Chereads / Direl / Chapter 2 - |1|

Chapter 2 - |1|

[...]

"No absen 5!"

"Beuh apes dah gua yang pertama di tunjuk."

"Hahahahaha."

El kedepan untuk mengambil kertas undian disana. El melihat tulisan depan dan tulisannya truth.

Truth: suka sama siapa

"Sapa ni yang nulis truth? Suka sama siapa?!" Tanya El sambil mengangkat kertas tersebut. Ada satu orang yang mengangkat tangannya.

"Ok bakal gue jawab. Gue suka sama...orang yang jelas cewek. I'm honest." Jawab El sambil mengangkat tangannya dan kedua jarinya ke atas dengan muka yang cukup datar.

"Ga seru lo bro!!" Ucap salah satu cowok dikelasnya.

"Yang penting gue udah jawab."

"Bangsul."

"Lanjut."

"Ok! Lanjut! Nomer 15! Siapa?"

"Gue ah bacot."

"Weis selow dong Dir."

"Ye ah cepet."

Dare:pegangan tangan sama orang sebelah kanan kamu sampai akhir permainan.

"Wah bangsat nih yang ngasih Dare ini. Sebelah kanan gue..." Dira pun melihat kesebelah kanannya dan ternyata El si es plus biang kerok itulah yang harus ia pegang.

"Napa lo?! Ngeliatin gue?!" Tanya El sambil menunjukkan muka yang bingung dan takut.

"Gue.. gue disuruh pegangan tangan sama sebelah kanan gue dan itu elo."

"Yaudah." El langsung menggandeng tangan Dira dan menunjukkan muka datarnya.

"Kapan?" Tanya El sambil melihat ke depan.

"Eh sampai permainannya selesai."

"Oh. WOI CEPETAN NAPA SELESAINYA!" Ucap El sambil memarahi orang yang mengajak main tersebut.

"Weis sabar etdah tinggal 15 menit lagi sabar."

"Bentar, bentar 15 menit teh lama!"

"Kenapa El? Nggak mau pegangan lama-lama sama Dira? Jantungnya udah mau copot?"

"Bukan! Guanya jijik megang cewek!"

"Jijik jijik nanti juga lama-lama demen."

"Hidih."

"Kalo lo ga demen sama cewek apa jangan-jangan lo..."

"-Gua masih waras ya nggak kayak sebelah gue!"

"Emm maksud lo gue?" Tanya Dira sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan. Tapi hantu disebelah kiri gua!"

"Hah?!" Ucap Dira bingung.

"Ups! Gua lupa, apa cuman dia atau semuanya belum tau kalo gua •indigo?"

•indigo; kekuatan atau pemberian dari tuhan//Allah SWT. Untuk melihat hal-hal gaib

"Cuman Dira doang!!!" Ucap satu kelas.

"Oh yaudah gua indigo puas lo sekarang?"

"Em."

"Em am em am jawab tuh ya ato ga!"

"Iya."

"Nah gitu. Lepas permainannya udah selesai."

"Iya."

***

Bel istirahat sudah berbunyi. El berdiri langsung pergi ke kanti bersama Luis dan Alvino. Sebenarnya mereka bertiga adalah sahabat walaupun El kadang kesal dengan kelakuan Luis-ketua kelasnya-tetapi harus ia akui bahwa Luis adalah sahabat terbaiknya. Diantara mereka bertiga yang paling aktif adalah Alvino.

El memiliki teman gaibnya yaitu Feo yang artinya buruk rupa. Feo adalah lelaki paruh baya yang meninggal karena kejadian yang sangat tragis. Kasus yang menimpa Feo ini adalah soal cinta dan balas dendam seseorang kepadanya. Pembunuhan Feo bisa dibilang tragis bahkan sekarang rupa lelaki ini tidak memiliki mata sebelah kanan, tangannya dipenuhi dengan darah, kakinya sangatlah seram karena ada beberapa jari yang terpotong, dan di lehernya terlihat besetan pisau yang tajam.

Pertama kali mereka bertemu saat El sedang menyendiri di gang. El menyendiri karena ia capai-capek- setelah melakukan tawuran dengan sekolah lain. Feo sangat kasihan jadi ia temani dan mereka mulai akrab dengan sekedar menceritakan kejadian apa yang menimpa Feo sampai bisa menjadi seperti ini.

El juga memiliki teman gaib satu lagi tetapi ini perempuan. Teman masa kecilnya walaupun hantu yang satu ini sudah tua bahkan sekarang terlihat seumuran dengannya. Luz, cewek berumur 17 tahun ini lah teman gaib El satu lagi. Luz sangat cantik ia memiliki pesona yang manis dan cewek ini memiliki rupa yang sangat mengesankan. Pertama kali melihat Luz, El sangat kagum tetapi itu bukan wujud asli seorang Luz.

Wujud asli Luz adalah Luz memiliki muka yang sangat hancur membuat El merasakan rasa kasihan kepadanya dan tragisnya dileher Luz terdapat bekas cekikan menggunakan tali yang cukup tebal. Luz tidak pernah bercerita apa masalah dan bagaimana kejadian yang menimpanya. Mungkin itu adalah privasi untuknya sangat privasi sampai sahabatnya yang satu ini tidak boleh mengetahuinya.

***

Erendira Jade atau yang biasa dipanggil dengan panggilan Dira ini memiliki 3 sahabat. Maya, Neva, dan Terceirra mereka bertiga-lah sahabat Dira. Maya sudah memiliki pasangan yang belum hanyalah Dira, Irra-panggilan Terceirra- dan Neva. Irra sudah memiliki gebetan dan ngenesnya gebetannya tersebut sudah memiliki gandengan. Sedangkan aku, seorang Dira yang kuat menjomblo selama 12 tahun tidak memiliki gebetan sama sekali. Menurutnya disekolahnya ini cowoknya tidak ada yang menarik. Neva senasib sama Irra tapi aku masih belum yakin dengan kata-kata Neva.

