" Jangan banyak bicara dengannya, rebut saja langsung!" suara kasar dan kejam seorang dari beberapa orang itu terdengar tidak sabar.
"Benar!" seseorang lagi menimpali.
Beberapa orang sudah siap memulai serangan, sepertinya mereka tidak yakin akan bisa mengalahkan Kakek Abu - abu seorang diri sehingga memainkan kelompok.
Kakek Abu - abu berusaha untuk mengulur waktu sementara dia mencoba terbaik untuk melindungi keberadaan cucunya, Wuli. " Apakah kalian hanya berani main keroyok, dasar sampah!" Kakek abu - abu benar - benar meremehkan keberanian mereka. Namun ada satu orang yang dikhawatirkan Kakek Abu - abu, itu adalah orang dengan temperamen paling dingin dari lainnya. Dia memiliki ilmu kanuragan yang paling tinggi di antara orang - orang ini. Ya, kakek tahu siapa orang ini dialah yang berhasil menemukan 'benda itu' di sini.
"Apa pedulimu jika kami main keroyok, lebih cepat lebih baik untuk menyelesaikan dirimu Surawa. Alangkah bagusnya jika kau mau bekerja sama, akan kami pertimbangkan untuk membunuhmu dengan tubuh utuh, bagaimana?" seorang pria dengan rambut semrawut berkata dengan sombong.
"Hanya menghadapi kalian tidak sulit, aku tidak gentar!"
"Kalian bisa maju sekaligus, biar kuberantas sekalian jadi bubur penyubur taman bungaku". Mulut kakek juga bisa beracun.
Beberapa orang itu menahan amarahnya hingga wajahnya memerah hingga gelap. Seorang dari mereka tidak tahan dan langsung maju melakukan serangan. Sebilah kapak dengan bilah tajam dan bersinar di bawah sinar matahari sungguh menyilaukan, suasananya suram, terlihat bahwa senjata itu telah memakan banyak korban. Aura pembunuh yang kuat memancar dari kapak itu, itu adalah Kapak Tengkorak yang terkenal telah membunuh ratusan pria kuat di dunia persilatan. Tidak diketahui dari mana sumbernya, dikatakan bahwa kapak itu hilang ketika terlibat dalam perang antara dua kerajaan kecil. Ternyata senjata pembunuh itu ada ditangan orangg - orang ini, dia adalah Giricara. Orangnya tidak tinggi, badan besar dan dengan kumir tebal, matanya terlihat galak dan suram. Seperti menerima pengaruh kejahatan.
Serangan kapak sangat cepat, gerakan itu sangat membunuh, tapi kemampuan Kakek Surawa sangat tinggi, responnya cepat dan sangat gesit, serangan itu dengan mudah dihindari bahkan memberikan pukulan kembali kepada Giricara wajah sisi kanannya bengkak oleh pukulan kakek Surawa dan beberapa giginya tanggal dengan mengeluarkan darah, oh pantas! Giricara tidak berharap Kakek Surawa akan dapat menangkis serangan Kapak Tengkorak, karena senjata ini sudah sangat kuat dan penuh dengan aura pembunuh dari jiwa - jiwa yang telah menjadi korbannya. Dengan itu saja sudah bisa menjelaskan ilmu yang dimiliki kakek Surawa sangat tinggi. Namun ini tidak menyurutkan niat Giricara, dia terus melakukan serangan balasan kepada kakek Surawa dan hasilnya Giricara dapat pukulan fatal dan jatuh tersungkur di bidang rumput dengan membuat lubang besar di tanah. Penampilan yang tidak karuan darinya seperti orang yang kehabisan nafas kapan saja.
Pria yang dingin itu mengernyit melihat pemandangan ini, dasar sampah tidak berguna, batinnya. Bagaimana bisa ada pengikut yang bodoh seperti itu dan tidak berguna. Dengan isyarat matanya dia memerintahkan beberapa orang lagi untuk maju menyerang.
