Sampai di rumah, Hazam melihat kakek dan adik perempuannya sedang di dapur. dia tidak mengganggu mereka. Hazam berjalan langsung ke kamarnya, kemudian mengganti pakaian dan bersiap untuk mulai berkultivasi. Tapi tak lama setelah Hazam masuk mode meditasi, pintu kamarnya diketuk.
"knock knock knock "
"bro, makanan sudah siap!"
Suara Putri terdengar di balik pintu kamar Hazam.
"baik!"
. . . . . . .
Beberapa saat kemudian, setelah Hazam menyelesaikan makan malamnya. Dia bergegas kembali ke kamarnya, Hazam mengambil gulungan tikar kecil dan berjalan menuju halaman.
Di bawah pohon beringin, Hazam mulai bermeditasi dan mengosongkan pikiran lagi, dengan beberapa tumpukan batu spirit di depannya, Dia mulai menjalankan teknik Absolutely Beginning Art dan berkultivasi. Tak butuh waktu lama, Tumpukan batu di depan Hazam dengan cepat berkurang hanya beberapa jam setelah Hazam memasuki mode kultivasi tumpukan sudah berkurang 1/3 dari ukuran semula.
"apa pemborosan? Dengan begitu banyak sumber daya yang dihabiskan, kalau dia menggunakan teknik lain, mungkin dia sudah beberapa kali melakukan terobosan."
gumam old Ghost setelah melihat betapa menakutkan kebutuhan sumber daya untuk teknik yang digunakan Hazam.
jam tiga pagi, Hazam berhenti kultivasi, dia melihat tumpukan debu di sisi kiri dan kanannya, semua energi batu spirit habis dilahap teknik kultivasinya.
"senior, apakah saya harus mempelajari teknik pedang sekarang? atau melanjutkan mempelajari
teknik tinju ?"
"kamu harus mempelajari teknik gerakan pertama, baru kemudian mempelajari teknik bertarung. itu juga bisa dikatakan Sebagai persyaratan dariku yang harus kamu penuhi sebelum menghadapi kekejaman dunia ini, setidaknya kamu harus sudah menguasai dasar-dasar teknik gerakan Soaring space Art, dengan begitu kamu memiliki kemungkinan lebih baik dalam menghadapi bahaya atau sejenisnya. Teknik bertarung untuk sementara bisa ditunda dulu, karena menurut saya, di dunia ini sepertinya jarang terjadi pertumpahan darah."
kemudian Hazam mulai berlatih teknik gerakan, Soaring space Art. gerakan Soaring Space Art mempunyai empat level, level pertama seseorang yang menguasai level ini bisa mempunyai kecepatan suara, level selanjutnya bisa bergerak secepat cahaya, berikutnya mampu bergerak melalui ruang dan yang terakhir bisa melintasi waktu sendiri, tapi belum pernah ada yang mencapai level terakhir, pemilik sebelumnya teknik ini hanya mencapai level ketiga.
Hazam mulai menggunakan pemahamannya untuk mempelajari teknik tersebut. setelah beberapa saat berlalu Tanpa Hazam sadari, dia sudah bergerak sana-sini di halaman tempatnya berlatih. Teknik gerakan didasari kata kecepatan, arti lain dari kecapatan adalah mempersingkat waktu, jadi semakin banyak waktu di persingkat semakin cepatlah kita bergerak. Hazam terus melanjutkan pemahamannya dengan serius.
Tanpa disadari matahari sudah bersinar dari arah timur untuk mengusik latihan Hazam, pertanda akan dimulainya hari yang baru.
Kemudian Hazam membuka matanya dan menghentikan latihannya.
"sepertinya sudah waktunya bersiap-siap ke sekolah! "
gumam Hazam, lalu dia berjalan menuju kamar mandi.
. . . . . . .
jam 7.30.
Hazam melewati gerbang sekolah, dia melihat banyak siswa melakukan percakapan kecil sesamanya.
Hazam berjalan lurus ke kelas sendiri, dia melihat joni seperti biasa sedang membual kepada yang lain.
satu hal tentang joni yang patut di acungkan jempol, hampir semua siswa di sekolah mengenalnya. dia akan bergaul dengan semua siswa, bahkan para siswa junior mengenalnya. alasannya sederhana, "aku tidak akan menjadi siswa kelas atas kalau tidak ada kelas bawah, meskipun berbeda, tapi kita saling membutuhkan, seperti dua sisi koin yang saling melengkapi." itu penjelasan joni.
