Siul . . . . Siul . . . . Siul
Setelah pulang sekolah, Hazam berjalan dengan santai sambil bersiul ke arah tempat kerjanya, dia cukup senang hari ini karena mendapatkan uang secara cuma-cuma.
"hmm? "
Hazam mengerutkan kening, dia melihat ada tiga orang mengikuti di belakangnya. dia mengenali salah satunya, yang memakai masker, ketua osis sekolah, Cassandra. Hazam sangat tidak senang tindakan Cassandra yang sekarang.
'apa yang salah dengan perempuan ini? Apakah dia kurang kerjaan?'
gumam Hazam.
kemudian Hazam melanjutkan berjalan, dia mengarahkan mereka ke arah gang yang sepi.
Beberapa saat Kemudian Hazam berhenti, dia berbalik melihat ke arah mereka bertiga dengan senyum main-main.
"mau istirahat dulu? atau langsung ke tempat kerjaku ?"
Melihat tindakan Hazam, mereka menyadari, kalau mereka sudah ketahuan, mereka jadi lebih waspada. orang-orang itu tidak menanggapi ejekan Hazam, malah melihat kearah yang memakai masker yaitu Cassandra.
Cassandra juga tidak menduga kalau Hazam bisa tau sedang diikuti, dia juga sedikit terkejut melihat Hazam berbalik. Cassandra berpikir mungkin karena dirinya yang tidak berpengalaman dalam melacak seseorang makanya Hazam tahu kalau sedang diikuti, kemudian dia memerintahkan pengawalnya untuk mengintimidasi Hazam. kedua pengawal itu berjalan kearah Hazam dengan melepaskan aura pembunuh mereka.
"bocah, lebih baik kamu mengingat ini, jangan pernah bersikap tidak sopan kepada nyonya kami! bila kamu melihat dia maka kamu harus menghindari dan melawati jalan lain! ini peringatan pertama dan terakhir. ingat itu!
kalau tidak kamu akan melihat neraka di bumi."
Melihat Hazam terkejut dan hening dengan intimidasi dan aura pembunuhan mereka, pengawal itu berpikir kalau Hazam sudah terpengaruh dengan tindakan mereka, mereka berbalik berjalan ke tempat semula, dan menunggu perintah Cassandra berikutnya.
Di sisi lain, orang-orang Cassandra tidak tau kalau Hazam sedang mendengar arahan hantu tua, tentang cara seorang bisa mendapatkan aura pembunuhan. Sebelumnya dia hampir saja ketakutan, untung hantu tua membangunkan dirinya, kalau tidak dia mungkin masih terjebak dalam ilusi pembantaian yang dipicu oleh aura pembunuhan pengawal Cassandra.
Dia baru saja mengerti setelah itu, seseorang bisa memiliki aura pembunuhan tergantung berapa banyak mereka membunuh, membunuh beberapa orang, hanya membentuk paling rendah aura pembunuhan, semakin banyak seseorang membunuh, semakin menakutkan pula aura pembunuh mereka. Melihat aura pembunuhan pengawal tadi, Hazam tahu kalau mereka sudah membunuh paling tidak puluhan orang, dia cukup terkejut mengetahui ini. apakah mereka mantan tentara atau pembunuh bayaran? Hazam penasaran dengan ini.
"kalian sepertinya telah membunuh cukup banyak untuk memiliki aura pembunuhan sedemikian rupa? "
"apakah kalian mantan tentara atau
pembunuh bayaran? "
Mendengar pertanyaan Hazam, para pengawal menjadi terkejut, mereka tidak pernah berpikir seorang siswa bisa tetap santai melihat aura mereka. Mereka bahkan jadi lebih yakin dengan penilaian sebelumnya.
Mereka tahu sepertinya mereka berhadapan bukan dengan orang biasa, mereka langsung meningkatkan kewaspadaan lagi. Melihat tingkah mereka, Hazam berkata sambil tersenyum santai.
"hei hei, jangan jadi bermusuhan begitu, aku kan cuma bertanya, bukan seolah-olah aku merugikan kalian. "
Cassandra juga terkejut melihat Hazam masih sangat santai dengan situasi ini. dia perlahan mulai mengubah penilaiannya terhadap Hazam dan menjadi lebih segan. kemudian dia berkata kepada Hazam.
"sepertinya kamu bukan orang biasa?
Bahkan setelah melihat aura pembunuhan, kamu masih sangat santai. "
"apakah kamu bagian dari underground atau murid salah satu dari mereka ?"
dengan pandangan menyelidik, Cassandra ingin melihat apakah jawaban yang diberikan Hazam benar atau tidak.
