[...]
Sekolah El sudah masuk. Ia libur awal puasa 3 hari. Jadi hari ini ia masuk sekolah jam masuk dan pulang tidak seperti biasanya masuk sekolah biasanya jam 07.00 dan sekarang di saat puasa menjadi 07.30 hanya beda 30 menit saja. Pulang sekolah juga biasanya jam 15.00 dan sekarang menjadi 14.30. Intinya sama aja di sekolahnya lama. Bedanya satu mapel cuman berlangsung 30 menit yang biasanya 2 jam mapel itu terus sekarang cuman 30 menit. Itu membuat bahagia apa lagi mapel Mtk, IPA, IPS, dan PPKn.
Pelajaran-pelajaran membosankan tersebut jadi hanya 30 menit. Dapet karunia apa ini ya Allah. El sangat tidak bersemangat di karenakan ia harus masuk sekolah dalam keadaan berpuasa. Ia juga harus bersiap-siap untuk ujian kedepan. Apa daya yang ujiannya disaat puasa begini tidak bisa menyontek dan kerja sama.
Seperti hari-hari biasanya El akan langsung ke kelas untuk bertemu Dira atau menunggu Dira yang belum datang seperti sekarang. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 07.25, lima menit lagi bel sekolah akan berbunyi dan cewek kebo disebelah El ini belum dateng.
^bel masuk-pun berbunyi
El tidak bisa fokus dengan pelajaran yang diberikan hari ini. Padahal hari ini hari yang sangat penting sebab disini semua yang akan keluar di ujian nanti di bahas hari ini. Tapi..tapi El nggak bisa fokus! Kenapa ia malah risih dengan tidak adanya Dira di sebelahnya?
Karena ia sudah tidak tahan dengan perasaannya ini ia meminta no telfon Dira ke Neva. Pertamanya Neva bingung tapi ia langsung memberikannya dengan cepat. Setelah di beri tahu oleh Neva, El langsung menelfon chat lewat line, whatsapp, dll.
Tapi tidak di angkat atau jawaban. Ok. El mulai panik ia langsung meminta izin ke guru yang sedang mengajarnya.
"Misi dulu ya pak ada urusan penting!"
"Ehh heh heh El! Sini kamu! Mau kemana kamu heuh?!"
"Entar pak nanti juga balik."
El berlari secepat mungkin untuk ke tempat parkiran. Di sela-sela ia berlari ia juga membuka kancing kemejanya yang memperlihatkan kaus putih tipis yang di pakainya. Udara di sini dingin karena sedang memasuki musim dingin tetapi sekarang El tidak merasa ke dinginan malah ia merasa sangat panas dan resah. Ia tidak mengerti apa maksud dari perasaan ini 'kenapa gue malah nggak senang saat Dira tidak masuk?' Itulah yang ada di benaknya sekarang. Tetapi itu tidak penting yang penting hanyalah bisa mengetahui kenapa Dira tidak masuk.
Sesampainnya di parkiran ia langsung menaiki motornya dan jangan lupa pakai helm itu keselamatan lohh. Ia langsung menggas motornya ke arah gerbang beruntungnya satpamnya lagi pergi entah kemana. Dengan kecepatan penuh ia-pun sampai di rumah Dira dalam kurung waktu 15 menit.
Tok..tok..tok
..., tidak ada yang membuka. El-pun mengetuk pintu lagi.
Tok..tok..tok..tok..tok..
"BENTAR SABAR DIKIT NAP-"
"Lo sakit?"
"Nggak. El lo ngapain disini bukannya harusnya sekolah ya?"
"Gua males mending bolos untung lo nggak masuk jadi gue bisa nunggu disini biar emak gue nggak nanyain."
"Oh."
"Lo kenapa ga masuk?"
"Oh gue sakit."
"Puasa?"
"Nggak lah kan gimana bisa sembuh kalo puasa."
Sekarang mereka sudah duduk di sofa. Sambil berjalan ke arah sofa dari tadi mereka mengobrol.
"Nih."
"Apaan tuh El?"
"Makan."
"Wahh makasih."
"Ye."
"Lo nggak makan?"
"Lo lupa gue lagi puasa?"
"Oh iyaa, ya udah gue juga makannya nunggu buka aja deh kan nggak enak sama lo."
