan. ini kamar yang sangat luas, dengan tempat penggantungan jas dan juga ruang belajar. di sana juga ada balkon luar dengan sofa putih, yang dimana sangat mengundang untuk berbaring.

Shan Shan menyalakan lampu balkon dan duduk di sofa. ia melihat ke sekelilingnya, dan hatinya tiba-tiba merasa sedikit sedih.

Bahkan, balkon Big Bos lebih besar daripada kamarku.... sungguh tidak ada harapan ah...

Ia tidak bisa tidak untuk serius mengwatirkan jarak antara mereka berdua untuk beberapa detik. tapi susunan Psikologi Shan Shan tidak membiarkannya bersedih untuk waktu yang lama karena sekali ia merasa sedih, otaknya akan langsung mulai menghapusnya. tiba-tiba Shan Shan merasa mengantuk lalu menguap jadi ia bangun dari sofa dan menaiki tempat tidur untuk tidur.

Lalu dalam sekejap mata, ia tertidur lelap.

______

Lampu dilantai bawah masih menyala.

Feng Teng jarang datang ke sini, juga kebetulan dengan tahun baru Imlek jadi banyak kumpulan masalah yang harus di selesaikan. Setelah dia menyelesaikan semuanya, ia berjalan menaiki tangga tapi tiba-tiba berhenti dan menoleh pada Wang Bo yang berada di lantai bawah dan berkata: "Pesan tiket pesawatnya biarkan dihari pertama tahun baru Imlek saja."

Kepala pelayan menatap kosong beberapa saat, lalu segera menganggukkan kepalanya untuk menandakan dia mengerti, "Oke."

Feng Teng terlihat tenang lalu pergi keatas, ketika dia melewati lantai dua, senyuman mulai terbentuk di sudut bibirnya.