gadis itu masih terbujur kaku di ranjang ruang ICU tak ada tanda kehidupan sama sekali. tubuh itu telah menyerah akan kehidupan dan tak mau diajak berjuang tapi jiwa dan batin gadis itu meronta-ronta seakan-akan meminta keadilan atas hidupnya. tanpa ada gerakan air mata itu keluar dengan sendirinya dari dalam mata yang terpejam dengan rapat, menetes tepat di pipi yang putih pucat itu, Alangkah pedihnya hidup ini dia harus mengakhiri hidupnya dengan sangat memalukan dan sia-sia.
rasa nyeri itu semakin lama semakin menjalar di sekujur tubuhnya yang rapuh itu. dalam mimpinya yang dalam ia terjatuh ke dalam jurang yang dalam jatuh ke dalam air yang dalam dan hanya ada kegelapan tanpa ada cahaya sedikitpun. semua ingatan masa lalunya memantul bagaikan cermin di matanya. masa-masa yang bahagia bersama teman-temannya, saudaranya, keluarganya. semua kenangan itu terlihat indah dan perlahan-lahan menjauh memudar menghilang walaupun ia coba untuk meraihnya.
tiba lah seseorang yang amat ia kenal, orang yang sangat ia cintai, seseorang yang sangat ia inginkan bahkan dia rela untuk menukar jiwanya hanya untuk dapat bersamanya. pria itu tersenyum manis dan memeluknya dengan hangat dan tiba-tiba lehernya terasa tercekik. ia susah payah untuk bernafas, ia hampir mati tapi cekikan itu semakin kuat. ia menatap pria yang sangat ia cintai mencengkram dan meremas lehernya dengan ganas. senyum manis yang awalnya ia lihat berubah menjadi senyum licik dan jahat. seketika pria itu melepaskan cekikan itu dan menancapkan sebuah pisau di hatinya. darah segar keluar dengan sangat deras dan gadis itu tersungkur walaupun begitu ia masih berusaha meraih pria itu dengan tangannya "tolong aku" tapi apa yang terjadi pria itu pergi bersama gadis lain.
rasa sakit itu semakin menjadi jadi darah yang mengalir bagaikan mata air yang semakin lama kian derasnya dan menenggelamkannya.
"doktor... tolong dokter... pasien dalam keadaan kritis." teriak salah satu perawat yang sedang mengecek kondisi pasien. dokter dan perawat yang lainpun berhamburan masuk kedalam ruangan.
"bagaimana dokter apa kah separah itu lukanya" tanya manajer restoran itu.
"sebenarnya lukanya tidak terlalu parah hanya saja kondisi tubuhnya yang sudah tidak sanggup lagi untuk menahannya" sementara ini pendarahannya sudah berhenti" semoga saja dia bisa sembuh walaupun kemungkinan sangat kecil". apakah ada keluarganya disini" .kita harus mempersiapkan hal terburuknya juga." kata dokter pasrah.
malang sekali gadis ini ia baru berusia 27 tahun sekarang dan dia hampir mati dan tidak ada saudara pun yang menemaninya. jika benar-benar hal terburuk ia harus mati maka aku harus menceraikan istriku secepatnya. aku tidak mau ikut campur dalam kasus ini, gumam manajer itu di depan pintu ruang pasien.
ia mengambil Handpone yang ada di saku jasnya dan menelpon seseorang. "Halo pengacara Leo, siapkan berkas perceraianku. aku akan menemuimu besok!" dan pergi berlalu menghilang di lorong yang gelap itu.