Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 6 - Bab 5 Na’er

Chapter 6 - Bab 5 Na’er

Ketika keluar dari kampus Hóng Shān wajah Tang Wulin tidak senang. Sampai sebesar ini, ia tidak pernah merasa se-depresi seperti hari ini.

Ia lahir dari keluarga yang sangat biasa, namun keluarganya sangat harmonis, hubungan orang tuanya sangat baik, keduanya sangat menyayanginya, bahkan ketika ia melakukan kesalahan, ia akan diajari oleh kedua orang tuanya tanpa mengenal rasa lelah.

karena alasan Jiwa Petarung rumput perak biru, Tapi hari ini di kampus, ia pertama kali merasakan apa itu "kesulitan". Teman-temannya menolaknya, bahkan gurunya pun tidak ramah dengannya.

Sore hari ketika para siswa diminta untuk bermeditasi, waktu guru berhenti di tempat Tang Wulin itu adalah yang paling cepat.

"Apa Jiwa Petarungku seburuk itu?" ketidakbahagiaan di wajahnya itu perlahan-lahan menjadi sebuah kegigihan, "Walaupun Jiwa Petarungku itu buruk, aku pasti bisa menjadi ahli jiwa yang hebat. Ayah pernah bilang, keberhasilan itu adalah 99% nya dari kerja keras dan 1% nya itu adalah takdir, Jiwa Petarungku memang tidak cukup baik, jadi aku harus benar-benar giat!"

Ia terlahir optimis, hatinya sangat bersih, pada suatu hari, rintangan itu juga akan terpecahkan sendirinya.

"Tapi, kenapa aku lapar lagi?" Tang Wulin mengusap-usap perutnya dengan bingung, makan siang itu sudah termasuk dalam kehidupan belajar di kampus , dan juga makanannya tidak terbatas. Dalam masalah makanan, kelas ahli jiwa dapat lebih banyak dibandingkan dengan kelas biasa. Tang Wulin makan begitu banyak, sehingga dia mendapat julukan sebagai ember nasi. nafsu makannya lebih dari setengah belasan murid disana, lebih dari porsi makanan orang dewasa.

Walaupun selera makan dia sebelumnya tidak sedikit, tapi juga tidak sebanyak ini! Tetapi, baru makan siang, dirinya sudah lapar lagi. 

Setelah pulang kerumah, ia mencari-cari dan melihat-lihat apa ada makanan. Kalau Tang Wulin terpikir makanan, matanya tiba-tiba berbinar-binar.

Ketika sedang berjalan, ada orang yang bertubuh kecil di sisi jalan tiba-tiba menarik perhatiannya.

Meskipun cahaya matahari sore tidak sebagus siang hari, tapi cuaca hari ini begitu bagus, sehingga cahaya yang jatuh ke tubuh masih membawa sedikit antusias. Yang menarik perhatian Tang Wulin adalah warna perak yang bersinar dari cahaya itu.

Ada seorang anak perempuan berjongkok di sisi jalan, tampak sedikit lebih kecil darinya, tapi ia memiliki rambut pendek berwarna perak, sinar matahari menyinari rambutnya berwarna langka itu, memantul cahaya yang alami.

Tampak seperti ada yang tarik-menarik ditengah keburaman, gadis kecil itu mendongakkan kepala dan melihat ke arahnya, wajahnya tampak kotor, ditambah lagi pakaian yang dikenakannya sangat usang, sehingga tampak seperti pengemis kecil. Tapi, selain rambut peraknya, ia juga memiliki mata yang berbeda.

Matanya sangat besar, pupilnya seperti kristal ungu yang sangat jernih, bahkan dalam jarak lumayan jauh, Tang Wulin dapat melihat sinar dari matanya itu. Bulu mata panjangnya itu lentik secara alami. 

Mata Tang Wulin sendiri sangat indah, dan tentu saja ia akan menyukai orang seusianya yang memiliki mata besar. Ia entah kenapa menghentikan langkahnya. Empat mata saling berhadapan, anak perempuan itu tidak menghindari tatapan Tang Wulin, dan mata besar yang indah itu hanya sedikit terkejut.

"Gadis kecil, dimana orang tuamu?" pada saat ini, beberapa pemuda yang sedang lalu lalang juga tertarik dengan anak berambut perak itu, mereka berkumpul di sekitar gadis kecil itu.

Gadis kecil itu tidak memperhatikan mereka, ia menundukkan kepalanya lagi. 

Pemuda-pemuda itu saling memandang, dan salah satu dari mereka berkata: "Rambut perak ini benar-benar sangat langka! Mungkin ia datang dari benua lain? Sepertinya pasar gelap bawah tanah akan menyukai yang seperti dia, selain itu, matanya juga berwarna ungu.

