Bintik-bintik cahaya biru yang tidak terhitung datang bersama-sama dari segala arah, menyelinap ke dalam tubuh dan menyusup ke segala sesuatu.
Tang Wulin hanya merasa terbenam di lautan warna biru, dan suara-suara halus yang tak terhitung jumlahnya sedang menyerukan dan menampung dirinya.
Aroma unik rumput biru perak tampaknya membanjiri setiap sudut tubuh, dan arus hangat yang dibentuk oleh energi jiwa di dalam Dantian-nya juga menyebar.
menurut Tang Wulin, seluruh tubuhnya tampak berubah menjadi biru, biru yang aneh. Setiap sudut pada tubuhnya itu dipenuhi oleh genggaman rumput perak biru.
Di dahinya, cahaya garis berwarna keemasan muncul, seperti sebelumnya garis itu menunjukkan pola seperti jaring yang memanjang ke bawah, dan menyebar ke seluruh tubuh, kemudian perlahan-lahan pulih.
Ia duduk di sana seperti seorang yang bercahaya, tiba-tiba memancarkan warna biru yang samar-samar, dan juga tiba-tiba memancarkan warna emas yang samar-samar.
Dini hari.
"Linlin, Linlin…." panggilan suara gelisah Langyue bergema di jalan.
Tang Wulin yang duduk bersila di taman kecil itu tubuhnya bergerak dan ia perlahan-lahan bangun dari meditasinya. Embun membasahi pakaiannya, tetapi pada saat ini, ia merasa di sekujur tubuhnya ada rasa yang dapat ditembus yang tidak bisa dijelaskan.
"Linlin, Linlin….."panggilan Langyue terdengar dengan jelas.
"Ibu, aku disini." Tang Wulin segeras menjawab dengan suara keras, kemudian ia berlari keluar dari halaman.
Tubuhnya seperti berubah menjadi lebih ringan, Tang Wulin berlari sambil memanggil ibunya.
"Kau ini nak, bagaimana bisa kamu berlari keluar, ibu benar-benar khawatir." Langyue menatap anaknya, dan akhirnya ia menghela napas.
"Bu, aku salah. Aku ingin ke taman untuk bermeditasi, sepertinya aku sudah menembus tingkat sepuluh." walaupun Tang Wulin masih tidak yakin, tetapi perubahaan dan perasaan pada tubuhnya telah menjelaskan kepadanya bahwa energi jiwanya pasti pecah.
Langyue tertegun dan menatap putranya, Tang Wulin tingginya sudah sepundaknya, meskipun tubuhnya basah, tetapi kulitnya bersinar, sepasang matanya juga sangat anggun.
"Kalau menurut ibu, kedamaianmu adalah hal yang terpenting. Ayo kita pulang, ibu akan memasakanmu sarapan." Langyue mencium kening anaknya, dan berjalan bergandengan tangan dengan anaknya.
"Sudah pecah?" ketika Tang Ziran mengetahui putranya memiliki kemungkinan untuk pecah, ia sangat senang. "Karena kamu sendiri sudah merasa pecah, hari ini pergilah ke kampus untuk mengujinya, kalau itu benar, besok ayah akan membawamu pergi untuk membeli Jelmaan Jiwa"
"Panjang umur untuk ayah!" seru Tang Wulin Bersemangat
"Na'er, ada apa? Apa kau tidak bahagia untuk kakakmu?" Tang Wulin melompat, tetapi tiba-tiba ia menyadari bahwa Na'er tampak sedikit berbeda. Setiap hari ia sarapan dengan baik, dan pagi hari ia sudah makan dengan banyak, tetapi hari ini, ia duduk di sana dan sedikit bingung, dan kegembiraannya tidak terkirim ke tubuhnya.
"Ah? Aku tidak apa-apa! Kak, selamat ya untukmu." Na'er tersenyum manis, dan ia mulai menyantap sarapannya.
Tang Wulin berpikir bahwa ia sedih karena ia tidak memiliki Jiwa Petarung, ia juga tidak lagi bertanya banyak.
Faktanya, dugaan tang Wulin itu benar. Ketika ia tiba di kampus, ia menjelaskan tentang perasaannya kepada Lin Ximeng, dan dibawah intruksinya ia melakukan pengujian kepada energi jiwa, dan alat itu menunjukkan bahwa ia memang telah tingkat sepuluh.
Kultivasi ahli jiwa, setiap mencapai tingkat sepuluh maka perlu mendapatkan cincin jiwa untuk membuat terobosan, dengan begitu baru bisa terus meningkatkan energi jiwa, cincin jiwa dapat diperoleh dengan cara membunuh Binatang Jiwa, tetapi sekarang ini Binatang Jiwa sangat langka, sehingga banyak orang lebih memilih Jelmaan Jiwa. Jelmaan Jiwa yang dibuat oleh menara penyebaran jiwa.
