Chereads / Cinta Berbenalu / Chapter 3 - kematian

Chapter 3 - kematian

di ruang yang sepi itu gadis malang ini masih tertidur lelap dibawah mimpinya yang dalam. sangat dalam bahkan tak ada seorangpun yang dapat membangunkannya.

mimpi yang indah berlalu dan berganti dengan mimpi buruk yang sama, terulang berulang-ulang kali dengan sangat cepat bagaikan sebuah potongan film yang diputar terus menerus. penyesalan atas semua tindakan bodohnya itu mulai menimbulkan rasa dendam, dendam terhadap pria yang sangat ia cintai dan kini menjadi sangat ia benci, dendam atas kebodohannya sendiri. tapi semua itu telah berlalu dan akan berakhir. walaupun hidupnya akan berakhir tapi dendam yang ada di hati dan jiwanya mulai mengutuk pria yang sangat di cintainya, pria yang membuatnya sengsara, ia bersumpah pada dirinya sendiri. "bila aku mati hari ini aku akan menghantuimu seumur hidupmu, aku berjanji kau tidak akan hidup dengan tenang, dan bila aku hidup kembali aku tidak akan melepaskanmu walaupun sedetikpun, kupastikan kau akan hancur ditanganku".

rasa sakit yang sama mulai menjalar lagi kesekujur tubuhnya hingga membuat tubuhnya terguncang dengan hebat. di malam yang sepi itu tak seorangpun yang menemaninya di saat saat terakhir hidupnya.

suara mesin pencatat detak jantung itu berbunyi dengan sangat nyaring dan menjerit sangat keras hingga membangunkan perawat yang sedang terjaga di ruangannya. "thit"..."thit"..."thit... " tubuh itu kejang-kejang dengan sangat hebat. "Dokter... Dokter..." teriak salah satu perawat dengan keringat dingin. dan semua bergerak dengan sangat gesit dan tergesa-gesa semua upaya dilakukan untuk menolong gadis malang itu tapi apa daya takdir berkata lain.

"catat waktu kematiannya 21:40 PM" perintah dokter itu dan menutup pasien yang sudah tak bernyawa itu".

rasa sakit di sekujur tubuh gadis itu mulai menjalar dengan sangat hebat hingga membuatnya terengah-engah dan menjerit sangat kuat "ahk... apa yang kamu lakukan padaku. apa kau sudah gila!" dia terbangun dengan rasa keinginan tahunannya yang membuatnya menjadi orang bodoh.

dimana aku sekarang, apa yang sedang aku lakukan. kepalanya masih sakit dan enggan untuk berfikir dia menendang sekuat tenaga pria yang ada di atas tubuhnya. dengan sempoyongan dia berlari keluar.

dimana ini, apa yang telah terjadi padaku, kenapa kepalaku sakit sekali, bukankah aku sudah mati. auh... kepala ku sakit sekali. gadis itu berjalan dengan sempoyongan hingga tak sengaja menabrak pria yang ada di depannya dan pingsan tak sadarkan diri.

matahari pagi terasa sangat hangat membangunkan gadis itu dengan paksa. matanya masih enggan untuk di buka tapi ia memaksanya untuk membangunkan dirinya sendiri. dimana ini? apakah aku disurga? apakah aku bisa bertemu dengan ayahku disini?

seorang pria tampan berkulit putih dan berhidung mancung berdiri di depan pintu membawakan sebuah sarapan.

apakah kau seorang malaikat ? apakah malaikat setampan itu? tapi aku rasa aku pernah melihatmu? tapi kenapa kau semuda ini? bukankah kau memiliki jenggot dan kumis diwajahmu itu? auh... kenapa kepalaku sakit sekali. apakah di surga masih ada rasa sakit! . gadis itu bergumam tanpa henti memandang pria yang ada dihadapannya dengan rasa heran.

pria itu mendekat dan meletakan sarapannya di atas meja dan menyentuh kening dari gadis itu. gadis itu merasa aneh dan mulai mengerakkan tubuhnya untuk menghindar. pria itu menariknya dengan paksa dan menancapkan termometer di mulut dari gadis yang aneh itu. dan meninggalkannya sendirian di kamar.

beberapa menit berlalu dan pria itu kembali membawakan handuk dan baju ganti dan di letakkannya diatas ranjang.

dia menarik paksa termometer itu dan mengeceknya. dan berkata dengan nada pelan. "makanlah sup ini, kau akan merasa lebih baik dan segeralah pergi mandi, bau mu sungguh membuatku ingin muntah" .

gadis itu masih tertegun dan bingung. apakah malaikat sekasar ini. apakah aku benar-benar ada di surga. dia menatap pria itu seakan-akan pertanyaannya ingin sekali dijawab tapi tak separah katapun keluar dari mulut gadis itu.

"kenapa kau menatapku seperti itu, harus nya kau berterima kasih padaku karena telah menolong mu tadi malam, kau pingsan di jalanan dalam keadaan mabuk, apakah kau tidak tau apa yang akan terjadi. ataukah kau sengaja melakukannya." sentak pria itu.