Helga dan Evan keluar bersamaan dari gedung pengadilan setelah mediasi saat itu. Helga dan Evan sempat berhadapan dan saling bertatapan, sebelum Reina datang menggandeng tangan Evan.
"Sayang, aku datang jemput kamu", kata Reina sambil bersandar manja di pundak Evan. Melihat itu Helga lalu sadar diri, bahwa tak seharusnya dia tinggal dan menyaksikan semua itu.
"Helga tunggu", Reina menghentikan langkah Helga, dan melangkah maju ke hadapan Helga.
"Ya?"
"Terima kasih ya, akhirnya kamu mau melepaskan Evan"
"Ini juga berkat pengakuan Evan tentang perselingkuhan itu. Jadi, sidang cerai kami dipercepat menjadi lusa nanti"
"Heh, sekalipun kamu berusaha merendahkan Evan yang selingkuh, tapi aku sudah sebar semua fakta tentang kamu yang tidak bisa menjadi istri!"
Helga hanya tertunduk mendengar itu, dan masih terdiam.
"Jadi, kamu gak usah sok menjadi korban disini. Dasar perempuan gak becus!"
Reina lalu mendorong bahu Helga sedikit, hingga posisi Helga menjadi goyah. Namun Helga hanya menatap Evan dan Reina tanpa ekspresi.
"Well, well, well!", suara itu berhasil membuat Helga, Evan, dan Reina berbalik ke arahnya. Ternyata itu adalah Laura.
Laura kemudian berdiri di samping Helga, dan menatap sinis pada Evan dan Reina.
"Kamu lagi! Jadi kamu mau permalukan aku dan Evan lagi sekarang?"
"Sekarang? Haha! Aku udah permalukan kalian lagi sejak tadi!"
Helga lalu berbalik menatap Laura dengan terkejut.
"Aku rekam video saat kamu menghina Helga dan mendorong dia. Sementara ini, video itu sudah aku sebar dimana-mana, terutama akun-akun gosip"
"Kamu!", Reina yang marah berniat menampar Laura, namun Laura berhasil menahan tangan Reina dan malah dia yang berhasil menampar Reina dengan keras.
"Tamparan itu buat kamu yang sudah berani mendorong Helga!"
"Laura, kita pergi aja yuk. Gak ada untungnya juga ladenin mereka", Helga lalu berusaha menarik pergi Laura sebelum terjadi pertengkaran hebat antara Laura dan Reina.
Selama perjalanan, Laura terus melanjutkan omelannya tentang Evan dan Reina, sementara Helga hanya sibuk menyetir.
"Udahlah, Ra. Gak usah deh bahas mereka. Aku antar kamu kemana nih?"
"Antar aku pulang aja, Ga. Anak aku mungkin udah kangen sama aku"
"Oke deh"
Helga kemudian mengantar Laura pulang ke rumah. Tepat pada saat Helga mau pulang ke rumahnya juga, dia mendapat panggilan dari Charlie.
"Halo? Ada apa kak?"
"Kamu bisa antar aku gak ke rumah aku. Aku lagi di kantor"
"Duh, kan kakak bisa suruh asisten kakak yang antar"
"Tapi mobil di kantor terpakai semua"
"Yah sudah, tunggu aku"
Helga tiba di gendung MPG Center, setelah masuk dia lalu memakai lift khusus presdir untuk ke ruangan Charlie.
Tepat saat Helga dipersilakan masuk oleh asisten Charlie, Helga lalu membuka pintu ruang kerja Charlie dan mendapati Evan yang duduk mengahadapi Charlie di meja kerja Charlie.
"Silakan masuk Helga"
Helga lalu masuk dan duduk di samping Evan berhadapan dengan Charlie. Charlie lalu menyodorkan sebuah surat untuk ditandatangani oleh Helga.
"Tanda tangan di atas namamu"
"Surat apa ini kak?"
"Itu surat penyerahan kepemilikan saham sebesar 5% keseluruhan saham, dari Evan"
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Helga mengambil surat itu, dan tanda tangan di atas namanya.
"Urusan aku disini sudah selesai. Aku cuma mau mempercepat prosesnya"
Evan lalu berdiri dari duduknya, dan meminta pamit untuk pergi, tanpa menatap Helga sama sekali. Tepat saat Evan keluar dari ruangan itu, Helga berdiri dari duduknya.
"Dia benar-benar mau cerai. Evan, bahkan gak menatap aku. Cinta dia untuk aku memang sudah tidak ada"
"Helga, bukannya semua udah jelas kan? Kamu gak usah lagi simpan hati untuk dia"
"Ya. Aku udah sadar itu kak"
"Oh iya. Helga, selamat datang di Putra Mahkota Grup"
Charlie mengulurkan tangan untuk sebuah jabat tangan, dan Helga membalasnya, tanda bahwa Helga kini telah resmi menjadi anggota PMG.