Chereads / Benua Pertarungan 3: Legenda Raja Naga / Chapter 12 - Bab 11 Pemulihan Yang Aneh

Chapter 12 - Bab 11 Pemulihan Yang Aneh

"Tidak, aku bilang aku tidak akan membiarkan Wulin untuk pergi ke Mangtian lagi!" Langyue berkata sambil menangis, agar kedua anak di luar itu tidak mendengar, ia telah menahan emosinya.

Setelah mendengar perkataan Langyue, Tang Ziran bukannya dia tidak menyesal, ia hanya diam.

"Bagaimana bisa kau melihat pelangi kalau tidak merasakan badai? Tidak ada orang yang berhasil dengan santai-santai. Memang, Linlin merasakan penderitaan, aku juga sedih. Tapi, kalau sekarang dia tidak melalui kepahitan, kalau begitu, setelah ia dewasa, ia mungkin akan mengalami penderitaan yang lebih banyak lagi."

"Hari itu ketika aku mencari Mangtian, aku melihat bahwa sebenarnya dia enggan, sebagai seorang ahlinya ahli penempa, wataknya angkuh. Dapat diterima olehnya, apa kau tahu seberapa hebatnya anak kita? Anak ini benar-benar membawa kejutan besar untukku."

"Sebelum kembali setelah bekerja, Mangtian menelponku, dia menjelaskan kepadaku bahwa anak kita itu memiliki bakat luar biasa, yaitu Bakat Alami, bahkan bisa menyaingi kekuatan seorang pria dewasa. Yang lebih berharganya lagi adalah kegigihannya Linlin mengesankannya. Jiwa petarung Linlin adalah rumput perak biru, kemungkinan untuk menjadi ahli jiwa yang dikemudian hari sangat kecil, tetapi, jika dia bisa menjadi seorang ahli penempa yang hebat, setidaknya ia bisa makan dan berpakaian sepanjang hidupnya tanpa khawatir. Anak-anak itu tidak pengecut, bagaimana bisa kita menjadi pengecut sebagai orangtua? Kita harus mendukung dan mendorongnya. Dan, aku juga percaya, bahwa Mangtian sebagai seorang Ahli Penempaan Luar Biasa Bintang Enam, dalam mengajar murid-muridnya ia pasti memiliki metode yang benar, ia tidak akan menyakiti anak-anak.

"Haruskah kita membiarkan Linlin mencoba lagi? Kalau tubuhnya benar-benar akan terluka, jika terjadi apapun, aku akan menghentikannya dan menyuruhnya untuk lanjut belajar."

Pada akhirnya Langyue setuju, dia sangat tahu kalau suaminya mencintai anaknya sebagaimana dirinya, dan juga alasan Tang Ziran juga meyakinkannya. 

Ketika keduanya kembali ke ruang tamu, melihat Tang Wulin yang duduk disana, ia sambil mengunyah sambil tersenyum kepada Na'er disampingnya, Na'er sedikit canggung menyuapi Tang Wulin.

Pemandangan ini mengejutkan Tang Ziran dan Langyue, kedua anak kecil yang cantik sedang duduk disana, menimbulkan suasana sangat harmonis di bawah cahaya yang tidak terang.

Tang Ziran bergumam dengan suara rendah: "kita adopsi saja anak ini, dua anak tumbuh bersama, bisa membantu Tang Wulin."

"Ya." akhirnya wajah Langyue tersenyum.

Makan malam yang penuh kehangatan ini berhenti dengan suasana yang seperti ini. Nafsu makan Tang Wulin dan Na'er mengejutkan Tang Ziran dan istrinya lagi.

Membesarkan dua anak adalah masalah pertama yang harus mereka hadapi, apakah mereka bisa makan yang cukup.

Setelah makan malam, usai Langyue dan Tang Ziran berdiskusi, Langyue memutuskan pergi keluar untuk mencari pekerjaan, kalau hanya bersandar pada gaji Tang Ziran seorang, keluarga itu akan merasa kesulitan.

"Na'er, lihatlah, ini adalah jiwa petarungku." Tang Wulin mengangkat tangannya dengan susah payah, Rumput biru di telapak tangannya perlahan-lahan muncul, dengan cahaya biru samar, dan di waktu bersamaan rumput biru perak itu menghasilkan gejolak yang lembut.

Na'er menyentuh rumput biru perak dengan tangannya dan merasa sedikit kaget, "Kakak, apakah aku nanti akan memiliki jiwa petarung juga?"

