Kerinduan ku untuk menunggu kedatangannya adalah sebuah kerinduan yang panjang. Aku membayangkan bahwa dia akan kembali kepadaku dan kami menikmati hari hari yang indah berdua saja tanpa adanya gangguan dari siapapun. Hal yang pernah kami lakukan yaitu tertawa bersama dan ingin kami lakukan lagi dan kali ini aku ingin memeluknya karena sudah lama sekali tidak berjumpa dan ingin berkata bahwa aku tidak ingin ditinggalkan olehnya lagi. Semua kelelahan ingin aku ungkapkan bahwa aku menjadi sangat tidak tentu arah dan tidak memiliki gairah hidup ketika jauh darinya. Aku tidak ingin dia mengkhianati aku dan memilih wanita lain walaupun aku sadar bahwa aku masih seorang istri yang artinya aku masih memiliki suami. Bagaimana pun aku ingin bahagia bersama dengan nya dan ingin selalu melepaskan kerinduan. Itu hanya bayang bayang yang ada di pelupuk mataku dan ada di hatiku. Adapun kenyataan nya adalah dia masih ada di kampung halaman nya dan aku belum mungkin untuk menyusul atau mencari dia kesana karena aku belum tahu kondisi hatinya apakah masih ingin adanya hubungan dengan ku atau dia sudah menghilangkan namaku dari hatinya. Aku belum mendapatkan jawaban dari setiap SMS ataupun WhatsApp yang aku kirim kepadanya. Dia masih menjawab dengan pendek pertanyaanku dan untuk pertanyaan yang bersifat pribadi maka dia masih belum mau memberi respon apapun. Aku menyadari bahwa aku tidak pantas untuknya karena secara fisik aku bukan wanita yang cantik dan aku juga tidak memiliki harta ditambah lagi dengan adanya perbedaan usia bahwa dia masih seorang perjaka yang gagah sementara aku sudah mulai memiliki keriput dan mulai ada ubah di rambutku karena usiaku sudah kepala 4. Jika hubungan berlanjut maka orang akan menyebut aku Tante yang suka dengan berondong dan biasanya Tante tersebut hanya mau bermain main saja atau si berondong hanya ingin mengambil uang dari si Tante. Hubungan dan adanya pendapat miring inilah yang membuat aku dan si dia belum bisa bertemu dan kami mengkhawatirkan akan terjadi sesuatu yang berbahaya jika kami bertemu. Aku mempersiapkan diri bahwa aku adalah wanita yang kuat dengan semua ujian yang sedang aku hadapi. Suamiku tidak mau memberikan hatinya lagi kepadaku dan dia selalu saja marah tanpa alasan yang jelas walaupun aku sudah menutup komunikasi dengan si dia. Suamiku sepertinya tahu bahwa hatiku tetap tertuju kepada perjaka yang telah mencuri hatiku.
Orang timur tidak mungkin melupakan akhlaq dan sikap yang baik. Aku menyadari bahwa janji cintaku kepada sang Pangeran mudaku hanya sebuah ilusi karena aku masih malu jika aku dikucilkan oleh masyarakat. Aku khawatir suamiku akan melakukan hal hal yang diluar dugaanku sebab untuk berpisah dengan suamiku maka aku masih ada rasa malu dan takut menjadi janda dan masih juga ada rasa kasihan terhadap suamiku. Aku lebih sering menyendiri dalam waktu yang panjang tanpa berkomunikasi dengan siapapun dan hanya berusaha untuk melepaskan kerinduan dari mimpi. Aku selalu menyediakan waktu untuknya tapi dia tetap tidak bisa bertemu maka aku berusaha mencari kesibukan dimana aku bisa sendirian dan membayangkan seolah dia sedang memelukku sepanjang hari.