Kali ini serangan dilakukan berkelompok, ada empat orang total, masing - masing dengan senjata pedang, mereka adalah ahli pedang yang dilatih oleh pria dingin itu, sementara empat orang menyerang kakek Surawa dengan sengit, pria dingin itu hanya menonton kesenangan di pinggir lapangan di belakangnya berdiri pria berbaju merah gelap yang sepertinya pengawal pribadinya.
Jadi ada tujuh orang yang kali ini datang untuk berurusan dengan kakek Surawa, dengan empat orang maju bersama beban kakek Surawa lebih besar untuk melawan daripada melawan Giricara sendiri.
Sementara meladeni serangan empat orang, kakek Surawa mengaktifkan mekanisme Bukit Tersembunyi. Kakek khawatir bila Wuli kembali saat ini akan berhadapan dengan orang - orang ini, dan itu akan sangat berbahaya untuknya. Pertempuran saat ini sangat sengit namun kakek Surawa masih di atas angin, empat orang sudah kewalahan menghadapi jurus - jurus kakek Surawa.
"Sudah sekian lama kau masih memiliki kemampuan ini, sungguh pantas menjadi pendekar nomor satu" kata pria dingin tersebut.
" Kau akan tahu lebih banyak jika kau turun sendiri,..... Baruna!" ya orang itu dipanggil Baruna, satu - satunya petinggi di antara orang - orang yang datang. Kepribadiannya suram, sombong dan licik.
"Tidak perlu aku turun tangan sendiri untuk menghadapimu, orang tua!" kemudian dalam sekejap Baruna melempar sesuatu ke Kakek Surawa, sejenis serangga dan itu beracun.
Karena kakek Surawa masih terjerat dengan empat orang itu, gerakannya dibatasi, sesaat dia juga melihat serangga itu, seperti ulat namun memiliki tanduk dikepala dan dua kaki, tapi tubuhnya pendek, pupil matanya menyusut, dia tahu apa itu. Namun sudah terlambat untuk menghindar. Dan akhirnya dia melambaikan belati dari tangannya dan membelah serangga itu dan beberapa cairan dari makhluk itu menetes ke pergelangan tangan kakek Surawa.
"Dia tidak akan bisa melawan lagi, serang dia sekarang juga!" Baruna memerintahkan orang di belakangnya. Dengan patuh orang itu langsung menggunakan jurusnya pamungkasnya untuk menghadapi kakek Surawa. Jejak energi dalam yang gelap melesat menuju kakek Surawa. Sepanjang jalan energi dalam gelap itu lewat , tumbuhan dan makhluk hidup apapun akan berubah kering dan berubah menjadi hitam. Akhirnya remuk menjadi debu dan runtuh menjadi debu.
Merasakan krisis mendekat dengan cepat kakek Surawa mengeluarkan energi tenaga dalamnya untuk membentengi, cahaya abu - abu samar menyelimuti tubuhnya, dan energi gelap dari orang Baruna tersebut rupanya tidak dapat menembus energi tetnaga dalam kakek Surawa. Ada sedikit jeda saat pria dibelakang Baruna bertindak tersebut, dengan sedikit kedipan dimatanya dengan makna tertentu namun hanya sekilas dan kembali acuh, namun serangannya tidak berhenti sampai energi abu - abu kakek Surawa menyebar dan mendorong energi gelap itu mundur sendiri. Butuh banyak upaya dari kakek Surawa untuk mengusir energi gelap itu, dan kekuatannya mulai berkurang, energi gelap tersebut rupanya menguras energi tenaga dalamnya. Dengan tanpa pilihan lain kakek Surawa harus melakukan serangan atau dia yang terluka. Energi abu- abu kakek Surawa meluas areanya dan dengan dorongan dan paksaan kuat menyerbu orang - orang itu. Baruna tidak menyangka kakek Surawa akan memiliki tindakan seperti itu karena dia telah meremehkan lawan sedemikian rupa sehingga terlambat untuk memasang perlindungan.
Dunia sekitar meledak dengan energi yang dahsyat dan berimbas pada semua orang disana, dalam celah keadaan tersebut kakek Surawa memecah energi tenaga dalam untuk meninggalkan avatarnya menyusup ke suatu tempat dan tidak ada yang menyadarinya.