Chereads / W.E(Wake Eugene) TRIBUNAL / Perjalanan I : JASHIN & RAIZO

W.E(Wake Eugene) TRIBUNAL

Brokenstatue
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 19.9k
    Views
Synopsis

Perjalanan I : JASHIN & RAIZO

Di suatu tempat yang damai, dua orang pria saling berbicara dan tertawa, sambil merapalkan beberapa mantra. Salah satu dari mereka berkata, "Jashin, aku harap keadaan akan terus damai hingga kedepannya." Kemudian yang satunya pun menjawab, "Apakah aku terlalu berharap pada penerus selanjutnya dari kerajaan? Aku tak sehebat dirimu, Raizo."

Mereka berdua hanya tertawa, sambil melemparkan mantra mereka ke arah beberapa pohon di dalam hutan. Suara gemericik air sungai yang mengalir tenang di dekat mereka menambah kedamaian suasana, membuat percakapan mereka terasa semakin ajaib dan mendalam.

Saat matahari perlahan tenggelam di balik pohon-pohon tinggi, Jashin dan Raizo merenungkan masa depan yang penuh harapan dan ketidakpastian. Kedamaian yang mereka nikmati saat ini adalah anugerah, dan mereka berharap bahwa penerus mereka nanti akan mampu menjaga kerajaan ini tetap damai dan makmur.

Dalam keheningan hutan yang indah itu, mereka melanjutkan percakapan mereka, sembari merasakan kekuatan mantra mereka mengalir dalam harmoni dengan alam, membawa kedamaian yang mereka cintai dan jaga dengan penuh dedikasi.

Kemudian, terdengar suara dentuman dari arah barat yang membuat mereka berdua terkejut. Tanpa ragu, mereka berdua segera berlari menuju sumber suara tersebut, naluri mereka sebagai penjaga damai mendorong mereka untuk bertindak cepat dalam situasi darurat.

Saat mereka tiba di lokasi, pemandangan yang mereka saksikan mengguncang hati mereka. Seorang pria tergeletak dalam keadaan hangus akibat serangan mantra dari beberapa orang berjubah hitam. Wajahnya penuh dengan rasa sakit dan ketakutan.

"Seret dia ke dalam kandang dan jangan biarkan yang lain lolos!" teriak salah seorang wanita pemimpin pasukan berjubah hitam, suaranya penuh dengan kekejaman.

Jashin merasa kemarahannya memuncak, dan tanpa berpikir panjang, dia mencoba mengeluarkan mantra untuk menghadapi pasukan berjubah hitam tersebut. Namun, Raizo dengan bijak menghalangi langkahnya, sambil memberikan isyarat untuk tidak menyerang.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Jashin dengan emosi yang membara, sembari melepaskan pegangan Raizo. Dia merasa terpukul oleh penderitaan pria yang terluka di depan mereka.

Namun, Raizo dengan tenang menjawab, "Aku tahu kau marah, Jashin, tetapi kita harus tetap tenang. Menggunakan kekuatan kita dengan gegabah hanya akan membuat kita berdua dalam bahaya. Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang musuh ini dan bagaimana kita bisa menyelamatkan pria yang terluka tanpa menarik perhatian mereka."

Jashin menghela nafas dalam-dalam, menyadari bahwa Raizo benar. Mereka berdua perlu mengambil langkah-langkah bijak jika ingin menghadapi pasukan berjubah hitam itu dan melindungi kedamaian di hutan mereka. Dengan hati-hati, mereka mulai merencanakan strategi mereka untuk mengatasi situasi yang semakin tegang ini.

Raizo perlahan merapalkan mantra dan membentuk sebuah perisai di tangannya. Dia menatap Jashin, dan Jashin hanya mengangguk sebagai tanda bahwa dia mengerti maksud Raizo. Dalam ketenangan, mereka bersiap menghadapi pasukan berjubah hitam yang semakin mendekat.

Saat pasukan itu mendekati dengan langkah pasti, Jashin tiba-tiba melepaskan beberapa mantra dengan cepat, mengirimkan getaran ke tanah di sekitar mereka. Tanah gemetar dan meledak, mengalihkan perhatian pasukan tersebut yang terpaku pada dua penjaga hutan ini.

Dengan sigap, Raizo melompat ke depan dan dengan perisainya yang kuat, ia memukul pasukan berjubah hitam satu per satu hingga mereka terkapar tanpa daya.