Mata pemuda lainnya menunjukkan keserakahan, mereka semua saling menganggukan kepala.

Pemuda yang sebelumnya berbicara itu berjongkok , "Hei, adik kecil. Dimana keluargamu?"

Gadis kecil itu menunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tetapi ia tidak berbicara.

Pemuda itu tersenyum ramah dan berkata: "Apa kamu lapar?! Kaka bawa kamu pergi makan yang enak, gimana?"

Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya lagi, kali ini menggelengnya lebih keras.

Pemuda itu mengedipkan mata ke teman-temannya, kemudian, ia menarik tangan gadis kecil itu dengan satu tangannya, agar anak itu bangkit dari atas tanah, beberapa pemuda lainnya itu kemudian mengitari dan memblokirnya.

Dalam seruan gadis kecil itu, pemuda itu telah menggendongnya di pundaknya.

"Apa yang kalian lakukan?" pada saat ini, terdengar teriakan marah anak-anak, membuat beberapa pemuda itu takut dan melompat.

Ketika mereka melihat ke belakang, mereka tidak bisa tidak menunjukan rasa malu mereka, ini menonjolkan pertarungan yang tidak setara, tidak disangka-sangka itu adalah seorang anak kecil, tubuhnya tidak sebanding dengan mereka, tapi anak kecil itu terlihat sangat gagah.

Seorang pemuda di belakang menunjukkan kegelapan di matanya, ia mengangkat kakinya dan menendang Tang Wulin, "Bocah kecil, berani ikut campur."

Tang Wulin jatuh tertendang olehnya, jatuh lebih dari dua meter, dan langsung pucat.

"Kalian semua adalah orang jahat!" ia terguling-guling di atas tanah, dan denggan cepat bangkit kembali, ia bergegas ke arah pemuda-pemuda itu, dan memblokir jalan mereka.

Pemuda yang menggendong gadis kecil itu menunjukkan wajah yang sengit, aktivitas disini telah menarik perhatian orang-orang yang lewat, ini adalah jalan yang besar.

Pergelangan tangan, sebuah pisau belati yang berkilau sudah ada di telapak tangannya, memberi isyarat kepada Tang Wulin, "Jika tidak ingin mati, cepat pergi."

Tang Wulin menatapnya dengan keras hati, dengan marah berkata : "orang jahat tidak akan memiliki akhir yang baik, aku ini adalah ahli jiwa, aku tidak takut pada kalian. Kalian lepaskan dia!"

Sambil berbicara ia sambil menunjukkan jari kanannya, cahaya biru pucat menyala, rumput perak biru telah keluar dari telapak tangannya, gejolak energi yang pucat juga keluar.

Energi Jiwa tingkat tiga bisa apa? Tidak ada yang lebih kuat dari teman sebayanya, tidak ada jiwa, tidak ada dukungan cincin jiwa, Jiwa Petarung yang belum bisa dipakai untuk bertarung. Dan inilah alasan mengapa harus melatih Energi Jiwa sampai tingkat sepuluh agar pelajar jiwa dari yang paling bawah bisa memasuki tingkat ahli jiwa.

Pemuda itu melamun sebentar, teman disampingnya menarik dia.

Jika anak itu adalah anak yang biasa-biasa saja, bahkan jika mereka melakukan sesuatu, selama tertutupi dengan baik, tidak akan terjadi sesuatu. Tapi, seorang anak yang memiliki Energi Jiwa itu berbeda. Anak-anak ini telah di daftar oleh pemerintah, bahkan juga terdaftar di Menara Jiwa. jika anak-anak seperti ini memiliki masalah, federasi pemerintah pasti akan berusaha keras untuk menemukan penyebabnya, itu akan menjadi masalah serius. Apalagi, mereka telah dilihat oleh banyak orang.

"Sial!" kata pemuda itu meraung kesal, meletakkan gadis kecil yang di pundaknya itu, dan berlari dengan cepat bersama teman-temannya.

Gadis kecil sempoyongan itu jatuh ke tanah, Tang Wulin dengan cepat berlari mendekatinya, Tang Wulin menjongkok disampingnya, "Kamu jangan takut, aku seorang laki-laki, aku bisa melindungimu!"

Gadis kecil itu memandangnya, kemudian mendekatinya, sepasang mata besar berwarna ungu itu menjadi lebih cantik, dikelopak matanya seperti ada lapisan kabut air.

"Jangan menangis, jangan menangis. Orang jahat itu sudah diusir olehku. Namaku Tang Wulin, nama kamu siapa?"

Gadis kecil itu melongo dan akhirnya ia membuka mulut untuk kali pertamanya, "Aku Na'er"