Ketika seseorang jatuh cinta, maka chemistry yang ada dan rasa yang terjalin diantara kedua insan adalah sebuah chemistry yang tidak bisa tergantikan. Itulah yang aku rasakan ketika bertemu dengan Ara. Setiap kali aku bertemu, maka chemistry itu selalu ada dan tidak pernah bisa digantikan dengan yang lainnya, termasuk dengan suamiku sendiri.
Aku mengenang masa-masa ketika aku berjalan-jalan ke semua tempat yang romantis bersama suamiku dan ternyata aku tidak mendapatkan kenangan indah apapun dari masa laluku. Aku lupa dengan rasa yang pernah terjalin dengan suamiku sendiri dan aku sepertinya hanya akan bahagia jika posisi suamiku digantikan oleh Ara.
Suatu hari, ketika pulang kerja, Ara memberanikan diri mengajak aku jalan-jalan di hari Sabtu. Dan suami aku membolehkan yaitu kami bertiga bersama-sama pergi ke Mall dan kami betul-betul berjalan bertiga ke Mall di hari Sabtu sesuai dengan keinginan Ara. Aku berbincang-bincang bersama dengan Ara dan suamiku hanya 5 menit di meja makan, kemudian suamiku pergi untuk meeting bersama relasinya dan membiarkan aku hanya berduaan saja dengan Ara. Aku belum pernah berfikir bahwa akan ada hubungan khusus antara aku dan Ara karena perbedaan usia yang sangat tajam membuat aku tidak ingin berharap banyak. Kemudian aku berusaha menjodohkan Ara dengan gadis yang aku kenal. Ara sudah mengikuti saran aku dan mereka sudah bertemu berduaan yaitu satu hari sebelum kami bertemu di Mall yaitu di hari Jumat. Pada saat di meja makan, aku bertanya kembali tentang 'rasa' yang Ara miliki terhadap sang gadis tersebut dan Ara hanya menceritakan sedikit saja tentang apa yang terjadi dan dia merasa tidak sanggup ketika harus bertemu dengan wanita yang biaya hidupnya besar. Dia sepertinya mulai khawatir terhadap biaya hidup di kota Jakarta dan masih bingung jika harus menikah dan memilih salah satu dari wanita yang tentu saja berharap bahwa Ara sudah bekerja dan bisa hidup dengan mapan bersama Ara.
Aku hanya tersenyum sendiri mendapatkan penjelasan dari Ara bahwa dia punya problem secara finansial dan belum siap untuk melamar wanita karena belum memiliki pekerjaan yang layak. Aku sampaikan bahwa seorang calon mertua seharusnya bangga sama kamu, karena kamu memiliki pendidikan S2 dan pasti masa depan kamu akan sukses. Aku masih berusaha mengenal sosok Ara tapi tidak pernah mau membuka hati untuk nya. Aku masih trauma mengingat kejadian ketika aku masih SMA dimana aku mengharapkan kepada seseorang yang sudah aku anggap teman dekat yaitu Donny namun akhirnya dia pergi dan menikah dengan wanita lain. Aku masih takut setiap kali bertemu pria tampan yang wajahnya seperti Artis Korea, walaupun itu adalah pemuda impian aku.
Komunikasi yang terjadi diantara aku dan Ara memang jauh lebih bagus dan penuh dengan chemistry yang tidak pernah bisa terlupakan. Hal ini tidak aku dapati bersama dengan suamiku. Aku berharap Tuhan Yang Maha Esa bisa memberikan Ara untuk aku dan suamiku mau melepaskan pernikahan kami.
Pertemuan pertama antara aku dan yang dilakukan diluar jam kantor dan banyak menceritakan mengenai kondisi pribadi adalah hari itu, yaitu 3 bulan setelah kami berkenalan di kantor.
Aku masih berharap akan ada lagi pertemuan dimana Ara akan memberikan bunga mawar yang indah dan candle light dinner, suatu saat nanti ketika aku sudah tidak memiliki ikatan pernikahan dengan suamiku. Itu adalah impian dan harapanku dimasa depan bersama dengan Ara.