Sementara itu, Jashin merapalkan mantra lagi, menciptakan ledakan energi di sekitar mereka. Pasukan berjubah hitam itu terperangah, namun sebelum mereka bisa bereaksi, ledakan itu menghancurkan mereka. Dalam sekejap, pasukan itu lenyap.

Setelah aksi cepat mereka, Jashin dan Raizo menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. dan seketika Jashin mengetahui bahwa musuh mereka kali ini memiliki kekuatan mantra bayangan yang berbahaya.

Jashin segera menggunakan mantra teleportasi, menyeret Raizo ke tempat yang jauh dari lokasi pertarungan. Begitu tiba di sana, Raizo meledakkan amarahnya, "Tidak seharusnya kau melontarkan kita ke sini!"

Hei, harusnya kau berterimakasih kepadaku karena kau tidak mengetahui mantra bayangan mereka! Jika kita terus bertarung, kita mungkin akan mati!" Jawab Jashin dengan kesal.

Raizo menghela nafasnya dan akhirnya berkata, "Baiklah, apa kau punya rencana lain?"

Jashin mengangguk serius dan berkata, "Rencana kali ini, aku pastikan tidak akan membawa kita dalam bahaya lagi. Tetapi ada satu syarat,dan kau harus mendengarkan dengan baik sebelum bertindak."

Mereka berdua mulai merencanakan langkah selanjutnya, tahu bahwa pertarungan mereka belum berakhir, dan mereka harus bersatu untuk menghadapi ancaman yang lebih besar ini.

Disisi lain hutan seorang pemuda dengan rambut merah panjangnya terikat sedang menyusuri hutan sembari mematahkan ranting-ranting yang berguguran.

"Ahh, apa yang harus ku lakukan" gumamnya, dikepalanya hanya terbayang sebuah insiden besar yang membakar hampir seluruh rumah warga serta dirinya yang dikejar-kejar warga dengan menggunakan peralatan pertanian.

"Aku mau pulang tapi, sudah terlambat aku sudah melakukan hal fatal" Ucapnya yang membuat wajahnya semakin murung.

Kemudian ia melihat kepulan Asap tak jauh dari tempatnya. Ia pun bergegas menuju sumber Asap tersebut.

Disana ia melihat beberapa pasukan dengan Jubah hitam sedang mengekstraksi Jiwa Para Penduduk, serta membakar sejumlah mayat para penduduk yang sudah diekstraksi.

Dengan mengendap-endap ia mendekati tempat tersebut serta mencoba bersembunyi sesaat ketika salah seorang dari pria tersebut merasakan ada kehadiran seseorang.

"Tempat ini lebih berbahaya ternyata" Ucapnya sembari bersembunyi diatas Pohon.

Seketika suara Raizo muncul dibelakangnya dan berkata "kaulah yang lebih berbahaya dan mencurigakan".

Mendengar hal itu Pria tersebut hampir berteriak dan mulutnya terkunci oleh mantra milik Jashin yang berada di Pohon sebelahnya.

Kemudian mereka bertiga pun tanpa ada direncanakan langsung sepakat menyelamatkan orang-orang desa yang tersisa.

Namun sebelum itu Mereka bertiga pergi menjauh dari tempat mereka berdiri.

"Hei kau terlihat Asing. Siapa namamu? "

Tanya Raizo.

"Aku Rosalio Tuan-tuan sekalian, dan maaf aku tidak bermaksud untuk mengawasi kegiatan itu, namun aku hanya melihat kepulan Asap yang membumbung tinggi dan saat aku tiba disana yang kulihat hanya sekumpulan pria berjubah Hitam serta warga yang menjalani proses Ekstraksi Jiwa" Jawabnya.

"Kalau begitu kau bukan komplotan mereka kan? " Tanya Jashin.

" jika aku memang kumpulan dari orang-orang itu apa aku harus bersembunyi seperti tadi? "Keluh Rosalio.

" Baiklah, jika kau memang bukan komplotan mereka maka kau boleh pergi, "

"namun sebelum itu, kau harus memberitahukan nama keluargamu, karena aku merasakan ada aura api disekitar tubuhmu"Ucap Jashin dan Raizo sembari memasang mantra pelindung untuk bertarung.

Setelah perdebatan yang cukup lama akhirnya Jashin pun menurunkan tangannya dan Raizo tetap memasang tabir pelindung untuk melindungi mereka berdua.

