Raja Daud ikut bahagia dengan raut wajah rombongan pemburu burung liar yang berwajah senang.
"Grruukkkkk....!!!!", suara guntur petir yang sangat keras.
Kilatan cahaya terang sekilas menerangi Aula Raja Daud.
Membuat Solomon dan Raja Daud sontak menutup telinganya.
"Dreekkk....Dressskkk.... Driiixxkk...!!??",
Suara hujan deras yang menguyur Tanah Perjanjian.
"Puji Syukur, Tuhan Musa!! ", doa Raja Daud menghadap ke langit gelap berembun awan.
Tanah Perjanjian sudah dilanda kekeringan panjang selama 7 tahun lamanya.
Hujan disertai guntur langit ini menandai berakhirnya Tahun Matahari.
Tahun yang dikuasai oleh Matahari adalah Tahun Matahari.
Antrian kumpulan orang yang menunggu di luar Aula ini berakhir bubar sambil menari ria diguyur basah air hujan.
Solomon cukup senang dengan satu Kebijaksanaan.
Hujan turun selama tiga hari dua malam ini membuat sebuah kolam di dataran rendah Tanah Perjanjian ini menjadi sebuah Danau yang luas.
Berkumpulan Para Tetua Bait Allah.
" Siapakah yang mampu menamai kumpulan air besar ini?!", tanya seorang tetua kepada tetua lainnya.
" Salam Tuhan Musa!! ", sapa Imam Daniel.
" Salam Tuhan Musa!!", balas sapa para tetua.
" Nama pada kumpulan air besar ini lebih baik kita serahkan kepada Raja Daud!?", mohon Imam Daniel.
Permintaan Imam Daniel dituruti.
" Hormat, Raja Daud!", sapa Imam Daniel serta Para Tetua
" Ada apa?! "
" Kedatangan hamba Tuhan kepadaku!?", tanya Raja Daud
" Tuhan Musa mendatangkan air hujan tiga hari dua malam! "
" Keajaiban Tuhan Musa telah diturunkan kepada Kaum Musa bahwa telah dikumpulkan air hujan dalam satu tempat!! "
" Raja Daud!!"
" Sudahkah ada melihat kumpulan air besar yang diciptakan oleh Tuhan Musa!?", tanya Imam Daniel.
Raja Daud pun mampir ke tempat asal kumpulan air besar.
"Puji Syukur, Tuhan Musa!!", syukuran Raja Daud.
"Kita tak akan kekurangan air selamanya!!", senang Raja Daud.
Lalu, Raja Daud bertanya heran," Ada apa masalahnya pada ini?!".
" Kita perlu memberi Nama pada kumpulan air banyak ini?!", pinta Imam Daniel.
Sembari berpikir keras, Raja Daud banyak memilih nama-nama Agung-Nya yang cocok karena keajaiban Tuhan Musa tersebut.
Solomon yang mendengar rumor para penjaga bahwa ada muncul kumpulan air banyak di Tanah Perjanjian.
Penasaran pun membuat Solomon mengejar rombongan Raja Daud, Imam Daniel dan Para Tetua.
" Waaaaa.....!!!"
" Indah seuntai mutiara kerang."
" Cermin yang menampakkan kebenaran wajahku.", ceria Solomon.
"Criupkkk....!!
Solomon mencicip segenggam air tersebut.
Teringatlah Solomon akan sesuatu pernah dirasakan pada lidahnya.
" Ada apa, Raja Daud?!", tanya heran Solomon melihat ayahanda mondar-mandir.
"Solomon!!!??"
" Aku tak mampu memberi nama agung-Nya pada kumpulan air yang diturunkan oleh Tuhan Musa.", melas Raja Daud.
Solomon tersenyum.
" Mohon izin Tuhan Musa!! "
" Aku menamakan kumpulan air ini Danau Manna.", ujar Solomon sembari membuka lebar tangan.
" Air ini berasa manis dan asam seperti Roti Manna yang pernah kucicipkan pada Hari Roti Manna. ", lanjutnya
"Puji Syukur!"
" Kita sudah menemukan Nama Agung-Nya!", senang Raja Daud
" Sebarkan Nama Agung-Nya, Danau Manna!!", suruh Raja Daud kepada Para Tetua.
Semua pun menyetujuinya.
" Sebentar lagi, tujuh hari ke depan akan diadakan perayaan Hari Roti Manna!", jelas Solomon.
Akhirnya, pun tiba pada Hari Roti Manna.
Perayaan Hari Roti Manna diadakan pada saat bulan tidak tampak di langit.
Hanya bintang-bintang langit yang menerangi Tanah Perjanjian.
Cahaya Tuhan Musa turun menyelimuti Tanah Perjanjian dengan janji-Nya bahwa menurut ketetapan-Nya.
Sejak awal muda jelita.
Solomon ingin tahu asal usul Roti Manna yang pernah dicicipkan dari pemberian Ibunya.
Setelah dewasa muda, Solomon diizinkan oleh Tuhan Musa ini menerima langsung Roti Manna.
Ada tradisi bahwa Ibu dan Ayah ini memberi setengah kepada anak-anaknya.
Malam hari pun tiba.
Iman Daniel menjemput Solomon di kediamannya.
" Imam Daniel!"
" Darimana asal Roti Manna tersebut?!", tanya Solomon sembari jalan bersama menuju Tenda Bait Tuhan.
"Saat tengah perjalanan gurun tandus, Kaum Musa mulai kehabisan makanan.!"
"Tuhan Musa menjawab doa Hamba-Nya!!"
"Setiap orang berkelompok dan duduk di tanah gurun....itulah perintah-Nya!!"
" Dalam sekejap, muncul Roti Manna di hadapan Kaum Musa yang berkumpul!!", jelas Imam Daniel.
"Tuhan Musa juga memberi benih-benih di dalam Roti Manna!!"
"Dikumpulkan dan ditanamkan di kaki Gunung Tuhan Musa bersama sungai indah biru langit!!!", lanjutnya
Benih yang dimaksud adalah Benih Padi yang menghasilkan Beras.
Beras di olah menjadi Tepung Beras dan dimasak menjadi Roti Kukus yang manis dan asam.
Pada masa Raja Daud, Benih Padi sulit dibudidayakan.
Sampailah Solomon di depan Tenda Bait Tuhan.
Banyak orang dewasa berkumpul.
Mulailah diiringi lagu dan music pujian Tuhan Musa disertai tarian meriah.
Setelah Para Tetua sudah menyiapkan Roti Manna.
Mulailah orang dewasa berbaris dan bersujud doa satu per satu di depan Tenda Bait Tuhan.
Akhir tiba giliran Solomon bersujud doa kepada Tuhan Musa.
Tetua Bait Tuhan ini memberi Roti Manna yang dibungkus kain hangat kepada Solomon.
"Nyaammmm....!!"
Mata berlinang air karena merasa rindu akan Tuhan Musa.
(Tradisi Roti Manna ini berakhir pada masa kejatuhan Kerajaan Solomon kepada Iblis Si Ular)