Di sekolah yang 90% dihuni siswa kelas atas, tentu saja pasti akan terjadi diskriminasi, di sisi lain joni tidak pernah memikirkan itu.
Hazam berjalan terus ke arah mejanya, dia mengeluarkan android lusuhnya untuk mencari sesuatu yang menarik untuk dilihat sambil menunggu guru memasuki kelas. Kemudian Hazam memutuskan membuka web site sekolah dan melihat pengumuman dan tugas yang tidak bisa diselesaikan di beranda situs. Hazam melihat-lihat tugas itu, dia mendapati dirinya tau semua jawaban tugas tersebut. walaupun dia sadar, sejak mulai berkultivasi banyak yang berubah pada dirinya, salah satunya ketajaman otak berkali-kali lebih kuat dari orang genius di sekolah, Hazam masih cukup takjub dengan semua ini. Kemudian dia mengambil tugas acak yang ada di web sites sekolah tersebut dan menjawabnya dengan santai, setelah itu, dia meninggalkannya di sana.
. . . . . . .
Di sisi lain, administrasi situs sekolah sedang terburu-buru menuju ruang osis.
Ruang osis sangat ramai hari ini, karena banyak perwakilan klub yang eksis di sekolah berkumpul di sana, mereka mewakili semua siswa sekolah. Hazam sendiri juga termasuk anggota salah satu klub tersebut, tapi dia tidak pernah menghadiri kegiatan klub. saat ini mereka sedang membahas persiapan test masuk universitas, tapi mereka terganggu oleh tindakan administrator yang masuk tanpa izin langsung menuju tempat ketua osis, ketua osis mengerutkan alisnya dengan pandangan bertanya.
sang administrasi berbisik sesuatu kepadanya, dalam sekejap saja wajah ketua osis berubah cerah. dia kemudian melihat ke arah perwakilan klub,
"tugas olimpiade tahun lalu sudah terjawab!"
Semua orang terdiam sebentar sebelum diikuti kegemparan besar. Tapi di benak setiap orang memiliki pertanyaan yang sama, siapa yang melakukannya?
seakan mengetahui apa yang mereka pikirkan, ketua Osis itu berkata lagi,
"tugas itu di selesaikan oleh siswa kelas 3 delapan yang bernama Hazam. "
dalam sekejap wajah semua orang diganti dengan kebingungan dan keraguan. Menurut mereka tidak ada siswa jenius di kelas itu. karena kelas itu dihuni oleh siswa peringkat bawah ujian semester tiap akhir tahun.
"bagaimana mungkin ?"
salah seorang siswa berseru.
" bukankah ini siswa yang viral kemarin?"
lanjut siswa itu.
"kamu mengenal dia ?"
tanya ketua osis pada siswa tadi.
"ya"
"tolong panggil dia ke sini"
lanjut ketua osis.
Sementara itu, Hazam masih bermalas-malasan di mejanya karena guru belum masuk kelas, tapi dia di kejutkan oleh suara yang memanggil.
"siswa Hazam perintah dari ketua osis untuk menghadapnya di kantor osis !"
"hah?
Kenapa akhir-akhir ini aku terlalu sering menghadap ke sana-sini, sih?"
Hazam menoleh kearah suara itu berasal, dia melihat siswa perempuan melihat ke arahnya dengan pandangan penasaran dan rasa ingin tahu.
"kenapa? "
Tanya Hazam dengan malas.
"ada sesuatu yang ingin dikonfirmasikan dengan mu."
jawab siswa perempuan itu.
"memang siapa dia?
kenapa aku harus menghadap dia ?"
Gerutu Hazam sambil berjalan keluar menuju kantor osis. dia kesal karena diusik saat bermalas-malasan,
tapi dia masih memutuskan menurutinya. Dia berjalan mengikuti siswa perempuan itu dengan santai.
di jalan siswa itu bertanya,
"kamu tidak mengenal ketua osis? "
"tidak, kenapa? Apakah dia orang penting?"
jawab Hazam santai.
Siswa perempuan itu melihat Hazam dengan aneh, kemudian dia terus berjalan.
Samapi di kantor osis Hazam melihat banyak siswa berkumpul 'sepertinya mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang penting.'
