'kik kik kikk...' suara seperti lonceng yang terdengar lucu dan imut, tunggu! Apakah sesuatu tertawa, dan itu masih menertawakan aku? batin Wuli. Kemudian setelah menyesuaikan diri Wuli mengangkat kepalanya dan melihat makhluk kecil itu terpingkal - pingkal memegangi perutnya sambil mengeluarkan tawa renyah dari mulutnya.
"Kau berani menertawakanku. Hemm??" gertakan itu keluar begitu saja dari mulut Wuli namun tidak ada nada marah dalam suaranya justru itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan untuk bisa melihat tawa makhluk kecil itu. Hei, makhluk kecil ini benar - benar imut, walau di hari biasa Wuli sering melihat binatang kecil yang lucu dan menggemaskan tapi itu tidak semenarik makhluk di depannya ini. Melihat bulunya yang putih bersih seperti gumpalan awan di langit, Wuli bahkan membayangkan bagaimana rasanya menyentuhnya atau membelainya, pasti nyaman.
Makhluk kecil itu melihat tatapan murni dan polos Wuli yang seperti anak kecil melihat mainan baru dalam sekejap seakan bulu di tubuhnya didirikan. Apa yang dipikirkan manusia ini. namun melihat mata Wuli yang cerah hitam dan putih cemerlang tanpa menyembunyikan keinginan dan kerinduan di matanya membuat makhluk kecil itu melihat dunia baru, apakah semua manusia seperti ini, sungguh lucu.
Tak ada yang tahu apa yang masing - masing pikirkan antara binatang kecil menggemaskan dan anak manusia. Akan sangat aneh bila dua makhluk berbeda saling mengungkapkan kata 'lucu' untuk masing - masing.
"Apakah kau mau menjadi temanku?" sapa Wuli dengan tatapan polos dan murni, siapapun akan meleleh melihat gadis ini tak terkecuali makhluk kecil itu. Tapi siapa yang tahu apakah itu tindakan atau sungguhan. Di seluruh hutan Tersembunyi tahu bahwa Wuli adalah gadis bermuka dua bila mengejar bianatang lucu dan juga menggemaskan. Tak ada yang bisa menolaknya. Maka dari itu Wuli sering disebut penjinak oleh kakeknya.
Betapa nakal dan usil Wuli namun meski begitu dia sangat memelihara untuk para binatang itu walau sering ada penindasan - penindasan kecil.
Mendengar pertanyaan Wuli, makhluk kecil itu menaikkan kedua telinga panjangnya yang putih dan ada bintik merah kecil setiap ujungnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seakan berusaha mengerti kata - kata Wuli. Wuli berpikir apakah makhluk itu tidak mengerti kata - katanya dan berusaha mengulurkan tangannya dengan lembut.
"Tidak apa - apa, aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin menyentuhmu, bolehkah?" jari - jari ramping dan putih Wuli seakan membuat gerakan membelai. Sebenarnya makhluk itu bisa memahami kata - kata Wuli hanya mengujinya, merasa bahwa Wuli tidak bermaksud buruk makhluk itu tidak bergerak hanya melihat Wuli dengan penasaran. Wuli mendekat selangkah demi selangkah, berjalan dengan ringan takut mengejutkan makhluk lucu itu.
Wuli puas dengan tanggapan makhluk kecil itu, tangan kecil itu menyentuh telinganya dan merasa itu sangat lembut kemudian menyentuh bulu - bulunya yang putih, seperti yang di duga itu sangat lembut bahkan sangat menyenangkan membuat Wuli gemas dan langsung mengangkat tubuh makhluk kecil itu ke dalam pelukannya. Makhluk kecil itu tidak menolak dan menikmati pelukan dan belaian tangan Wuli, itu terasa hangat dan menenangkan. seperti nyanyian pengantar tidur.
"Makhluk apa kau dan apakah kamu punya nama?"
"Atau aku memberimu nama baru. Bagaimana?"
'ikkk ikkk'
"Apa kau mengerti kata - kataku?" tanya Wuli.
Kemudian makhluk kecil itu menganggukkan kepala kecilnya. Wuli langsung terkejut ternya makhluk kecil ini begitu pintar dan punya kesadaran tidak seperti binatang lain.
"Lalu... Apakah kamu punya nama" setelah mendengar kata - kata Wuli makhluk kecil itu terdiam dan terpaku seperti ragu - ragu kemudian menggelengkan kepalanya. Menandakan dia tidak punya nama.
"Hemm..begitu ya. Kalau begitu biar ku pikirkan nama untukmu" Wuli mengetuk - ngetuk dagunya dengan ujung jarinya dan berpikir keras. Kemudian dia tiba - tiba menepuk kepalanya.
"Aku tahu, kita sebut namamu Wicagha, hem ya Wicagha dari Wicara dan Agha itu berarti bicara bersih, ehmm kurang lebih seperti itu." Wuli terlihat bangga dengan nama itu.
makhluk kecil itu mengernyit dan seakan tidak puas tapi melihat antusiasme Wuli akhirnya menyerah.
"Bagus, Wicagha kita berteman sekarang" tanpa menunggu tanggapan makhluk kecil itu Wuli langsung membekapnya dalam pelukannya dan menciumnya, sangat gemas.
Makhluk itu terpana sesaat dan kemudian melihat Wuli dengan takjub, apa yang barusan gadis ini lakukan, dia menciumnya, hei dia adalah binatang super jenis jantan dan gadis ini menciumnya tanpa ragu, apa yang dipikirkan gadis ini. Tapi dia tidak keberatan sama sekali, itu tidak akan rugi. Wuli tidak tahu apa yang ada dikepala makhluk kecil itu, hanya tahu bahwa binatang kecil itu menyenangkan untuk dipeluk.
"Baik, kau tahu tempat apa ini, bisakah kau mengajakku berkeliling dan bagaimana kita akan keluar dari sini?"
Wicagha langsung turun dari pelukan Wuli dan berlari ke arah tertentu, Wuli langsung mengejarnya, menuju arah Wicagha pergi. Setelah beberapa putaran Wicagha berhenti di atas sebuah batu besar.
Memberi isyarat kepada Wuli untuk datang, setelah melihat - lihat Wuli pu mendekat dan akan meraih Wicagha ketika Wuli lengah Wicagha menggigit jari Wuli yang terulur, dengan tak percaya dan terkejut Wuli menjerit, "Apa yang kau lakukan?" tanpa menunggu jawaban keluar Wuli seperti tenggelam dalam kegelapan.