Tiba waktunya, untuk Solomon sebagai anak Raja Daud memberi kebijaksanaan pertama kali di dalam kediaman Raja Daud.
" Solomon!"
" Kamu sudah hampir dewasa! Kelak akan mengganti ayahmu, Raja Daud! ", ucap bahagia ibunya.
Sambil memakai pakaian sederhana ala mewah sebagai anak Raja Daud.
" Hormat, Ratu! "
" Sudah siap Bilar Pertemuan!! ", jelas pengawal Solomon.
Ruangan yang luas dipakai menyambut penduduk Tanah Perjanjian di depan Raja Daud.
Sampailah Solomon di Bilar Pertemuan.
Sembari melihat sekitar.
Melihat banyak penduduk Tanah Perjanjian sedang mengantri di luar Bilar Pertemuan.
" Solomon!? "
" Duduklah di sampingku!!! " , pinta Raja Daud sembari menunjuki tempat duduk Solomon.
Solomon memenuhi permintaan ayahnya, Raja Daud.
" Ada apa, Raja Daud?! ", tanya heran Solomon.
Solomon memanggil ayahnya dengan gelar Raja sebagai tunjuk kehormatannya.
" Sejak Tuhan memberi Tanah Perjanjian!"
" Tuhan telah berfirman kepada kita!!! "
" Kita harus menjadi Pendengar yang baik di mata Tuhan Musa! ", jelas Raja Daud
" Oleh sebab itu!!?"
" Bilar Pertemuan ini dibangun untuk menjadi pertemuan penduduk Tanah Perjanjian dengan kita! ", lanjut Raja Daud
Solomon makin bingung dengan sebutan Pendengar yang baik.
" Pengawal Pintu, Mulai memanggil !!", teriak Raja Daud.
Pintupun dibuka.
Terlihat rombongan orang membawa jaring dan panah.
Mereka menyerah barang bawaannya kepada Pengawal Pintu Bilar Pertemuan.
" Hormat, Raja Daud!!", salam rombongan orang yang berlutut
" Hormat, Penduduk Tanah Perjanjian! ", salam balik Raja Daud sembari membuka telapak tangan ke arah rombongan orang tersebut.
Mereka pun berdiri.
" Kami datang kepada Raja Daud!!!"
" Kami mengeluh soal larangan memburu burung berkicau di Tanah Perjanjian!!!"
" Kami tidak melukai burung berkicau dan akan kami rawat jika kami tangkap dengan jaring !?", eluh salah satu orang dari rombongan.
" Siapakah kalian, Hai, Penduduk Tanah Perjanjian!!", tanya Raja Daud.
" Kami pemburu burung-burung dan reptil di sekitar Tanah Perjanjian! "
" Kami menjualnya dan menjadikan makanan sehari-hari!?", jelas pemburu burung berkicau.
" Kalian sudah tahu!!!"
" Kabar yang menyebar tentang Tuhan Musa menyembuhkan Solomon dengan burung berkicau!!", ucap tegas Raja Daud.
Lanjut lagi Raja Daud," Burung berkicau di Tanah Perjanjian ini milik Tuhan Kita!! :
" Jangan menodai Tuhan Musa dengan membunuh burung-burung berkicau!!!", tegas lagi Raja Daud
Saking takutnya.
Pemburu burung berkicau berlutut kembali.
Karena tahu tentang kabar keajaiban Tuhan Musa itu.
" Maafkan, Hamba yang hina ini, Raja Daud!! ", takut Pemburu burung berkicau.
Suasana menjadi tegang dan canggung.
Cukup lama Raja Daud terdiam di hadapan rombongan Pemburu Burung berkicau.
Teringatlah Raja Daud bahwa hari ini Solomon, anaknya menyampaikan Kebijaksanaan Pertama sebagai Penerus Raja Tanah Perjanjian.
" Solomon! "
" Kamu sudah mendengar seluruh perkataan rombongan orang ini!!"
" Katakan kepadaku, Hai, Solomon! ", pinta Raja Daud.
Solomon bingung.
" Apa maksud, Raja Daud?!", heran Solomon
" Tuhan Musa menjadikan kita sebagai Telinga-Nya!!"
" Kita membalasnya dengan Kebijaksanaan sebagai Pendengar-Nya!!"
" Bagaimana menyelesaikan masalah yang dialami oleh rombongan orang ini?!", tanya jelas Raja Daud.
Solomon pun akhirnya mengerti.
Berdirilah Solomon.
Mengambil seluruh bawaan rombongan Pemburu burung berkicau.
Di hadapan depan rombongan Pemburu burung berkicau, Solomon pun berkata, " Kita barter seluruh bawaan kalian dengan sekarung gandum dan seratus buah-buah".
Semua terkejut.
Zaman Raja Daud belum ada uang logam.
Barter di zaman Raja Daud sebagai alat pembayaran untuk Barang yang diinginkan (ditukar) dengan Barang yang berharga.
" Apa maksud Anda?!", heran Pemburu Burung Berkicau.
" Berhentilah memburu Burung berkicau yang diberkati oleh Tuhan Musa!!"
" Tenunlah jaring dan panah sebagai pekerjaan yang baru untuk mencari makanan sehari-hari!!"
" Berikanlah hasil tenun kalian kepada Raja Daud agar ditukar dengan sekarung gandum dan seratus buah-buahan yang setimpal!!! ", jelas serius Solomon.
Rombongan Pemburu Berkicau pun kaget sekaligus bahagia.
Kebijaksanaan Solomon yang memukau akhirnya pun tersebar ke seluruh penduduk Tanah Perjanjian.