"sepertinya kamu cukup akrab dengan dunia underground, ya ?"
Hazam malah balik bertanya kepada Cassandra.
"kamu belum menjawab
pertanyaanku."
jawab Cassandra dengan dingin.
"kenapa harus?"
tanya Hazam, kemudian melanjutkan.
"apakah aku bawahanmu? bekerja untukmu? "
Mendengar ejekan Hazam, Cassandra cukup kesal, tapi tidak seperti sebelumnya. Cassandra tidak pernah melihat seorang yang sebaya dengannya berani tidak menghormati dirinya sama sekali, bahkan bisa dikatakan sangat menyebalkan. Dia adalah Cassandra, bahkan seorang pria yang lebih tua darinya harus tunduk di hadapannya, dia sangat bangga dengan kecantikan dan jiwa bangsawan bak seorang ratu yang dimilikinya. Walaupun ada beberapa orang yang tidak takut padanya, tapi mereka tidak berani tidak sopan dengannya. Oleh karena itu dia sangat kesal dan marah dengan ejekan Hazam. Tapi dia juga merasakan perasaan baru dan aneh, terasa asing.
"baiklah, baiklah, jangan terlalu marah begitu, malah menutupi kecantikan kamu. cobalah banyak tersenyum, siapa tau mungkin kamu bisa jadi salah satu wanitaku nanti. "
"he he he he. . . ."
Cassandra menjadi lebih marah, mukanya merah matanya berkilau dengan cahaya dingin, tapi dia mencoba mengendalikan kemarahannya. Beberapa saat kemudian dia kembali tenang dan dingin seperti biasa, kemudian Cassandra melihat kearah pengawalnya dan berpikir sejenak sebelum memerintahkan mereka.
"patahkan salah satu tangannya, dan bayar dia biaya pengobatan, biarkan dia tau akibat dari
bermulut tajam."
setelah memerintahkan mereka Cassandra berjalan ke dinding dan bersandar di sana menunggu pertunjukan terjadi. Kedua penjaga berjalan ke arah Hazam lagi sambil melepaskan semua aura pembunuhan, mereka dengan cepat mengelilingi Hazam.
Namun apa yang terjadi selanjutnya di luar perkiraan Cassandra, apa yang dia harapkan tidak terjadi. Dia melihat para pengawal hanya berdiri di sisi Hazam tanpa bergerak seperti membatu, seolah mereka telah menjadi patung.
Di sisi lain, Para pengawal bukan tak mau bergerak, tapi mereka tidak bisa bergerak, bahkan sedikitpun susah untuk berpindah dari tempat mereka berdiri karena tekanan yang mereka tanggung seperti beban yang seberat gunung di pundak mereka.
Melihat tingkah pengawalnya, Cassandra tau kalau ada yang tidak beres, dia kemudian memerintahkan mereka untuk benar-benar serius. menanggapi perintah itu, para penjaga juga berusaha sekuat tenaga sebelum mereka hanya mampu menggerakkan tangannya, tapi Hazam sudah menambah lagi tekanannya, memaksa penjaga berlutut. Tekanan yang dikeluarkan Hazam, bahkan memengaruhi area yang lebih besar, Bahkan Cassandra yang jaraknya puluhan meter dari Hazam tidak bisa bergerak. Cassandra merasa seperti ada beban yang menekan langsung dalam jiwanya. Dia belum pernah merasakan ini selama hidupnya, bahkan pengawal ibunya saja yang lebih kuat tidak bisa membuatnya terintimidasi. dia melihat Hazam dengan mata terbuka lebar dan penuh keraguan dengan bertanya-tanya dalam hatinya 'siapa sebenarnya dia?'
"karena kamu memiliki keberanian dan bertanggung jawab, maka Aku akan mengampuni kalian bertiga, dan sebagai imbalan hadiah yang kamu berikan, Aku akan menjawab semua pertanyaanmu tadi.
Aku bukan bagian dari underground dan bukan salah satu dari murid orang-orang tersebut, tapi Aku akan menjadi bagian dari underground itu suatu hari nanti. "
kemudian Hazam melanjutkan,
"sebagai hukuman karena kalian telah melihat kekuatan ku, maka terimalah ini.
Kemudian Hazam menjentikan jarinya yang memperlihatkan satu untaian putih kecil yang terbelah dua menuju jantung kedua penjaga Cassandra.