Tang Wulin menjadi orang ketujuh di kelasnya yang menyelesaikan terobosan, melewati hambatan tingkat sepuluh setara dengan menjadi ahli jiwa sejati, akhirnya Tang Wulin secara resmi memulai jalan ini.
"Tang Wulin, kau harus dengan segera membiarkan keluargamu membawamu ke menara jiwa untuk membeli Jelmaan Jiwa, setelah kau bersatu dengan jelmaan jiwa, kau akan langsung menjadi ahli jiwa. Ahli jiwa resmi bisa mendapatkan gaji seribu koin federal perbulan. Cukup untuk membayar biaya sekolahmu sampai sekolah tingkat menengah." kata Lin Ximeng memperingati.
Tang Wulin mengangguk senang dan berkata: "Guru Lin, aku sudah menabung dan cukup untuk membeli Jelmaan Jiwa, besok akan pergi beli."
Lin Ximeng mengangguk tersenyum, berkata: "Baiklah, besok ibu akan memberikan mu waktu libur. Ibu harap kau akan mendapatkan sebuah Jelmaan Jiwa yang cocok bagi dirimu."
"Terima kasih, Bu."
Menjadi guru jiwa maka akan mendapatkan tunjangan, dan juga, sekolah menengah itu adalah pendidikan wajib, tunjangan ahli jiwa setiap bulannya yaitu seribu koin cukup untuk membiayai keperluan sehari-harinya. Jika ingin mengambil sekolah menengah atas maka harus meninggalkan kota Ao'lai, dengan memiliki uang tunjangan maka ia bisa menunjang dirinya tanpa perlu orang tuanya. Katanya, jika bisa berkultivasi sampai menjadi ahli jiwa dengan tingkat yang hebat maka tunjangannya juga akan lebih besar.
Langkah demi langkah di jalan harapannya, suasana hati Tang Wulin sangat baik.
Jika mengubah anak lain, mungkin tidak dapat mengendalikan emosi, tetapi ia sudah tiga tahun berkarir di penempaan, ia memiliki mental yang stabil, pada malam hari ia masih harus pergi ke ruang kerja Mangtian untuk menyelesaikan tugas penempaan, dan setelah itu baru bisa pulang.
Tang Ziran mendapatkan pemberitahuan dari sekolah untuk kali pertamanya, besok ia juga mengambil cuti,ia mengambil libur untuk membawa Tang Wulin pergi memilih Jelmaan Jiwa. Langyue juga ingin mengambil cuti, tetapi karena pekerjaannya terlalu sibuk, jadi ia tidak disetujui.
"Na'er, kenapa kau hari ini selalu linglung!" Tang Wulin memandangi Naer yang disebelahnya dengan sedikit keraguan. "Jangan khawatir, meskipun kau tidak memiliki Jiwa Petarung, tapi kakak akan melindungimu. Melindungimu seumur hidup, ya?" Tang Wulin menyentuh kepalanya.
Na'er menatapnya, dan mata ungu jernih itu menunjukkan sedikit kilauan yang aneh, "Kakak, apakah kakak mau menemaniku bermain di pantai setelah makan malam?"
Tang Wulin menoleh dan melihat Tang Ziran.
"Pergilah, tapi cepat pulang yah." Tang Ziran berkata dengan tersenyum.
Kota Ao'lai adalah sebuah kota, sebenarnya itu adalah desa yang besar, tidak ada dinding kota apapun, daerah yang ditinggali oleh keluarga Tang Wulin sangat dekat dengan pantai.
Setelah keluar rumah, berjalan selama belasan menit, langsung bisa melihat pantai.
Pantai disini itu tidak indah, tidak ada pasir halus, lebih banyak kerikil dan kerang mati. Menurut legenda, ini karena manusia terlalu banyak memburu Jiwa Binatang di laut dan memicu kemarahan alam.
Cahaya bulan malam ini masih seindah kemarin, cahaya bulan yang terang seperti salju, cahaya bintang seperti permata yang ditanam di langit, berlomba dengan bulan.
Laut merefleksikan bintang-bintang dan bulan di langit, dan ombak sangat kasar. Suara ombak dan suara burung di laut menambah vitalitas yang tak terbatas ke laut berbintang.
Na'er menghadap ke laut dan menatap bintang-bintang, "Kak, banyak sekali bintang hari ini!"
Tang Wulin tersenyum dan berkata, "Iya! Mungkin, mereka semua datang untuk memberikan selamat untukku karena akan menjadi ahli jiwa. Na'er, apakah kau sedih karena tidak menjadi ahli jiwa?"
Na'er menggelengkan kepala, "Bukan." ia diam sebentar, kemudian berbalik dan menatap mata Tang Wulin, "Kak, karena suatu hari aku akan pergi, apa kau akan merindukanku?"