"Solomon!!!"
Sebuah tangan kanan yang berkeriput ini menyentuh Roti Manna milik Solomon.
"Tunggu, kamu harus makan Roti Manna setelah menemukan kelompok untuk duduk bersama!!?", ujar Imam Daniel sembari menunjukkan kelompok-kelompok duduk yang sudah mulai ada di belakang punggung Solomon.
Solomon menuruti permintaan Imam Daniel.
Terlihat ada dua orang yang tua duduk sedang makan Roti Manna.
"Salam Tuhan Musa!!", sapa Solomon kepada yang tua di dekat Tenda Bait Suci.
Duduk dan melanjutkan mengunyah Roti Manna dengan pelan-pelan.
Terasa canggung di hadapan yang tua.
Solomon memilih melihat sekitarnya.
Tercium aroma bunga yang mekar di hidung Solomon.
Angin lembut menyentil telinga Solomon.
"Bolehkah hamba duduk dekat sini?!"
Suara merdu seperti suara gadis yang ceria.
Solomon menengok ke kirinya.
Nafas Solomon pun berhenti sebentar.
Pemandangan yang terindah di mata seorang pria.
Seorang gadis cantik dengan rambut panjang dan bertubuh aroma bunga mekar serta pakaian yang cukup meriah terpandang kasta tinggi.
Solomon terdiam.
"Boleh, Nak!! ", balas orang yang tua dekat Solomon.
"A...a....aa...aa..!!?"
" Aku Solomon!!!", suara gemetar Solomon.
Gadis itu tersenyum.
"Aku tahu!!"
" Kamu Solomon, Anak Raja Daud!!", jawab gadis tersebut.
Terdiam sesaat.
Solomon masih melihat tanpa berkedip.
Pikir Solomon," Apa ini?!"....Mengapa aku berdebar-debar?!...?! "
"Aku Mariam!! "
"Kita pernah ketemu saat kecil dulu!!", ujar Mariam sembari makan Roti Manna.
"Dreeennngg...!!!"
Bunga Cinta tumbuh mekar di mata Solomon.
Perasaan Cinta yang pertama bagi Solomon sudah dewasa muda ini dekat seorang gadis.
(perasaan cinta adalah perasaan ingin bersamanya selamanya)
(bukan perasaan ingin seks atau zina)
...
Solomon teringat masa kecil.
Mariam seorang gadis yang berpakaian kotor dan kumuh.
Seorang gadis yang kurus kering pada tubuhnya.
Seorang gadis yang berambut pendek.
Dalam sekejap, Solomon terkejut melihat perubahan kehidupan Mariam.
"Kamu tidak makan Roti Manna?!", tanya Mariam yang melihat Solomon melamun.
"A....aa...a..ku...makaann!!", suara gemetar lagi Solomon.
Akhirnya, Solomon mengobrol dengan Mariam.