"Makan aja gue udah biasa ngeliatin ade gue makan didepan gue kalo dia ga puasa."
"Nggak ah."
"Makan."
"Nggak."
"Makan."
"Enggakkkkk..."
"Makan Dira!"
"Oh iya okok gue makan."
***
Dira menatapi El sambil makan. Ia heran kenapa El bolos dan mengapa kancing seragamnya dibuka semua sehingga memperlihatkan kaus putih tipis yang terdapat tetesan keringat. Habis olahraga kah? Tapi jam pelajaran awal nggak ada olahraga adanya jam terakhir. Terus kenapa dia bercucuran keringat begitu. Atau dia habis telat masuk terus kejar-kejaran sama guru.
"El lo habis di kejar guru atau gimana sih tuh liat banyak keringet gitu."
"Nggak gue nggak di kejar guru cuman tadi di jalan panas aja."
"Masa sih? Perasaan dingin deh."
"Panas tau sono keluar kalo mau tau."
Dira-pun berjalan keluar. Setelah itu ia berteriak 'DINGIN TAHUUUU!!!'. El yang melihat tingkah laku Dira-pun hanya bisa tertawa cengengesan.
"Ish! Kenapa malah ketawa sih?!"
"Ya lo bego udah tau di depan dingin kan yang panas di jalan bukan depan rumah lo."
"Hmm iya juga sih kok gue pinter ya?"
"Bego mereun."
"Pinter ah. Eh genius aja ketang biar terdengar keren."
"Kalo lo genius gue apa?"
"Lo..?"
"Hm."
"NISA SABYAN!"
"Wah wah parah lo ya!" Ucap El sambil mengacak-acak rambut Dira yang sedang makan sambil menonton tv.
"Lo napa sih?! Nggak usah ketawa sama ngacakin rambut bisa?!"
"Nggak bisa! HAHAHAHAHAHA!"
"TOA!"
"..."
"Krik krik krik.."
"Turun hujan diatas kacangggg..."
"Apasih El gaje banget."
"Bodo ah."
"Kayaknya mending Luis aja deh yang kesini dari pada lo."
"Oh! Jadi lo mending milih dia! dari pada gue?!"
"Iya!"
"Jahad banget."
"Apasih kita teh gaje banget."
"Lo duluan yang mulai."
***
"Udah ye gue pulang udah waktunya pulang sekolah."
"Dadah Ell!!"
"Ye."
El berlalu pergi meninggalkan Dira yang sedang sakit di rumah Dira. Dira yang melihat kepergian El-pun langsung menutup pintu cepat-cepat dan lari ke kamarnya. Ia langsung mengunci pintu kamarnya dan langsung bernafas lega sambil berbaring melihat langit-langit kamarnya.
"Huft— AKKKKKK GUE DI JENGUK SAMA EL ASTAGFIRULLAHHHHHH!!!"
"SENENG BANGETTT DI KASIH MAKAN JUGA LAGI! KYAKK!"
"Ga usah lebay deh dek."
Suara itu-pun cukup membuat kaget seorang Dira. Ia kaget bukannya ni rumah cuman ada dia doang kan semua orang parada di luar. Dira-pun membuka pintu kamarnya dan ternyata ada abangnya.
"Eh! Sejak kapan abang ada di sini?"
"Sejak lo lari-lari ke kamar kayak orang gila."
"HAH?!"
"Ga usah teriak juga napa?"
"Be..be..berarti abang ngedenger gu..gue teriak-teriak tadi?"
"Yap!"
"Te..terus abang tadi ngeliat cowok yang tadi ke sini?"
"Yap!"
"Jangan bilangin ke mamah sama papah yaaaaaaaa...." Ucap Dira sambil memberikan ekspresi muka seperti '🥺' ini.
"Yayayaya."
"Yesss makasih kakaku sayangggg...muach makin cayang deng sama abang satu ini."
"Tapi nih ya kok abang kayak pernah ngeliat dia ya?"
"Dimana? Kak?"
"Tadi di depan rumah!"
"Sa ae lah tong tong."
"Gue bilangin ke ortu baru tau tasa lo!"
"Iya iya nggak bakalan ngejek."
***
[...]