Dira sedang berjalan menuju kantin dan sialnya karena sangat penuh dan dia biasanya membawa air mineral dari rumah ia tidak sengaja tersandung dan air tersebut tumpah. Dira baru menyadari bahwa botol air tersebut tidak tertutup dengan rapat.

***

El sedang berjalan menuju kelasnya lagi bersama dua sahabatnya itu. Sialnya saat diperjalanan menuju kelas gue apes kena semprotan air dari depan. Gue marah karena airnya mengenai baju seragam gue dan kemeja seragam gue basah setengahnya.

"WOI SIAPA YANG NYEMPROTIN AIR KESINI HEUH?!"

"Em ma-maaf El gue tadi lagi jalan terus kesandung dan minumannya tumpah kena lo."

"Maaf-maaf lo harus ganti ni seragam. Seragam ini harus kering mau gimana pun juga. Istirahat ke-dua harus udah kering. Ngerti?!" Ucap El sambil membuka seragamnya tersebut dan memberikannya kepada Dira. Sekarang El hanya menggunakan kaus putih tipis yang melekat di tubuhnya dan terdapat percikan-percikan air.

"Gimana bisa?"

"Harus."

"Tapi waktunya cuman bentar dan gu-gue ga punya hair dryer jadi nggak bakalan cepet kering."

"Pokoknya harus."

"Ish iyaiya. Maaf."

"Hihihi wah udah nih seru kutub utara bertemu dengan kutub selatan bersatu sudah mereka! Hahahahaha..." Ucap Alvino sambil memukul pundak Luis. Sedangkan Luis hanyalah menatap kericuhan tersebut dengan muka datar.

Sebenarnya setiap ada tawuran kadang Luis ikut karena disini tawurannya tidak semua menggunakan fisik. Tetapi ada beberapa tawuran yang membutuhkan otak bukan otot. Mengapa mereka bertiga dapat masuk ke kelas yang sama dan bisa dibilang kelas tersebut kelas unggulan. Karena mereka bertiga memiliki kecerdasan yang sangat menarik dan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Luis-lah yang paling pintar diantara mereka bertiga. Hati Luis sangatlah beku lebih beku dari hatinya El.

Harus kalian ketahui El dan Luis setau orang-orang belum memiliki gandengan. Bahkan gebetan saja belum jadi masih ada peluang untuk kalian semua merebutkan mereka berdua. Alvino juga sama seperti mereka belum memiliki gandengan dan bedanya ia sangatlah ramah kepada cewek maupun cowok yang ia kenal maupun belum. Ia tipe cowok ramah senyum dan senyumnya sangatlah manis.

***

"APES BANGET HIDUP GUA!!!" Ucap Dira frustasi. Tenang mereka-Dira,Maya,Neva,dan Terceirra- sedang berada di rooftop.

"Udah tenang kita hanya harus mencari cara mengeringkan seragam ini dengan cepat." Ucap Terceirra. Ia memang yang paling bijak dari semua sahabatnya.

"Jemur disini aja kali ya? Minjem jepit lo Nev!"

Neva-pun memberikan jepit yang dimaksud oleh Dira. Dira menjepit seragam tersebut ditali yang terbentang di rooftop tersebut mau gimana lagi setrika nggak punya,hair dryer nggak punya, satu-satunya cara ya beginilah menjemur seragam tersebut.

"Kira-kira hemur kek gini dengan keadaan cuaca seperti ini dalam waktu 2 jam cukup ga sih?"

"Cukup mungkin. Berdoa aja nggak ujan."

"Aminnnn semoga-semoga."

***

"Lo kejam banget El." Ucap Alvino sambil merasa kasihan kepada Dira.

"B aja."

"Gini ya kalo gue jadi elu, gue bakal biarin aja seragam gue basah."

"Gini yaa Alvinoooo kalo gue pake baju tu seragam gue ga betah dan jika dia melakukan kesalahan maka ia harus melaksanakan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan cara mengeringkan seragam GUE! Ngerti?..."

"I..iya ngerti."

"Ok."

"Tapi kan bisa dikasihnya nanti pas pulsek aja."

"Terus lo mau gua dipanggil ke ruang bk//bp seharian gitu mending sekarang gue punya alesan dan itu alesannya karena tu cewek udah numpahin air ke baju gue. Hm..?"

"Iya ngerti bos."

"Bagus. Mending lo diem dan gak usah banyak komentar!"

"Woke bosque."

***

Bel istirahat ke-dua sudah berbunyi. El langsung menghampiri Dira untuk menagih seragamnya yang baru saja dipegang olehnya.

"Mana sini seregam gue."

"Ni El."

El menerimanya sebelum memakainya ia melihat dan memutar-mutarkan seragam memeriksa apakah ada yang masih basah atau tidak. Ternyata ada!

"Ini. Kenapa masih basah heuh?!"

"Maaf El... lagian itu cuman satu titik nggak terlalu keliatan."

"Ya udah sekarang lo lolos. Kalau lo buat masalah sama gue lagi gue yakin lo nggak bakal bisa lolos dari gue! Ngerti?!"

"Ngerti El."

"Bagus."

[...]

Lanjutannya ini di publish dihari yang sama karena kayak nggak enak aja gitu ngegantung.

Vote,comment, and follow.

Love kalian para silent readers🙂.