Chereads / StellaLuna / Chapter 2 - Chapter 2: Stellarium

Chapter 2 - Chapter 2: Stellarium

Aku pernah dengar kalau katanya pasangan yang dijodohkan oleh Tuhan itu punya semacam ikatan batin yang kuat. Ikatan yang hanya mereka berdua yang tahu. Hanya mereka berdua yang merasakan. Orang bilang rasanya seperti berbicara dengan bintang di langit. Seperti telepati. Kau tak mendengar suaranya secara langsung, tetapi kau selalu bisa mendengar ia memanggilmu di dalam hati dan pikiran.

Dalam hal ini, tentunya banyaklah orang yang akan mengatakan bahwa kau gila, berimajinasi terlalu tinggi, atau mungkin terlalu romantis. Tetapi mereka tidak tahu apa - apa sebab mereka bukanlah yang dipilih oleh sang bintang. Hanya mereka yang memiliki ikatan kuat yang dapat mendengar suara sang bintang yang memanggil. Cosmo Note, suara itu bagaikan untaian beribu melodi yang berantakan namun dapat menciptakan sebuah bunyi yang indah dan tak terlupakan. Suaranya menggema tak henti di telingamu.

Waktu yang kau lalui bersama sang bintang terkadang terasa begitu lama, namun kadang terasa begitu singkat hingga kau bahkan tak punya waktu untuk mengucapkan 'sampai jumpa'. Walau begitu, itu sudah cukup untuk membuatmu jatuh cinta. Terkadang mungkin kau tak akan tahu atau tak mengerti apa yang kau rasakan. Apa ini benar cinta? Apa ini benar kenyataan? Ataukah ini hanya sekedar khayalan belaka seperti yang dikatakan orang - orang?

Di saat - saat inilah kau akan merasa seperti orang gila. Merasa minder dengan sekelilingmu, karena merasa dirimu berbeda. Merasa benci dengan dirimu yang berbeda dengan orang lain. Merasa kesal dengan dirimu yang tak mengerti apa yang sedang terjadi. Dan semakin suara itu memanggilmu, kau akan merasa semakin gelisah. Semakin terganggu, semakin resah, semakin kalau. Dadamu akan merasa sesak tak tertahankan.

Walau begitu, kau tak bisa berhenti. Setiap kali dia memanggilmu, kau akan memanggil balik. Setiap kali dia menyapa, kau akan tersenyum tanpa kau sadari. Setiap kali dia menyebut namamu, ketakutan dan kegelisahanmu akan hilang dalam sekejap. Suaranya akan membuatmu kecanduan, dan membuatmu tak bisa berbuat apa - apa. Dan kau akan tenggelam dalam cinta yang tak nyata. Cinta yang kau tahu mungkin selamanya tak akan bisa kau dapatkan.

Tetapi--'Romantisme hanyalah sampah'--mungkin kau akan mulai berpikir seperti ini ketika beranjak dewasa. Kemudian lama - kelamaan, kau yang tak ingin lagi terjatuh dalam cinta yang tak nyata akan menutup telinga dari suara sang bintang. Dan dalam hati kau akan bersikeras berkata: 'Kau tak nyata! Pergilah dari hidupku!'. Membantah semua tanda yang diberikan langit. Memalingkan wajah dari sang bintang yang mulai meneteskan air mata dan pergi dengan kecewa. Sementara kau memasang ekspresi bangga dan puas karena telah berhasil mengalahkan dirimu yang kekanakan dan imajinasi - imajinasi yang tak jelas.

Ya, mungkin beginilah cara orang - orang membuang cinta sejati mereka tanpa mereka sadari.Namun kemudian Tuhan berkata pada sang bintang: 'Janganlah kau menangis. Sebagai gantinya, akan kuberikan kau kebahagiaan yang besar. Akan kulimpahkan padamu cinta yang tak kalah besarnya dengan cinta-Ku padamu. Cinta yang cukup besar sampai kau dapat melupakan sakit hatimu dalam sekejap, dan hidup bahagia selamanya.'

Maka sang bintang pun menghapus air matanya dan melanjutkan kehidupannya yang baru. Memalingkan wajah dari dia yang meninggalkannya. Kembali tersenyum dan berbahagia selamanya dengan cinta yang dijanjikan Tuhan padanya.

Namun, ada kalanya di mana sang bintang berkata kepada Tuhan: 'Aku tak dapat mencintai orang lain seperti aku mencintainya. Walau dia melupakanku, aku ingin tetap mencintainya. Ingin tetap menatapnya walau dari jauh. Ingin tetap mendengar suaranya walau kini hanya samar - samar. Ingin tetap mendengar gelak tawanya walau mungkin senyumannya itu tak lagi ditujukan untukku.'

Dan kepada sang bintang yang cintanya tak terukur itu, Tuhan memberikan sebuah hadiah yang luar biasa. Tuhan memberkatinya dengan beribu kebahagiaan sebagai ganti dari kesedihan yang dirasakannya setiap kali menatap kepada cintanya yang kini telah memalingkan pandangan darinya. Suaranya tak akan lagi terdengar oleh satu orang, tetapi oleh jutaan orang di dunia. Suaranya akan dipuja di seluruh penghujung dunia. Semua orang akan mengagumi kisah cintanya. Dan tanpa disadari, semua orang akan berlomba - lomba ingin dicintai olehnya. Suaranya akan bergema di planetarium angkasa dan menjadi bintang jatuh yang akan memikat orang - orang yang melihatnya. Bahkan dia yang dulu sempat memalingkan wajah darinya, kini tak akan bisa lagi berhenti menatapnya.

Begitulah cara aku bertemu kembali dengannya.