Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 47 - Empat Puluh Tujuh

Chapter 47 - Empat Puluh Tujuh

Surat perceraian itu akhirnya terbit, setelah pengadilan menetapkannya beberapa hari yang lalu. Helga kini bukan lagi istri resmi dari Evan. Ia akhirnya terbebas dari hubungan menyakitkan itu. Setidaknya Helga merasa sedikit legah dengan hasil itu, meski hatinya masih menyimpan luka karena Helga tau, dia masih ada perasaan pada Evan.

Helga mengemasi barang-barangnya dan segera pindah dari rumah itu. Meski Helga tau betul, rumah itu adalah miliknya, atas namanya, namun ia kembalikan kepada kakek. Helga hanya tidak mau mengurung kenangannya bersama Evan di rumah itu.

Sore itu, Helga yang sibuk berkemas mendengar ada suara mobil yang datang, tentu saja tidak asing baginya. Ia kemudian turun dan menyambut mereka yang datang, tentu saja Charlie dan kakek.

"Kakek aku sudah berkemas"

"Nak, sebenarnya kakek ingin kamu yang miliki rumah ini. Tapi, apapun itu kakek tidak akan memaksa kamu"

"Berarti mulai besok, kita gak serumah lagi dong Helga"

"Iya kak"

"Kalau gitu, kita jalan yuk. Aku yang teraktir. Sebagai tanda perpisahab dari aku"

"Tapi..."

"Pergilah nak. Kalian berdua bersenang-senanglah"

Helga hanya mengangguk tanda setuju, ia lalu mengikuti Charlie keluar rumah.

Mereka kemudian tiba di sebuah mall, dan langsung menuju salah satu restoran cepat saji disana.

"Kak Charlie duduk disini aja, biar aku yang bawa makanannya kesini"

"Aku bantu kamu deh"

Helga menggelengkan kepalanya dan langsung pergi.

Beberapa saat kemudian, Helga datang membawa beberapa makanan dan minuman. Charlie terkejut dibuatnya, bagaimana tidak, porsi yang dibawa Helga terlalu banyak untuk dua orang.

"Hey! Emangnya kita mau kasi makan orang sekelurahan?"

"Hehe, aku tau kak Charlie yang traktir. Tapi, aku lagi pengen makan banyak"

"Ya ampun Helga. Banyak makan kayak gini nanti kamu gemuk lho"

"Emang kenapa kalau aku gemuk? Udah gak cantik ya?"

"Kamu cantik selamanya kok"

Helga lalu tersenyun riang pada Charlie, dan mulai menyantap hidangannya. Selama makan, Helga benar-benar sangat semangat, seperti orang yang sudah berpuasa sehari semalam. Charlie hanya menatapnya sambil tertawa kecil. Dia tau, Helga sedang melampiaskan kekesalannya pada makanan-makanan itu.

"Kak Charlie, kita pergi minum yuk"

"Hah? Gak salah kamu Ga?"

"Kak Charlie kan pasti punya club langganan yang bagus kan?"

"Tapi Ga, aku...."

"Ayolah. Sekali ini aja. Kan ada kak Charlie yang jaga aku"

"Hufft, baiklah..."

"Yeay!"

Helga dan Charlie kemudian tiba di sebuah club ternama milik teman Charlie.

"Charlie!", Roy si pemilik club kemudian menghampiri mereka berdua.

"Kamu jarang kesini yah. Dan biasanya datang sendirian, tumben bawa orang, cewek lagi. Pacar barumu yah?"

"Ah, tidak. Dia Helga temanku, lebih tepatnya adik"

"Hai Helga, aku Roy"

"Hai"

Roy kemudian mengantar mereka berdua ke sebuah set VIP. Kemudian, beberapa pelayan mengikuti mereka.

"Aku mau rhum ya"

"Eh, kamu biasa minum rhum?"

"Gak biasa sih kak, cuma pernah sekali waktu tinggal di USA"

Helga benar-benar berniat untuk melupakan sedikit luka yang dialaminya. Setidaknya, ia masih ditemani oleh orang-orang yang menyayanginya, termasuk Charlie.

Karena sudah setengah mabuk, Helga mulai berbicara sesukanya pada Charlie. Charlie yang sama sekali sadar karena tidak minum, hanya terus menanggapi Helga. Helga kemudian berdiri dan menarik tangan Charlie.

"Ayo.. Kita berdansa.."

Charlie lagi-lagi hanya menuruti kemauan Helga. Meski saat itu ia hanya berdiri di hadapan Helga yang sibuk berdansa, namun dengan air mata di pipinya.