"ini sebenarnya bukan hukuman tapi seperti bom kecil di jantung kamu. itu tidak akan membunuhmu selama tidak aku perintahkan, dan akan bertahan selama satu tahun, kemudian itu akan hilang."
Mereka melihat bagaimana Hazam mengeluarkan cahaya dari tangannya. mereka berpikir kalau Hazam salah satu mutan yang ada di dunia ini. sementara Cassandra sudah mulai ketakutan melihat kekuatan Hazam, dia belum pernah melihat apa yang terjadi hari ini selain di film fiksi dan acara-acara sulap, jadi bagaimana mungkin dia tidak takut?
kemudian Hazam berjalan kearah Cassandra yang masih terkejut dan tidak bisa bergerak karena tekanan, Hazam berdiri di depan Cassandra dan bertanya.
"apa yang harus aku lakukan kepadamu? aku tidak pernah merusak bunga, apa lagi bunga es yang indah dan cantik sepertimu. "
kemudian Hazam mengangkat dagu Cassandra dan melihat wajahnya lebih dekat.
"sungguh wajah yang sempurna!"
gumam Hazam, dia melihat langsung ke matanya Cassandra, Hazam melihat rasa takut dan marah di mata indah itu, tapi Hazam mengabaikannya.
"mata yang cantik."
kemudian Hazam mendekatkan bibirnya ke bibir merah Cassandra dan langsung menciumnya. mata Cassandra terbuka lebar, dia tertangkap tidak siap dengan serangan tiba-tiba Hazam, tidak pernah dia berpikir Hazam akan menciumnya, matanya berganti antara kebingungan dan kemarahan.
Hazam yang keasyikan menghisap bibir manis Cassandra dia mencoba memasukan lidahnya ke mulut Cassandra, kemudian kedua lidah anak manusia ini saling bertemu sebentar, Sebelum diikuti oleh kutukan yang keluar dari mulut Hazam.
"sial, kenapa kamu menggigit ku?"
"hmmm!"
Cassandra mendengus dengan marah sebagai jawaban, mukanya masih memerah.
"apa?
jangan bilang kamu marah karena aku mencium mu ?
kamu juga menikmatinya kan ?"
Pertanyaan Hazam malah lebih membuat wajah Cassandra bertambah merah dan malu.
"cewek sial, dapat win to win tapi masih tidak bersyukur, belum lagi itu sebagai bayaran karena perintah kejamnya."
gumam Hazam.
Cassandra menggertakan giginya dengan keras, melihat Hazam dengan mengancam dan juga rasa malu.
Hazam kemudian berjalan ke arah pengawal tadi dan merampok mereka dan mengambil semua uang di dompet mereka.
"pergilah!"
Kemudian Hazam menarik kembali medan kekuatannya, dia dengan kesal berjalan ke tempatnya bekerja, para pengawal melihat punggung Hazam. Mereka tidak memiliki keberanian untuk menyerang Hazam dari belakang, tapi tiba-tiba mereka melihat Cassandra yang berlari ke arah Hazam dan siap melakukan serangan menyelinap, mereka juga mengikuti di belakang berusaha menghentikan tindakan Cassandra tapi sudah terlambat, mereka melihat Cassandra melayangkan telapak tangan lembutnya pada Hazam,
Tapi dengan mudah di tangkap Hazam. Cassandra berusaha melawan tapi dia tak bisa melepaskan jepitan tangan Hazam dari tangannya, sehingga memaksa keseimbangannya goyah dan jatuh ke pelukan Hazam. Cassandra menjadi lebih malu dan marah, dia terus melakukan perlawanan di pelukan Hazam.
Hazam tak mau menyakiti perempuan yang cantik, apalagi perempuan yang memberinya ciuman pertama, jadi dia hanya memaksanya tidur dengan cara menekan jarinya kearah belakang leher putih Cassandra yang masih bersandar di dada bidang Hazam.
kemudian Hazam melihat ke arah penjaga Cassandra dan berkata.
"ambil nyonyamu dan bawalah dia pergi dari sini.
dan satu lagi jangan mengungkit masalah ini kepada yang lain kalau tidak kalian akan mati dengan menyedihkan."
kemudian Hazam meremas jari tangannya, para pennjaga yang baru saja menggendong Cassandra, mereka hampir menjatuhkannya, karena mereka batuk dengan mulut penuh darah akibat sentilan jari Hazam.
"ini adalah contoh kecil, oh ya, jangan lupa kamu juga harus mengontrol mulut nyonya kalian. "
kemudian Hazam melanjutkan ke tempat tujuannya.