"Kau keluarga Straft?, tak kusangka aku bertemu keluarga yang percaya akan takhayul" Ucap Jashin sembari duduk di batang pohon yang tua.

Rosalio pun hanya tertawa kecil sembari menahan malu.

"Raizo kurasa dia bukanlah ancaman besar"Ucap Jashin sembari memandang Raizo.

Perlahan Raizo mulai menurunkan kewaspadaan nya dan berkata " Baiklah anak muda. Apa yang membuatmu kemari? "Tuturnya.

Akhirnya Rosalio menceritakan semua kejadian yang terjadi di Desanya.

" Jadi kau sekarang adalah seorang buronan? "Tanya Jashin.

Rosalio pun hanya menunduk sembari berkata dengan lesu " Ya begitulah"

Kemudian dengan tingkah sigap Jashin pun mendekati Raizo dan berbisik"Sepertinya kita akan mendapatkan hadiah besar jika menyeret dia pulang ke kampung halamannya ".

Raizo pun mengangguk dan mereka berdua menatap tajam Rosalio.

Rosalio yang mengetahui hal itu berkata dengan nada memelas" Kalian tidak perlu berbisik pasti kalian ingin menyeretku pulang bukan? ".

" Kkk. Kita ketahuan"Ungkap Raizo dan Jashin dalam hati.

"Aku hanya takut menimbulkan masalah lagi jika harus pulang" Ucap Rosalio Perlahan.

"Ehmm.. Baiklah kalau begitu karena kau sudah terlibat dalam situasi yang rumit,maka semua keputusan ada ditanganmu" Jawab Jashin.

"Jika kau membantu Kami maka kau tidak akan kami seret pulang" Balas Raizo.

"Tapi.. Jika kau menimbulkan masalah maupun menolak, maka kami akan menyeretmu pulang dengan tali sihir emas " Sahut Raizo.

Akhirnya setelah terjadi kesepakatan mereka bertiga pun menyerang pasukan bayangan dengan kekuatan mereka masing-masing.

Raizo dan Jashin sempat terkejut melihat kekuatan dari Rosalio yang dapat memutar balikkan waktu, yang membuat pasukan bayangan tidak berdaya serta hancur.

Sampai suatu ketika mereka harus berhadapan dengan pemimpin pasukan bayangan.

Seorang pria besar keluar dengan menggunakan jubah hitam serta topeng bermotif darah.

Ia pun berkata "sudah kuduga kalian pasti datang, ".

" Apakah itu sambutanmu atas kelihaian kami memporak-porandakan tempat berkumpul kalian? "Ejek Raizo.

Kemudian Jashin pun mendekati Raizo sembari berbisik "Jangan kau provokasi orang itu,aku punya firasat buruk".

Raizo pun dengan kesalnya berkata"Apa yang kau takutkan dari Aura Orang itu?,lagipula kita dibantu oleh Bocah Straft."

kemudian Pria itu pun mengangkat tangannya yang mengeluarkan aura ungu dan tiba-tiba mengangkat Rosalio yang bersembunyi dibalik semak-semak.

"Ughh,Sial...."Rosalio memberontak mencoba melepaskan cengkraman sihir tersebut.

"Sepertinya kondisi kita terbalik"Tutur Jashin.

"tidak ini masih bisa kita atasi"Jawab Raizo dengan Berbinar.

kemudian terjadi pertempuran mereka secara dahsyat yang menghancurkan pohon dan tanah sekitar mereka dan kemenangan pun berhasil diraih oleh mereka bertiga

pada Akhirnya Rosalio diantarkan Pulang Oleh Mereka berdua ke kampung halamannya dan tentu saja mereka mendapat penolakan keras dari warga yang membawa Obor dan sekop.namun dengan penyelesaian yang baik dan kelihaian lidah Jashin Rosalio pun dimaafkan dan kembali ke kampung halamannya meskipun masih ada saja warga yang menolak mereka.

"bagaimana kalau kalian bermalam disini untuk sementara waktu"Ucap Rosalio.

Jashin menyetujui pendapat tersebut namun Raizo menolak dengan ketus sembari berkata "Maaf tapi kami harus berjalan lagi untuk menyelesaikan beberapa tugas".

"Hei,jangan terlalu memaksanakan dirimu,"Sahut Jashin.

kemudian setelah perdebatan yang cukup lama akhirnya mereka berdua sepakat untuk menginap di desa tersebut.