Kemudian melihat ke arah ujung meja yang terpisah dari yang lain, dia terkejut sejenak dengan apa yang dilihat matanya, apa yang dilihat Hazam merupakan seorang siswa perempuan yang sangat dingin, angkuh, dan sombong terhadap semua lawan jenis di sekitarnya. Dia seperti bunga es yang tak pernah mencair bahkan dengan suhu tertinggi.
Setelah beberapa saat, Hazam kembali tenang seperti semula, dia melanjutkan melihat-lihat pemandangan di kantor osis.
Semua siswa melihat bagaimana Hazam bertindak meski diperhatikan banyak siswa-siswi, dia masih sangat santai dan penyendiri. Mereka menjadi semakin penasaran dengan Hazam,
"kamu yang memecahkan tugas di web site sekolah?"
tiba-tiba suara dingin ketua osis terdengar.
"siapa yang bertanya?"
bukan menjawab pertanyaan itu, Hazam malah balik bertanya dengan gaya santai.
"hah? "
jawaban Hazam malah membuat semua siswa tercengang, siapa yang tidak mengenal kecantikan es ini dan siswa mana yang berani berargumen dengannya, apalagi siswa laki-laki, sungguh orang yang berani!.
ketua osis juga terkejut sejenak dengan tingkah Hazam yang begitu santai.
dia tak pernah berpikir ada siswa yang berani berbicara dengan dia begitu ceroboh.
"aku ketua osis. "
sahut bunga es lagi.
" ya aku tau kamu ketua osis, tapi yang aku maksud siapa namamu,bukan jabatanmu."
Mendengar jawaban Hazam masih sama cerobohnya, bahkan berani menanyakan namanya dengan cara seperti ini, telah membuat Ketos sangat tidak senang, siswa lain pun ikut kesal karena kelakuan tidak sopan Hazam kepada peri fantasi mereka.
"namaku Cassandra, sekarang bisakah kamu menjawab pertanyaan ku? "
jawab Cassandra dengan suara kesal dan dingin.
"kenapa kamu bertanya apa yang sudah kamu tau jawabannya?"
Melihat Hazam masih juga kasar dengan wanita impian mereka, semua siswa laki laki menatap Hazam dengan pandangan mengancam.
Cassandra juga sangat marah karena kurangnya kesopanan Hazam terhadapnya, suaranya menjadi semakin dingin saat dia bertanya lagi.
"bisakah kamu membuktikannya?"
"kenapa aku harus
membuktikannya ?
apa untungnya bagiku?"
"kamu akan mendapatkan hadiah cek senilai sepuluh juta dari pihak sekolah. "
Potong siswa lain.
"oh!
kenapa tidak ada pemberitahuan soal hadiahnya?"
"Karena pihak sekolah tidak mengharapkan ada yang cukup beruntung untuk mampu menjawab tugas tersebut.
Sekarang bisakah kamu membuktikan kalau kamu orang yang menjawab itu ?"
"karena pihak sekolah tau hanya keberuntungan yang mampu menjawab tugas itu jadi kenapa aku harus membuktikannya. aku cuma beruntung bisa menjawab tugas kurasa, jadi bisakah aku mengambil hadiahnya sekarang ?
tanya Hazam.
"kamu. . . . .
Siswa itupun juga ikutan kesal dengan tingkah Hazam.
Hazam bukannya tidak mau membuktikan, dia hanya saja tidak mau menjadi sorotan semua siswa yang lain. makanya dia terlalu malas untuk memperjelasnya.
Dia dengan sengaja bertindak menyebalkan dari tadi.
"kamu tidak akan mendapat hadiah bila kamu tidak membuktikan jawaban tersebut."
tiba-tiba seorang siswa laki-laki berkata. Hazam jadi kesal mendengar itu, dia langsung berbalik untuk pergi, tapi langkah Hazam di hentikan oleh suara dingin Cassandra.
"serahkan saja hadiahnya! biar aku yang berurusan dengannya nanti."
Siswa lain hanya bisa menelan semua yang ingin dikatakan karena perintah Cassandra. Hazam menerima cek tersebut dengan tersenyum sambil bergurau
"terima kasih dengan hadiahnya balok es!"
Kemudian dia bebalik pergi dengan cepat menghilang dari pandangan para anggota osis. Mendengar gurauan Hazam, Cassandra menjadi sangat dingin. dia tidak marah dengan kata-kata Hazam, tapi dia marah karena Hazam berani bercanda dengannya.