Tang Wulin berkata : "Tentu saja! Setiap orang memiliki jiwa petarungnya sendiri, tunggu sampai kamu berumur enam tahun, hari kebangkitan tahun depan kau bisa pergi untuk membangkitkan jiwa petarung. Mengantuk sekali, aku tidak bisa menahannya, aku ingin tidur, kau juga tidurlah lebih awal."

Sambil berbicara ia juga menjatuhkan kepalanya ke tempat tidurnya, hanya sesaat, ia sudah bernafas dengan tenang.

Na'er memandanginya dengan tatapan kosong, ia mencoba untuk mengingat sesuatu dengan susah payah, pikirannya samar-samar, tetapi ia tetap tidak bisa teringat apapun.

Ia berbaring diatas tempat tidurnya, ia juga tertidur tanpa sadar.

Di tengah malam, pintu kamar Tang Wulin dengan Na'er terbuka diam-diam, Tang Ziran masuk kedalam, ia duduk di samping tempat tidur anaknya, kemudian ia menemukan obat yang diberikan Mangtian kepada Langyue. Lalu ia menarik lengan baju anaknya dan bersiap untuk melumuri lengan anaknya dengan obat.

Sebuah lampu kecil tertekuk di bahunya menyala ketika ia menekankan tangannya ke bahunya, lampu itu hanya menyala di lengan Tang Wulin.

"Aah.." Tang Ziran menghela napas ringan dan melihat lengan Tang Wulin sekilas, karena ia kaget mendapati lengan putranya yang tidak bengkak seperti yang Langyue katakan, dan terlihat tidak berbeda dari biasanya.

Ia dengan hati-hati membuka telapak tangan Tang Wulin, telapak tangannya halus seperti batu giok, Setitik lukapun tidak ada.

Setelah ia terkejut, Tang Ziran segera menarik baju lengan Tang Wulin di sisi lainnya, kondisinya serupa, bagaimana bisa kedua lengannya seperti tidak memiliki luka apapun.

Tentu saja, Langyue tidak akan membohonginya, Tang Ziran sangat mengenal istrinya.

Tetapi, mengapa bengkak dan luka yang seharusnya ada semuanya telah hilang? Apa yang sebenarnya terjadi?

Mungkinkah penyebabnya karena Jiwa Petarung anaknya itu? Ada beberapa Jiwa Petarung yang bisa menyembuhkan diri mereka sendiri, tetapi, ia tidak pernah dengar kalau rumput biru perak memiliki kemampuan itu!

Yang ia tidak perhatikan adalah dibalik rambut hitamnya, di dahinya, terdapat garis-garis samar tersembunyi.

Tang Ziran duduk berpikir sejenak disana, melihat botol obat di tangannya, dan melihat lagi anaknya lagi, matanya menunjukkan tatapannya yang bijaksana.

Setelah beberapa saat, ia mengembalikkan botol itu dan berbalik kembali ke kamarnya. Esok paginya, reaksi putranya adalah cara terbaik untuk memverifikasi keadaan itu.

Pagi hari.

"Linlin, apakah lenganmu masih sakit?" ketika Langyue melihat anaknya yang bijaksana itu ia tiba-tiba merasa tertekan.

"Ah, sepertinya tidak terasa lagi. Aku tidak apa-apa." Tang Wulin menggoyangkan tangannya, rasa sakit kemarin benar-benar sudah menghilang, seolah-olah ia belum pernah mengalami rasa sakit seperti itu, dan juga ia merasa lengannya seperti lebih kuat.

Langyue menghela napas dan tersenyum: "Sepertinya obat yang diberikan oleh paman Mangtian kemarin itu bagus, ini membuat ibu lega. Setelah kamu tidur semalam, ayah pergi untuk memberimu obat."

Tang Ziran yang baru saja keluar dari kamar mendengar percakapan ini, ia tidak memberikan obat salap itu!

Mungkinkah, setelah jiwa petarung anak ini dibangkitkan, tidak hanya menjadikannya kuat, tetapi apakah kemampuan memulihkan dirinya sendiri juga menjadi kuat? Tapi ini tidak mungkin efek dari rumput biru perak!

Sarapan yang banyak itu membuat keluarga kecil itu penuh dengan canda tawa.

"Ayah, cepat antar aku ke sekolah, hari ini aku akan belajar ilmu jiwa petarung lagi. Oh ya, semalam aku mengantuk sekali, aku lupa bermeditasi, hari ini ketika aku kembali, tolong kalian ingatkan aku ya, aku Tang Wulin, aku harus menjadi seorang ahli jiwa yang hebat."